Sembelit, atau dalam istilah medis disebut konstipasi, adalah kondisi ketika seseorang termasuk bayi mengalami kesulitan buang air besar (BAB).
Biasanya, sembelit ditandai dengan frekuensi BAB yang jarang (kurang dari tiga kali dalam seminggu) dan tinja yang keluar terasa keras, kering, serta sulit dikeluarkan. Kondisi ini bisa membuat anak merasa tidak nyaman, rewel, atau bahkan kesakitan saat BAB.
Sembelit bisa menyebabkan anak merasa tidak nyaman, sakit perut, bahkan menurunkan nafsu makan. Jika dibiarkan, sembelit yang berlangsung lama bisa menyebabkan komplikasi seperti luka di anus (fisura ani), prolaps rektum, atau kebocoran feses.
Sembelit pada anak bisa dikenali dari beberapa tanda yang cukup jelas terlihat dan dirasakan. Anak yang mengalami sembelit biasanya memiliki frekuensi buang air besar yang berkurang, yaitu kurang dari tiga kali dalam seminggu.
Saat BAB, anak sering mengejan dengan keras karena feses yang keluar keras dan kering, sehingga menimbulkan rasa nyeri. Anak juga bisa menunjukkan perilaku menahan BAB, seperti menyilangkan kaki, memegangi perut, atau tampak tegang dan enggan ke kamar mandi.
Selain itu, anak mungkin mengeluh sakit perut atau kram, menjadi lebih rewel, tidak mau makan, dan terlihat tidak nyaman. Kadang-kadang, ada juga keluarnya kotoran kecil-kecil seperti kacang atau gumpalan besar yang sulit dikeluarkan.
Pada anak yang belum bisa bicara dengan lancar, Mama bisa mengenali sembelit dari ekspresi wajah kesakitan, sering menangis, atau meringkuk sambil menggosok perutnya. Jika anak sudah bisa berbicara, biasanya ia akan mengungkapkan rasa sakit atau ketidaknyamanan saat BAB.