Sejak anak lahir, kita sebagai orangtua berusaha memberinya stimulasi sedini mungkin.
Hal-hal sederhana seperti mengajaknya bicara, bercanda, mencium, dan memeluk pun bisa menjadi rangsangan penting bagi kelima indra yang ia punya.
Ketika usianya menginjak prasekolah atau 4-5 tahun, beberapa anak mulai memberi tanda bahwa ia memilih gaya belajar tertentu: visual, auditori, dan kinestetik. Biasanya, ia akan lebih mudah mempelajari hal-hal baru lewat salah satu gaya belajar itu.
Bagi sebagian anak, kebutuhan bergerak aktif ke sana ke mari lebih besar. Meski memang sudah menjadi masanya anak perlu ruang gerak ekstra, kebanyakan orangtua memahaminya secara berbeda.
Anak dengan gaya belajar kinestetik punya kebutuhan bergerak lebih tinggi, tetapi sering dipandang sebagai masalah perilaku.
Keluhan yang muncul antara lain anak tidak bisa diam, terlalu aktif, atau terkesan kurang fokus. Padahal, semakin Mama menyuruh anak ini untuk duduk tenang, semakin sulit ia belajar.
Inilah yang sering menjadi kendala anak bergaya belajar kinestetik. Lalu, apa yang bisa Mama lakukan jika si Kecil punya gaya belajar ini?
