Awas! Waspadai Terjadinya Heat Exhaustion pada Anak

Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak ternyata lebih rentan mengalami heat exhaustion

8 Oktober 2021

Awas Waspadai Terjadi Heat Exhaustion Anak
Pexels/Emma Bauso

Menikmati waktu dengan bermain di luar tentu sangat menyenangkan, terutama pada anak-anak. Walaupun berada di bawah sinar matahari bukan halangan bagi anak untuk bermain dengan teman sebayanya.

Tapi, tahukah Mama bahwa berada di bawah sinar matahari terlalu lama dapat menyebabkan anak mengalami head exhaustion atau biasa disebut dengan kelelahan karena cuaca panas.

Tidak hanya pada orang dewasa, anak-anak dapat berisiko lebih tinggi mengalami heat exhaustion. Apalagi, Indonesia memiliki iklim yang tropis. Tentunya hal ini juga menjadi salah satu faktor penyebab anak dapat mengalami heat exhaustion.

Apabila dibiarkan terlalu lama, penyakit ini tentunya dapat berbahaya bagi si Kecil. Maka sangat penting bagi Mama untuk mengetahui tentang heat exhaustion.

Berikut Popmama.com sudah merangkum informasi mengenai heat exhaustion yang terjadi pada anak lengkap dengan cara pencegahannya.

Simak penjelasan berikut ya, Ma!

1. Apa itu Heat Exhaustion?

1. Apa itu Heat Exhaustion
Pexels/Misha Voguel

Heat exhaustion merupakan penyakit yang memiliki keterkaitan dengan panas dan dapat muncul setelah terpapar suhu yang tinggi serta sering disertai dengan dehidrasi. 

Dilansir dari Childrens oleh Troy Smurawa, M.D., Direktur Pediatric Sports Medicine di Children's Health℠ Andrews Institute for Orthopaedics & Sports Medicine, menyebutkan bahwa kelelahan akibat panas dan serangan panas yang terjadi pada anak dapat menyebabkan hal yang serius.

Umumnya, anak-anak dan orangtua tidak menyadari efek dari panas ini dapat menjadi masalah dan menimbulkan penyakit panas. Maka sangat penting bagi orangtua, anak-anak bahkan orang-orang yang sering bekerja di bawah matahari untuk waspada terhadap panas.

Heat exhaustion ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Deplesi air (water depletion), disebut juga dengan kekurangan air. Biasanya memiliki gejala kehausan secara berlebihan, lemas, sakit kepala hingga kehilangan kesadaran atau pingsan.
  2. Deplesi garam (salt depletion), disebut juga dengan kekurangan garam. Biasanya memiliki gejala seperti kram otot, mual dan muntah, serta merasa pusing.

Walaupun heat exhaustion disebut tidak separah dengan heat stroke atau sengatan panas, namun bukan berarti kondisi seperti ini dapat diabaikan begitu saja.

Apabila anak mengalami heat exhaustion dan tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka heat exhaustion dapat berubah dan berkembang menjadi heat stroke. 

Kondisi ini pun tentu akan lebih parah karena dapat merusak otak serta organ vital lainnya. Bahkan tidak jarang kondisi ini juga dapat menyebabkan terjadinya kematian.

Editors' Pick

2. Bagaimana gejala terjadinya heat exhaustion?

2. Bagaimana gejala terjadi heat exhaustion
Freepik

Heat exhaustion ini dapat terjadi dengan tiba-tiba seiring dengan berjalannya waktu. Berbagai tanda atau gejala yang dapat terjadi pada anak yang mengalami heat exhaustion, yaitu:

  • Suhu tubuh meningkat antara 100˚ dan 104˚ Fahrenheit
  • Kulit dingin dan lembab walaupun merasa panas
  • Merinding
  • Badan lemah
  • Merasa pusing dan pingsan
  • Sakit kepala
  • Haus yang berlebihan
  • Sensitif (cepat marah)
  • Kram otot
  • Mual dan muntah
  • Dehidrasi
  • Keringat yang berlebihan

Hal ini sering terjadi pada anak yang kerap bermain panas-panasan atau berolahraga dan mengalami dehidrasi akibat kehilangan cairan serta garam yang berlebihan karena berkeringat. 

