Ini Efek Negatif Pada Anak yang Mempelajari Bahasa Asing Terlalu Dini

Banyak efek positifnya, tapi ada juga negatifnya

12 Oktober 2018

Ini Efek Negatif Anak Mempelajari Bahasa Asing Terlalu Dini
Pixabay/Libellule789

Mengajari anak untuk menguasai bahasa kedua atau bahasa asing sejak dini mungkin terlihat keren.

Namun, memaksa anak untuk mempelajarinya disaat kemampuan bahasa pertamanya (dalam hal ini Bahasa Indonesia) belum lancar akan menimbulkan efek negatif bagi perkembangan bahasanya.

Sejumlah pakar dan psikolog mengemukakan bahwa bilingual menjadi salah satu indikator terjadinya keterlambatan bicara (speech delay) pada anak.

Hal ini dikarenakan penetrasi dua bahasa sekaligus membuat anak menjadi bingung, terlebih jika kemampuan bahasa yang ia miliki tidak sama atau tidak digunakan oleh orang-orang disekitarnya.

Misalnya, anak terbiasa berbicara bahasa Inggris di rumah, sementara di lingkungan pertemanan atau lingkungan sekolahnya menggunakan bahasa Indonesia.

Kondisi inilah yang menyebabkan anak mengalami kemunduran bahasa.

Selain keterlambatan bicara, berikut ini adalah beberapa dampak negatif yang mungkin akan dialami oleh si Kecil yang mempelajari bahasa kedua sejak dini.

1. Speech delay

1. Speech delay
Pixabay/PublicDomainPictures

Balita rentan mengalami kebingungan ketika ia mendapatkan pengenalan bahasa kedua atau bahasa asing disaat kemampuan bahasa ibunya belum sempurna.

Pada fase ini, anak menjadi bingung memilih bahasa mana yang seharusnya ia gunakan dalam percakapan sehari-hari.

Kebingungan inilah yang memicu terjadinya keterlambatan bicara (speech delay), terutama pada usia batita.

2. Kemunduran bahasa

2. Kemunduran bahasa
Pixabay/Geralt

Menurut Professor Psikologi Erika Hoff dalam bukunya yang berjudul ‘Language development’, mempelajari lebih dari satu bahasa secara bersamaan akan membatasi jumlah kata yang dapat dipelajari oleh anak dalam waktu yang ditentukan.

Misalnya, jumlah kosakata yang seharusnya dipelajari balita dalam sebulan mencapai 20 kata, namun dengan adanya bahasa asing maka porsi kosakata bahasa pertamanya akan terbagi.

10 kata bahasa ibu dan 10 kata bahasa asing. Hal inilah yang menyebabkan terlambatnya anak dalam menguasai kosakata baru.

3. Stress

3. Stress
Pixabay/PublicDomainPictures

Pernahkah Mama mendapati anak mama tiba-tiba menjadi pendiam padahal sebelumnya ia sudah mulai bisa berbicara?

Kalau iya, kemungkinan anak mama mengalami fase diam. Menguasai lebih dari satu bahasa sekaligus berpotensi menyebabkan stress pada anak.

Mempelajari lebih dari satu bahasa bukanlah sesuatu yang buruk, mengingat pentingnya menguasai bahasa asing di era milenial saat ini. Bahasa asing seperti bahasa Inggris atau Mandarin bahkan mulai diperkenalkan sejak TK atau SD.

Hanya saja Mama harus benar-benar memahami konsekuensi dari menggunakan lebih dari satu bahasa agar penerapannya memberi dampak positif bagi anak, bukan sebaliknya.

Sebaiknya tunggu hingga anak mampu menguasai bahasa ibu dengan maksimal dan jangan pernah memaksanya untuk mempelajari bahasa asing.

Pasalnya, anak memerlukan waktu untuk penyesuaian diri yang mungkin dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya, baik secara bahasa, emosi, sosial ataupun kognitifnya.

Ketika anak sudah mampu berkomunikasi dengan baik dan siap menerima materi bahasa baru, ia akan dengan mudah mempelajari bahasa asing tanpa bingung harus menggunakan bahasa yang mana untuk percakapan sehari-hari.  

The Latest