Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Balita Belajar dari Apa yang Mereka Lihat! Ketahui Faktanya
Freepik

Cara Mama dan orang dewasa di sekitar si Kecil berinteraksi, mulai dari ara bicara, cara menghadapi konflik, hingga cara meminta maaf, adalah contoh langsung yang ditiru anak, terutama balita.

Menurut Harvard Center on Child Development, balita belajar lewat observasi dan percobaan. Si Kecil menyalin pola percakapan dan reaksi orangtuanya.

Salinan dan hasil observasi tersebutlah yang membentuk sebagian besar keterampilan sosial dan bahasa anak.

Ketika Mama merespons dengan empati dan menunjukkan cara menyelesaikan perselisihan, si Kecil mendapat model konkret tentang cara orang dewasa berinteraksi yang efektif untuk mendukung perkembangan keterampilan sosialnya.

Sebaliknya, jika konflik orangtua rutin diselesaikan dengan teriakan, pertengkaran, atau sikap bodo amat, si Kecil juga berpotensi mengulang pola tersebut dalam hubungan bermain dan berteman.

Untuk itu, Popmama.com telah merangkum informasi seputar balita belajar dari apa yang mereka lihat, agar Mama dapat memahami cara si Kecil melihat dunia.

1. Anak meniru cara Mama bereaksi

Freepik

Si Kecil belajar emosi dan cara memberi respons terhadap emosi tersebut melalui pengamatan, khususnya dalam mengamati orangtua.

Ketika Mama sedang marah dan tetap memberi respons yang tenang, misalnya: “Mama lagi sedih, Mama butuh waktu sejenak,” si Kecil akan belajar regulasi emosi yang baik melalui contoh tersebut.

Dilansir dari Simply Psychology, jika reaksi orangtua terhadap frustrasi sering dikeluarkan dengan bentuk teriakan atau hukuman fisik, akan terjadi peningkatan risiko perilaku agresif pada anak.

Hal tersebut terjadi karena anak belajar bahwa ledakan emosi adalah strategi yang efektif untuk menyelesaikan masalah.

Oleh karena itu, jika Mama ingin membesarkan anak yang mampu mengendalikan emosi, Mama juga perlu menunjukkan cara mengatasi emosi yang baik secara konsisten, bukan hanya memberi instruksi pada si Kecil.

2. Interaksi sehari-hari dengan orangtua berperan besar dalam membentuk bahasa dan keterampilan sosial

Freepik

Lebih dari sekadar kata-kata, cara Mama bermain dan berinteraksi dengan si Kecil memengaruhi kemampuan bahasa, keterampilan sosial, dan kemampuan kognitifnya.

Menurut UNICEF, pendekatan responsive caregiving telah terbukti meningkatkan perkembangan berbicara, kemampuan menjalin hubungan, dan rasa aman pada anak.

Responsive caregiving adalah pola interaksi saat Mama dapat mengenali sinyal yang ingin disampaikan anak lalu memberi tanggapan yang tepat.

Contohnya, saat si Kecil menunjuk suatu mainan saat sedang bermain di rumah, Mama menatap, menyebutkan nama mainan, dan memberinya kesempatan untuk bereaksi.

Pola ini mengajarkan si Anak hubungan sebab-akibat dan konsep bergiliran. Intervensi berbasis pembinaan orangtua yang menekankan interaksi yang responsif dapat meningkatkan perkembangan bahasa dan emosional anak.

Jadi, waktu yang berkualitas antara orangtua dengan anak adalah waktu yang dihabiskan dengan penuh perhatian.

3. Anak lebih memperhatikan perilaku daripada perkataan orangtua

Freepik/jcomp

Banyak orangtua memberi aturan untuk mendisiplinkan anaknya, namun si Kecil akan lebih cepat mempelajari cara menjalankan aturan dari contoh yang dilihat sehari-hari.

Bila Mama mengatasi konflik dengan tenang dan memberi penjelasan yang konkret tentang kesalahan yang dilakukan, si Kecil akan belajar keterampilan penyelesaian masalah dan cara bersikap yang efektif.

Misalnya, saat si Kecil melempar mainan di rumah.

Usahakan Mama tetap tenang dan jelaskan pada anak, “kalau kamu lempar mainan, mainannya bisa merusak barang-barang di rumah, bahaya juga kalau kena kepala orang. Ayo kita duduk dulu dan tarik napas.”

Sebaliknya, penelitian PubMed Central menemukan bahwa penggunaan hukuman fisik atau ancaman yang sering dikaitkan dengan konsekuensi jangka panjang, malah akan meningkatkan risiko perilaku agresif dan masalah hubungan sosial pada anak.

Oleh karena itu Mama perlu memeriksa ulang apakah pola disiplin yang dipraktikkan sesuai dengan pesan yang Mama ingin tanamkan.

4. Otak balita sedang dalam keadaan siap meniru, manfaatkan hal ini!

Freepik

Fisiologi juga mendukung kemampuan si Kecil untuk meniru.

Dilansir dari America’s National Institute of Health, sistem neuron mirroring dan mekanisme imitasi muncul sejak dini.

Hal ini dapat dilihat pada bayi yang meniru ekspresi wajah dan suara, kemampuan ini berkembang menjadi imitasi tindakan yang lebih kompleks pada usia balita.

Karena meniru adalah mekanisme belajar alami, Mama dapat sengaja mengajarkan kebiasaan positif dengan menampilkannya secara konsisten.

Misalnya,

  • menunjukkan cara mencuci tangan sambil berkata langkah demi langkah,

  • memperagakan meminta maaf saat melakukan kesalahan,

  • menampilkan empati ketika orang lain bersedih.

Manfaatkan momen-momen kecil sehari-hari untuk mengajarkan si Kecil tentang nilai dan keterampilan sosial.

5. Bagaimana Mama harus bersikap di depan anak?

Freepik/shurkin_son

Interaksi antara orangtua dan anak yang konsisten, responsif, dan penuh kasih tidak hanya membuat si Anak merasa aman hari ini, tetapi juga berdampak pada perkembangan sosial, emosional, dan kognitif yang lebih baik di kemudian hari.

Mama bisa melakukannya dengan menerapkan hal-hal berikut secara konsisten:

  • Perhatikan ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau suara si Kecil, lalu beri respons yang sesuai agar ia merasa dipahami dan aman.

  • Ajak si Kecil main dengan pola “giliran Mama, lalu giliran kamu,” agar ia belajar kesabaran, aturan sosial, dan konsep bergiliran.

  • Bicaralah dengan jelas, penuh kasih, dan sertakan penjelasan singkat saat memberi arahan, supaya si Anak belajar kosakata dan pemahaman baru.

  • Matikan distraksi seperti ponsel ketika bermain atau berbicara, sehingga si Anak merasa dihargai dan diperhatikan.

  • Jangan hanya berkata “bagus,” sebutkan perilaku baik yang dilakukan anak, misalnya “Mama senang kamu mau berbagi mainan.”

  • Tegakkan aturan dengan tegas tapi penuh kasih, tanpa ancaman atau hukuman fisik, agar si Anak belajar disiplin tanpa rasa takut.

Itulah informasi tentang balita belajar dari apa yang mereka lihat. investasi Mama pada kualitas interaksi sehari-hari adalah dasar yang penting untuk masa depan si Kecil.

Editorial Team