7 Cara Bijak dan Benar Atasi Anak Tantrum, Coba Lakukan Ini Ma!

Anak tantrum bikin pusing, lakukan ini sebagai cara Mama menghadapi dan mengatasi anak rewel

10 November 2022

7 Cara Bijak Benar Atasi Anak Tantrum, Coba Lakukan Ini Ma
Freepik/bearfotos

Istilah “tantrum” sudah familiar di telinga Mama milenial. Namun, untuk Mama generasi kolot nampaknya belum mengetahui dan mengerti arti dari kata “tantrum”.

Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana menyampaikan anak tantrum adalah sebuah ekspresi emosi dari anak. Namun karena keterbatasan komunikasi maka anak hanya bisa dan yang paling mudah dilakukan si Kecil adalah menangis.

“Singkatnya, tantrum adalah anak mengamuk. Hal ini wajar terjadi pada anak dan akan hilang seiring bertambahnya usia. Situasi seperti ini biasanya mulai muncul pada anak umur 1,5 tahun hingga menjelang 6 tahun,” tambahnya pada bincang wicara (talk show) Indonesia International Book Fair 2022 yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center pada Rabu, 9 November 2022.

Ketika anak tantrum sebenarnya ia sedang mencari perhatian kepada Mama dan Papa ataupun orang-orang di sekitar. Sayangnya, sebagai orangtua tidak tahu kapan anak akan tantrum. Sangat menyebalkan dan memalukan jika anak mengalami tantrum di tempat umum.

Aksi si Kecil menangis hingga berteriak-teriak lantas menjadi “tontonan.” Rasanya ingin menutup wajah saja karena malu menjadi pusat perhatian.

Popmama.com memberikan ulasan dari Vera Itabiliana yang membagikan cara bijak dan benar atasi anak tantrum.

Simak dan semoga bisa membantu meredakan anak tantrum ya Ma.

1. Sadari emosi anak dan jangan ikut terbawa emosi

1. Sadari emosi anak jangan ikut terbawa emosi
Freepik/cookie_studio

Vera Itabiliana mengibaratkan ketika anak tantrum diibaratkan sebagai pusaran yang ada di dalam angin puting beliung. Artinya, emosi anak sedang kacau.

“Saat kondisi anak tantrum maka yang dibutuhkan oleh anak adalah orangtua atau orang lain yang mempunyai level emosi yang lebih stabil atau lebih tenang,” tambah Vera.

Jadi untuk menghadapi anak tantrum, Mama harus menyadari emosi diri sendiri. Jangan sampai terbawa dan larut dalam emosi anak. Ketenangan jadi kunci untuk meredam anak yang rewel

2. Cari tahu dan pahami penyebab anak tantrum

2. Cari tahu pahami penyebab anak tantrum
Freepik/drobotdean

Setelah menyadari bahwa Mama yakin tidak terbawa emosi, tahap selanjutnya Mama harus bisa mengidentifikasi penyebab si Kecil tantrum. Menurut Vera Itabiliana, penyebab anak tantrum bermacam-macam.

Sebagian besar alasan utama balita tantrum adalah lelah, lapar, haus, ataupun Mama telat memberi makanan. Selain itu, anak tantrum juga bisa disebabkan karena si Kecil menginginkan sesuatu tetapi tidak tercapai atau tidak dikabulkan oleh orangtua.

Lingkungan yang tidak sesuai dengan anak juga bisa memicu anak menjadi rewel

Editors' Pick

3. Tunggu sampai anak tenang dulu dan bantu dia untuk mengomunikasikan apa yang ia rasakan

3. Tunggu sampai anak tenang dulu bantu dia mengomunikasikan apa ia rasakan
Freepik/cookie_studio

Apabila anak tidak kunjung tenang, Mama tidak perlu panik dan ikut emosi. Biarkan anak sendiri. Jika sedang berada di keramaian atau mal, Mama bisa membawa anak ke tempat yang agak sepi.

Atau Mama bisa balik kanan (membelakangi anak) untuk memberikan ruang dan waktu si Kecil meluapkan emosinya. Namun pastikan terlebih dahulu bahwa anak tantrum dalam kondisi aman. Artinya anak tidak melempar barang atau membanting benda yang membahayakan.

Mama juga bisa memeluk anak untuk meredakan emosinya. Setelah cukup tenang, Mama bisa mulai menanyakan apa yang si Kecil rasakan.

4. Tunjukkan Mama merasakan hal yang sama dengan anak

4. Tunjukkan Mama merasakan hal sama anak
Freepik/shurkin_son

Ajak bicara anak untuk mengetahui apa yang si Kecil rasakan. Ketika Mama mengajak berbicara anak, jangan menggunakan nada marah. Berkomunikasilah secara tenang dan tanyakan pelan-pelan. Tujuannya agar si Kecil tidak menangis karena nada bicara Mama seperti orang marah.

Selain menggunakan suara halus dan pelan, Mama juga harus menunjukkan perasaan yang sama dengan si Kecil. Utarakan pula alasan Mama tidak melakukan apa yang dikehendaki anak. Misalnya berkata seperti ini:

"Kamu kesal ya nak karena tidak dibelikan mainan. Mama juga kalau jadi kamu juga kesal. Tapi Mama tidak membelikan mainan baru karena kamu sudah punya banyak mainan seperti itu di rumah.

5. Tetap berkegiatan sebagai antisipasi selama menunggu pesanan

5. Tetap berkegiatan sebagai antisipasi selama menunggu pesanan
Freepik/jcomp

Mama juga perlu melakukan antisipasi agar anak tidak tantrum. Caranya adalah dengan membawa beberapa mainan atau buku. Benda tersebut Mama berikan kepada si Kecil saat Mam sedang menunggu. Jadi usahakan anak tetap berkegiatan saat menunggu.

Selain itu, pilih restoran yang tidak terlalu lama ketika menyajikan pesanan makanan. Kegiatan menunggu akan membuat anak bosan dan memicunya menjadi rewel. 

6. Ajarkan kata "Marah" untuk membantu Mama mengetahui bahwa anak sedang tantrum

6. Ajarkan kata "Marah" membantu Mama mengetahui bahwa anak sedang tantrum
Freepik

Selain mengajarkan untuk mengatakan “Mama” dan “Papa”, menurut Vera Itabiliana, sangat penting untuk mengajarkan anak kata “marah.” Ketika anak sudah bisa mengucapkan kata “marah” akan lebih mudah bagi orangtua untuk mengetahui perasaan si Kecil.

Jadi ketika anak sudah mengatakan “marah”, Mama dapat mengambil langkah untuk mencegah anak tidak rewel lebih parah. Ini adalah cara lain untuk mengekspresikan emosinya.

7. Bacakan buku cerita untuk menanamkan perilaku baik

7. Bacakan buku cerita menanamkan perilaku baik
Freepik/tirachardz

Buku memang mempunyai segudang manfaat bagi si Kecil. Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan, membacakan buku-buku cerita juga bisa jadi solusi untuk mengatasi tantrum pada anak.

Dengan membacakan buku akan tertanam perilaku-perilaku baik yang harapannya bisa tertanam pada anak. Mama dan Papa bisa membacakan buku yang mengisahkan perilaku terpuji sebagai dongeng pengantar tidur.

Demikian ulasan Popmama.com mengenai cara bijak dan benar atasi anak tantrum. Cara-cara tersebut harus dilakukan berulang-ulang atau konsisten. Jika Mama belum berhasil meredakan tantrum, jangan berkecil hati. Teruslah belajar dalam menghadapi anak tantrum. Semangat ya Ma.

Baca Juga:

The Latest