Anak-anak juga dapat memiliki risiko lebih tinggi mengalami heat exhaustion apabila hal-hal berikut terjadi pada mereka, yaitu:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu
  • Terbakar oleh sinar matahari
  • Sakit

3. Penyebab anak mengalami heat exhaustion

3. Penyebab anak mengalami heat exhaustion
Pexels/cottonbro

Pada saat cuaca panas, tubuh akan mendinginkan badan secara otomatis dengan mengeluarkan keringat. Evaporasi yang keluar dari keringat akan mengatur suhu tubuh menjadi lebih baik.

Namun, apabila berolahraga di cuaca yang cukup panas dan lembab maka tubuh tidak dapat mendinginkan badan secara maksimal. Sehingga tubuh pun akan mengalami kram panas.

Apabila mengalami kram panas seperti ini, maka dapat diatasi dengan mengonsumsi cairan ataupun minuman yang memiliki kandungan elektrolit, kemudian pindahlah ke tempat yang memiliki suhu yang lebih sejuk.

Selain akibat dari cuaca serta aktivitas berat, heat exhaustion juga dapat terjadi karena dehidrasi, yakni kekurangan cairan tubuh serta menggunakan pakaian yang berlebihan.

Pakaian yang terlalu tebal dan berlebihan tentu akan membuat sirkulasi udara tidak berjalan dengan lancar dan membuat keringat tidak dapat menguap dan terkurung di badan.

4. Cara menangani anak yang mengalami heat exhaustion

4. Cara menangani anak mengalami heat exhaustion
Pexels/Artem Podrez

Bagi anak yang mengalami kelelahan panas, harus segera ditangani sebelum mulai berkembang menjadi serangan panas. Apabila anak mengalami gejala heat exhaustion maka Mama dapat menanganinya dengan melalukan beberapa cara berikut:

  • Bawalah anak ke tempat yang lebih teduh dan sejuk, seperti gedung atau ruangan ber-AC
  • Berikan minuman dengan cairan yang dingin dan mengandung garam
  • Lakukan kegiatan pendinginan badan seperti mengoleskan handuk basah atau spons yang dingin ke kulit
  • Mengganti pakaian yang ketat dengan pakaian yang lebih tipis dan dapat menyerap keringat, seperti pakaian dengan bahan katun
  • Lakukan peregangan otot

Apabila tindakan tersebut tidak berjalan dengan baik dalam kurun waktu 15 menit atau suhu tubuh mencapai 40˚ Celsius, maka segeralah cari bantuan medis.

Jika si Kecil sudah pulih atau sudah pernah mengalami heat exhaustion, maka biasanya ia akan lebih sensitif terdahap suhu tinggi selama beberapa minggu kedepannya. 

Apabila hal ini terjadi, sebaiknya Mama dapat menghindari anak dari cuaca yang panas untuk sementara waktu.

5. Langkah pencegahan

5. Langkah pencegahan
Pexels/PNW Production

Untuk mencegah anak agar tidak terkena heat exhaustion, maka terdapat beberapa hal yang perlu Mama perhatikan. Dilansir dari NHS terdapat beberapa cara untuk mencegah terjadi heat exhaustion, yaitu:

  • Perbanyak minum cairan, terutama sebelum, selama dan setelah melakukan aktivitas fisik
  • Mandi atau mandi menggunakan air dingin
  • Menggunakan pakaian yang lebih longgar
  • Hindari sinar matahari antara pukul 11 hingga 3 sore
  • Gunakan topi atau pelindung kepala saat bermain di cuaca yang panas

Nah, itulah informasi lengkap mengenai penyakit heat exhaustion yang terjadi pada anak serta cara pencegahannya. 

Selalu beri pengawasan terhadap anak ketika mereka melakukan berbagai aktivitas, terutama bagi anak yang memiliki riwayat masalah jantung atau diabetes. 

Hal ini karena mereka yang mengalami ini memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap heat exhaustion. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Mama dan si Kecil, ya! 

Baca juga:

The Latest