Macam-Macam Penyakit pada Sistem Pencernaan Anak

Hati-hati, Ma! Yuk, kenali berbagai macam penyakit pada sistem pencernaan yang terjadi pada anak

18 September 2021

Macam-Macam Penyakit Sistem Pencernaan Anak
Freepik

Di umur yang masih belia anak sebenarnya mudah terkena penyakit. Biasanya hal ini terjadi karena metabolisme tubuh yang tidak baik serta imun yang rendah. Namun, anak juga dapat sakit karena terjadinya gangguan dari luar seperti pola makan yang tidak baik dan keracunan.

Salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak adalah masalah gangguan pencernaan. 

Gangguan pencernaan tentu membuat banyak orangtua merasa resah. Hal ini karena anak menjadi mudah rewel dan juga tidak nyaman.

Anak yang mengalami masalah atau gangguan pada pencernaan biasanya memiliki gejala perut kembung, rewel, mual, muntah, diare bahkan dehidrasi.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum macam-macam jenis penyakit yang biasanya terjadi pada sistem pencernaan anak. Simak penjelasannya sebagai berikut ya, Ma!

1. Diare

1. Diare
freepik/jcomp

Diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Kondisi dimana si Kecil sering mengalami buang air besar dengan konsistensi yang cair serta dalam frekuensi waktu yang cukup sering disebut dengan diare. Biasanya hal ini dapat terjadi lebih dari tiga kali sehari.

Diare biasanya dapat terjadi karena adanya gangguan pada dinding usus besar yang teriritasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adanya infeksi bakteri, virus ataupun parasit, adanya reaksi obat, memakan makanan yang tidak higienis atau sensitif terhadap makanan tertentu.

Beberapa gejala diare dapat disertai dengan:

  • Rasa ingin segera BAB
  • Mual dan/atau muntah
  • Sakit perut melilit
  • Perut terasa tidak nyaman

Diare yang parah biasanya akan menyebabkan demam, berat badan menjadi turun, dan feses yang berdarah. Apabila selama diare si kecil tidak mendapatkan asupan cairan, ia dapat mengalami dehidrasi dan kehilangan nutrisi.

2. Konstipasi atau sembelit

2. Konstipasi atau sembelit
freepik

Konstipasi atau sembelit merupakan gangguan pencernaan yang terjadi pada kondisi dimana sulit buang air besar (BAB) dalam kurun waktu selama dua minggu atau lebih. Biasanya gangguan ini terjadi karena usus besar yang terlalu menyerap banyak air.

Selain itu, sembelit dapat terjadi karena si Kecil kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, seperti buah dan sayur ataupun kebiasaan sering menunda air besar.

Kondisi konstipasi yang sudah terjadi selama dua minggu atau lebih dapat menyebabkan perut kembung dan meningkatkan terjadinya resiko peradangan pada usus.

Penanganan yang dapat dilakukan pada anak apabila terjadi konstipasi adalah dengan mengajarkan pada anak untuk selalu rutin buang air besar tepat waktu dan setiap hari atau biasa disebut dengan toilet training.

Selain itu dapat juga dengan mengkonsumsi serat, seperti buah dan sayur, memberikan NaCl, dan melakukan perubahan pola makan.

Apabila konstipasi masih berlanjut Mama dapat membawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis

3. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

3. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Pexels/GustavoFring

GERD atau refluks gastroesofageal adalah penyakit yang disebabkan karena naiknya tekanan asam lambung menuju kerongkongan. Gangguan ini dapat dipicu oleh adanya intoleransi makanan, terdapat kelainan anatomi lambung dan juga terjadinya stres.

GERD memiliki gejala, seperti rasa terbakar pada dada (heartburn) saat malam hari dan setelah makan, sakit saat menelan, batuk, sendawa yang berlebihan, mual, serta asam lambung yang terasa hingga di tenggorokan.

Pada bagian kerongkongan terdapat otot-otot yang berbentuk cincin dan berfungsi untuk mencegah terjadinya makanan naik kembali ke atas. Apabila otot tersebut melemah, maka makanan dan asam lambung dapat langsung bergerak naik menuju kerongkongan dan akan menyebabkan heartburn.

Apabila mengalami gangguan ini Mama dapat meninggikan kepala anak ketika sedang tidur menggunakan dua bantal. Selain itu, jangan sampai Mama membiarkan anak langsung tidur setelah makan. Tunggulah waktu selama dua jam baru kemudian Mama dapat membaringkan si Kecil untuk tidur.

Editors' Pick

4. Apendisitis atau radang usus buntu

4. Apendisitis atau radang usus buntu
freepik/brgfx
Ilustrasi

Apabila si Kecil selalu mengeluhkan nyeri perut akut secara terus menerus hal itu dapat Mama curigai karena bisa saja anak mengalami apendisitis atau radang usus buntu.

