Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik
Freepik

Setiap orangtua tentu ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, percaya diri, dan mampu bersaing di dunia yang semakin kompetitif. Namun, membangun karakter anak berdaya saing tinggi bukanlah sesuatu yang instan. 

Fondasi harus mulai dibangun sejak dini, bahkan sejak usia 5 tahun. Di usia tersebut, anak berada dalam fase emas perkembangan kognitif, sosial, dan emosionalnya. Di usia 5 tahun, anak juga mulai memahami konsep kerja keras. 

Itu sebabnya, orangtua perlu tahun cara membangun karakter anak berdaya saing tinggi sejak 5 tahun. Yuk, simak pembahasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan. 

1. Menumbuhkan mental pantang menyerah

Freepik/our-team

Sejak usia dini, anak perlu memahami bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses belajar. Ajarkan mereka untuk tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan, baik dalam belajar maupun bermain.

Jika anak gagal membangun menara balok atau belum bisa mengikat tali sepatu, dorong mereka untuk mencoba lagi dengan cara yang lebih baik. Kata-kata seperti "Kamu pasti bisa, coba lagi ya!" dapat memberikan motivasi besar bagi anak.

Selain itu, penting untuk mengajarkan konsep growth mindset, yaitu keyakinan bahwa kemampuan bisa berkembang dengan usaha dan latihan.

Hindari memberi label seperti 'anak pintar' atau 'anak malas' karena hal ini bisa membatasi perkembangan mereka.

Sebaliknya, fokuslah pada usaha yang mereka lakukan, misalnya dengan mengatakan "Kamu sudah berusaha keras, coba lagi pasti bisa!". Dengan begitu, anak akan terbiasa menghadapi tantangan dengan sikap optimis dan gigih.

2. Mengembangkan rasa ingin tahu dan kreativitas

Freepik

Anak yang memiliki daya saing tinggi umumnya memiliki rasa ingin tahu yang besar dan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah. Untuk itu, orangtua perlu mendorong mereka untuk bertanya, mengeksplorasi, dan menemukan jawaban sendiri.

Misalnya, ketika anak bertanya "Kenapa langit berubah warna?", daripada langsung memberi jawaban, ajak mereka berpikir dengan bertanya balik "Menurutmu kenapa?" sehingga mereka bisa belajar mencari jawaban sendiri.

Memberikan kebebasan untuk bereksplorasi juga penting dalam menumbuhkan kreativitas. Sediakan berbagai aktivitas seperti menggambar, bermain peran, atau membuat eksperimen sains sederhana di rumah.

Anak yang terbiasa berpikir kreatif akan lebih mudah menemukan solusi dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

3. Mengajarkan kompetisi yang sehat

Freepik

Persaingan adalah bagian dari kehidupan, tetapi anak perlu belajar bahwa kompetisi bukan sekadar soal menang atau kalah. Ajarkan mereka bahwa dalam setiap kompetisi, yang terpenting adalah usaha, sportivitas, dan pembelajaran didapat.

Misalnya, ketika anak mengikuti lomba mewarnai, tekankan bahwa yang utama adalah menikmati prosesnya dan memberikan usaha terbaik, bukan hanya fokus pada hasil akhir.

Ajarkan anak untuk menghargai kemenangan orang lain dan tidak berkecil hati jika mereka kalah. Misalnya, jika teman anak menang dalam suatu perlombaan, dorong mereka untuk mengucapkan selamat dan belajar dari pengalaman tersebut.

Dengan cara ini, anak akan tumbuh dengan mental kompetitif yang sehat dan tetap memiliki empati terhadap orang lain.

4. Melatih kemampuan problem-solving sejak dini

Freepik

Kemampuan menyelesaikan masalah adalah keterampilan penting dalam menghadapi persaingan. Anak perlu belajar bagaimana menemukan solusi daripada langsung meminta bantuan orang lain.

Saat anak menghadapi tantangan, ajak mereka untuk berpikir dan mencari solusi sendiri. Misalnya, jika mainan mereka terjatuh di bawah sofa, tanyakan, "Bagaimana menurutmu cara mengambilnya?" daripada langsung membantunya.

Melalui latihan problem-solving yang terus-menerus, anak akan terbiasa menghadapi masalah dengan percaya diri dan tanpa rasa takut gagal. Hal ini juga akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang sangat dibutuhkan.

5. Membangun kepercayaan diri anak

Freepik/freepik

Kepercayaan diri menjadi salah satu kunci utama agar anak berani bersaing dan menghadapi tantangan. Anak yang percaya diri cenderung lebih mudah mengambil inisiatif dan tidak takut mencoba hal baru.

Oleh karena itu, berikan mereka kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri dalam kehidupan sehari-hari, seperti memilih pakaian yang ingin dikenakan atau menentukan permainan yang ingin dimainkan.

6. Hindari mengkitik, berikan apresiasi pada anak

Freepik/tirachardz

Sebagai orangtua, ada baiknya hindari terlalu sering mengkritik atau membandingkan anak dengan orang lain. Sebab, hal ini dapat membuat anak merasa kurang percaya diri dengan apa yang dilakukannya. 

Sebaliknya, berikan apresiasi terhadap usaha mereka, sekecil apa pun itu. Dengan begitu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang yakin dengan kemampuannya dan siap menghadapi dunia dengan penuh keberanian.

7. Memberikan anak banyak pengalaman baru

Freepik/jcomp

Semakin banyak pengalaman yang anak miliki, semakin luas pula wawasan dan kemampuannya dalam menghadapi berbagai situasi.

Ajak anak mencoba berbagai aktivitas baru, seperti berinteraksi dengan teman sebaya, bepergian ke tempat baru, atau mengikuti kelas tambahan yang sesuai dengan minatnya.

Anak yang terbiasa menghadapi hal baru akan lebih percaya diri dan siap bersaing dalam berbagai aspek kehidupan.

Nah, itu dia beberapa cara membangun karakter anak berdaya saing tinggi sejak 5 tahun. Yuk, mulai terapkan pada anak!

Editorial Team