Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Hindari Berkata "Hati-Hati" pada Balita karena Mereka Belum Mengerti
Freepik

Sebagai orangtua, Mama pastinya sering merasa khawatir dengan keselamatan si Kecil dan secara naluriah mengucapkan kata "hati-hati" ketika melihat mereka bermain atau bereksplorasi.

Namun, tahukah Mama bahwa kalimat tersebut sebenarnya tidak efektif untuk balita?

Hal ini karena balita belum memiliki kemampuan kognitif yang cukup untuk memahami konsep abstrak seperti "hati-hati" atau "awas bahaya."

Ketika Mama berkata "hati-hati" tanpa memberikan instruksi yang jelas, si Kecil justru bisa menjadi bingung dan cemas.

Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan atau dihindari, sehingga bisa memicu ketakutan, rewel atau perilaku yang tidak diinginkan.

Untuk itu, Popmama.com telah merangkum informasi seputar tepatkah berkata "hati-hati" pada balita di saat mereka belum mengerti, untuk mencegah kebingungan anak sambil tetap menjaga keselamatan mereka.

1. Berikan instruksi yang spesifik dan jelas

Freepik/prostooleh

Daripada mengatakan "hati-hati", Mama sebaiknya memberikan instruksi yang konkret dan mudah dipahami oleh si Kecil.

Misalnya, ketika si Kecil sedang naik tangga, katakan "Pegang pegangan tangganya" atau "Lihat ke bawah sebelum melangkah".

Instruksi yang spesifik membantu balita memahami tindakan apa yang harus mereka lakukan untuk tetap aman.

Balita belajar melalui tindakan konkret, bukan konsep abstrak, sehingga mereka akan lebih mudah mengikuti arahan yang jelas dan dapat diaplikasikan langsung.

Dengan cara ini, si Kecil tidak hanya lebih aman tetapi juga belajar keterampilan praktis yang berguna untuk situasi serupa di masa depan.

2. Ajarkan konsep keselamatan secara bertahap

Freepik

Mama perlu mengajarkan konsep keselamatan secara bertahap dan dengan cara yang mudah dipahami balita.

Mulailah dengan menunjukkan langkah demi langkah apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu.

Contohnya, ketika si Kecil ingin bermain di playground, tunjukkan cara naik perosotan yang benar dengan memperagakan dan menjelaskan "naik tangga satu per satu, duduk dulu sebelum meluncur, dan pastikan tidak ada anak lain di bawah."

Pengulangan dan praktik langsung akan membantu si Kecil mengingat dan menerapkan aturan keselamatan ini.

Mama juga bisa menggunakan permainan atau lagu untuk membuatnya lebih menyenangkan dan mudah diingat.

Pendekatan ini lebih efektif daripada sekadar memperingatkan dengan kata-kata yang tidak jelas maknanya bagi balita.

3. Dampingi dan bimbing secara aktif

Freepik

Kehadiran Mama secara aktif dalam mengawasi dan membimbing si Kecil jauh lebih efektif daripada hanya berteriak "hati-hati" dari kejauhan.

Dampingi si Kecil saat mereka bereksplorasi, berikan panduan fisik jika diperlukan, dan berikan pujian ketika mereka berhasil melakukan sesuatu dengan aman.

Misalnya, saat si Kecil sedang belajar menggunakan gunting, duduk di sebelahnya, pegang tangan anak untuk menunjukkan cara yang benar, dan berikan arahan seperti "gunting ke arah ini, jangan lupa jauhkan jari kamu dari pisau gunting, ya."

Pendampingan aktif ini membangun kepercayaan diri si Kecil sambil memastikan keselamatan mereka.

Selain itu, Mama juga bisa mengantisipasi potensi bahaya dan mengarahkan si Kecil sebelum situasi menjadi berbahaya.

4. Ciptakan lingkungan yang aman untuk eksplorasi si Kecil

Freepik/pvproductions

Mama bisa melakukan child-proofing, yakni menjauhkan atau menutup segala hal yang bisa membahayakan si Kecil.

Mulai dari menutup stopkontak, mengamankan sudut-sudut tajam, dan menyimpan benda berbahaya di tempat yang tidak terjangkau oleh anak.

Dengan lingkungan yang sudah aman, si Kecil bisa bermain dengan lebih bebas tanpa Mama perlu sering-sering mengatakan "hati-hati" atau melarang berbagai aktivitas.

Hal ini akan mengurangi konflik dan potensi kebingungan anak dan kekhawatiran Mama karena si Kecil tidak merasa dibatasi terus-menerus.

Lingkungan yang aman juga memberikan kesempatan bagi si Kecil untuk belajar mandiri dan mengembangkan keterampilan motorik mereka dengan lebih optimal.

5. Selalu berfokus pada solusi saat memberikan arahan pada anak

Freepik

Daripada menggunakan kalimat negatif atau peringatan yang membuat si Kecil takut, Mama sebaiknya menggunakan bahasa yang positif dan memberikan solusi.

Daripada berkata "jangan lari di tangga, nanti kamu jatuh, lho" yang bisa membuat si Kecil bingung, katakan "jalan pelan-pelan di tangga seperti ini," sambil mencontohkan hal yang seharusnya ia lakukan.

Bahasa positif akan membantu si Kecil memahami apa yang harus dilakukan, bukan apa yang tidak boleh dilakukan.

Pendekatan ini juga membangun kepercayaan diri si Kecil karena mereka merasa diberi panduan, bukan dikritik atau dimarahi.

Mama juga bisa menjelaskan alasan di balik aturan tersebut dengan bahasa sederhana, misalnya "kita jalannya yang pelan di tangga supaya tidak jatuh dan sakit."

Dengan cara ini, si Kecil tidak hanya mengikuti aturan tetapi juga mulai memahami konsep sebab-akibat yang penting untuk perkembangan mereka.

Itulah informasi mengenai hindari berkata "hati-hati" pada balita karena mereka belum mengerti, yuk, terapkan dari sekarang, Ma!

Editorial Team