Hal ini biasanya terjadi karena adanya sumbatan pada tinja, parasit, terjadinya pembesaran kelenjar getah bening atau trauma perut. Selain nyeri perut, terdapat gejala lain yang timbul pada apendisitis, yaitu berkurangnya nafsu makan, mual, muntah, diare dan juga demam.

Radang usus buntu termasuk dalam kondisi gawat darurat dan biasanya memerlukan tindakan operasi pengangkatan usus buntu. Radang usus buntu dapat juga dipicu karena adanya hambatan pada pintu rongga usus buntu, cedera perut dan infeksi saluran pencernaan.

Apabila si Kecil mengalami beberapa gejala tersebut segeralah bawa ia ke dokter. Apabila dibiarkan apendisitis akan berbahaya karena dapat memecah dan menyebabkan terjadinya infeksi pada selaput rongga perut atau peritoneum.

5. Gastritis

5. Gastritis
Freepik

Gastritis atau radang lambung terjadi karena adanya ketidakseimbangan asam yang ada di lambung. Biasanya kondisi ini terjadi karena infeksi bakteri, luka bakar, mengkonsumsi obat penurun panas, stres, memakan makanan yang terlalu pedas, banyak bumbu dan berlemak.

Gejala yang dihadapi saat mengalami gastritis ditandai dengan adanya gejala kembung, mual, muntah serta sakit perut.

Penanganan yang dilakukan biasanya dengan melakukan pengobatan pada dokter serta melakukan perubahan gaya hidup yang sehat dengan memakan makanan yang bernutrisi tinggi serta dapat rajin berolahraga.

6. Intoleransi laktosa

6. Intoleransi laktosa
Pexels/samer daboul

Intoleransi laktosa merupakan gangguan pencernaan yang terjadi karena tubuh yang tidak dapat memproses laktosa dengan optimal pada usus halus.

Intoleransi laktosa ditandai dengan terjadinya gangguan pencernaan seperti kembung, diare, mual, kentut, serta nyeri perut yang terjadi setelah 30 menit hingga dua jam setelah si Kecil mengkonsumsi produk susu. Hal ini terjadi karena kurangnya enzim laktase dan malabsorbsi laktosa.

Makanan yang mengandung laktosa terdiri susu, keju, yogurt, serta berbagai macam makananan yang mengandung olahan susu. Apabila si Kecil mengalami Intoleransi laktosa maka dapat beresiko kekurangan nutrisi kalsium dan vitamin D.

Jika si Kecil diketahui memiliki gejala terkena Intoleransi laktosa, maka sebaiknya Mama dapat mengkonsultasikannya dengan dokter.

7. IBS (Irritable Bowel Syndrome)

7. IBS (Irritable Bowel Syndrome)
Freepik

IBS merupakan  penyakit yang dapat mempengaruhi kerja dari usus besar. Biasanya IBS dapat menyerang anak-anak sekolah dasar, namun juga dapat menyerang orang dewasa.

Gejala anak yang terkena IBS biasanya mengalami sakit perut, kembung, diare, dan juga kram. Selain itu feses juga akan terlihat berlendir. Biasanya gejala ini dapat datang dan pergi dalam kurun waktu beberapa hari, minggu hingga bulan.

IBS merupakan kondisi dimana gangguan pada sistem pencernaan menjadi lebih sensitif. Kondisi ini pun dapat membuat terjadinya kontraksi pada otot di saluran pencernaan sehingga mendorong makanan yang melewati usus.

Penanganan yang dapat dilakukan pada anak yang terkena IBS adalah harus mengetahi makanan ataupun stimulan yang dapat memicu IBS. Selain itu, Mama juga harus memberikan pola makan yang sehat serta tidur yang cukup.
 

8. Keracunan makanan

8. Keracunan makanan
Pexels/Egor Kamelev

Keracunan makanan biasanya terjadi karena mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi dengan mikroba. Mikroba yang sering menyebabkan keracunan biasanya terdiri dari:

  • E.Coli
  • Salmonella
  • C.Botulinum
  • Shigella
  • Parasit giardia 

Keracunan makanan biasanya juga dapat terjadi karena terjadi kontaminasi selama proses produksi atau pengemasan makanan. Keracunan biasanya ditandai dengan adanya mual, muntah, sakit perut dan juga demam.

Terkadang anak yang keracunan juga dapat mengalami diare yang encer bahkan berdarah, tergantung dari tingkat keparahan penyakit tersebut. Kebanyakan anak-anak yang mengalami keracunan biasanya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Namun, apabila tidak kunjung mereda maka dianjurkan agar Mama membawanya ke rumah sakit.

Nah, itulah beberapa penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan anak yang perlu Mama ketahui. Apabila anak mengalami beberapa gangguan pencernaan tersebut ajaklah ia berkomunikasi serta lakukan penanganan yang tepat.

Jika penyakit anak tidak kunjung reda segeralah bawa anak ke rumah sakit agar dapat langsung ditangani dengan baik. Untuk menghindari hal ini jangan lupa untuk selalu memberikan pola dan gaya hidup yang sehat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest