Dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) psikis pada anak bisa sangat merusak, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Berikut adalah beberapa dampak yang sering terjadi akibat kekerasan psikis pada anak:
Gangguan Emosional
Anak yang mengalami KDRT psikis sering kali merasa cemas, takut, dan tertekan. Mereka bisa mengalami perasaan tidak aman, stres kronis, dan kesulitan mengatur emosi. Rasa cemas ini bisa terus berlanjut hingga dewasa.
Kehilangan Kepercayaan Diri
Penghinaan dan kritik yang terus-menerus dapat merusak rasa harga diri anak. Mereka mungkin merasa tidak cukup baik, tidak dicintai, atau tidak berharga, yang berdampak pada kepercayaan diri mereka di masa depan.
Gangguan Perilaku
Anak yang terpapar kekerasan psikis cenderung menunjukkan perilaku agresif, menjadi lebih menarik diri, atau menunjukkan perilaku melawan yang tidak terkendali. Mereka bisa mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-temannya atau bahkan dengan orangtua mereka.
Kesulitan dalam Menjalin Hubungan
Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh ketegangan emosional atau kekerasan verbal mungkin memiliki masalah dalam menjalin hubungan yang sehat. Mereka bisa memiliki ketakutan terhadap kedekatan emosional dan kesulitan mempercayai orang lain.
Gangguan Kesehatan Mental
Paparan terhadap KDRT psikis dapat meningkatkan risiko gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Anak bisa merasa terjebak dalam perasaan tidak ada jalan keluar atau ketidakberdayaan.
Masalah Akademis
Stres dan kecemasan yang ditimbulkan oleh kekerasan emosional bisa mengganggu konsentrasi anak, sehingga memengaruhi kinerja akademis mereka. Mereka mungkin merasa tidak mampu untuk fokus di sekolah dan mengalami penurunan prestasi belajar.
Perilaku Peniruan
Anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan kekerasan psikis mungkin meniru perilaku tersebut dalam hubungan mereka sendiri, baik di masa kecil maupun saat mereka dewasa. Mereka mungkin belajar untuk menggunakan manipulasi emosional atau penghinaan dalam interaksi mereka dengan orang lain.
Kecenderungan untuk Mengalami/Melakukan Kekerasan di Masa Depan
Anak yang menjadi korban kekerasan psikis bisa berisiko lebih tinggi untuk menjadi pelaku atau korban kekerasan dalam hubungan mereka saat dewasa. Pola-pola kekerasan ini bisa terbawa dan terulang dalam hubungan di masa depan.