Ini Bahayanya Sering Mengajak Anak ke Mal

Apakah Mama mengajak anak ke mal setiap akhir pekan?

30 Mei 2018

Ini Bahaya Sering Mengajak Anak ke Mal
thegiggleguide.com

Memutuskan tinggal di kota besar, Mama harus punya trik-trik jitu dalam mengasuh Si Kecil.

Suasana kota besar didominasi oleh perkantoran, pusat perbelanjaan, dan kompleks perumahan.

Lahan hijau yang luas dan bebas untuk anak bermain mulai tergusur. Tempat bermain bergeser ke dalam pusat-pusat perbelanjaan dengan konsep modern.

Alhasil, Si Kecil lebih mengenal gaming spot di dalam mal ketimbang taman bermain.

Selain mengincar wahana permainan, gaya hidup di kota besar menjadikan mal sebagai salah sau tujuan wisata.

Di akhir pekan mal-mal nampak penuh dengan para orangtua yang membawa anak.

Pernahkah Mama terpikir sering membawa Si Kecil ke mal bisa berdampak buruk?

Setidaknya lima hal negatif di bawah inilah yang tertanam pada diri anak, jika sering mengunjungi pusat perbelanjaan atau mal.

1. Gaya hidup mewah

1. Gaya hidup mewah
witl.com

Coba Mama perhatikan, adakah pengunjung mal yang berpakaian lusuh dan hanya berjalan saja tanpa membeli apa-apa?

Jawabannya: tidak. Hampir semua orang yang pergi ke mal memperhatikan penampilannya, dan minimal membeli satu barang atau setidaknya masuk ke gerai kuliner, lalu memesan seporsi minuman dan camilan.

Aktivitas ini bisa dikategorikan dalam gaya hidup mewah. Hampir tidak ada barang dagangan di mal yang harganya murah.

Namanya saja pusat perbelanjaan, orang datang ke sana pasti untuk belanja.

Hati-hati lho Ma, kebiasaan buruk ini bisa tertanam pada benak Si Kecil dan terbawa sampai dewasa.

Editors' Pick

2. Perilaku konsumtif

2. Perilaku konsumtif
timeout.com

Ketika berkunjung ke mal, sudah pasti Mama harus menyiapkan budget yang nggak sedikit.

Tiket masuk wahana permainan, membeli makanan dan minuman, belum lagi kalau tergoda diskon atau barang bagus.

Kegiatan di mal hanya seputar beli dan membayar, perputaran uang yang terjadi begitu mudah.

Jika minimal seminggu sekali anak dibawa ke mal, lama-lama kegiatan ini menjadi gaya hidup. Ia akan menagih untuk ke mal lagi di akhir pekan.

Kebiasaan ini berpotensi terbawa sampai ia dewasa. Hal ini dapat membuatnya akrab dengan perilaku konsumtif.

3. Gagap sosial

3. Gagap sosial
brokeassstuart.com

Selagi masih berusia dini, menanamkan kebiasaan pada anak lebih mudah dilakukan.

Maka dari itu, Mama punya banyak kesempatan untuk mengajarkan sopan santun, peduli terhadap sesama, dan hal positif lainnya.

Jika di masa-masa emas pertumbuhannya ini ia sering dibawa ke mal, maka kebiasaan ini yang tertanam di ingatannya.

Si Kecil bisa mengalami gagap sosial atau kesulitan bersosialisasi. Meskipun di mal banyak orang, tapi tidak satupun yang berinteraksi secara khusus dengan anak.

Lain halnya kalau ia dibebaskan bermain di luar, bertemu tetangga dan teman sebaya. Si Kecil akan berlatih interaksi dan komunikasi.

4. Dewasa sebelum waktunya

4. Dewasa sebelum waktunya
googleapis.com

Selain memicu perilaku konsumtif, beberapa perilaku pengunjung mal bisa memberi contoh buruk.

Tak jarang kita menemukan sepasang muda-mudi yang berjalan bersama sambil saling rangkul atau berpegangan tangan. Bahkan ada yang sampai berani saling cium di muka umum.

Bagaimana jika Si Kecil yang masih polos melihat adegan-adegan ini?

Ia bisa saja menjadi dewasa sebelum waktunya. Mengenal apa itu pacaran dan merasa sah-sah saja bermesraan di muka umum.

Mungkin dampaknya bukan dalam waktu dekat. Tapi nanti saat usianya memasuki pra remaja, Si Kecil bisa mencontohnya lho. Duh, serem deh!

5. Gangguan kesehatan

5. Gangguan kesehatan
gorenje.com

Terbiasa menikmati fasilitas hiburan di mal juga berdampak buruk bagi kesehatan.

Pertama, udara di dalam mal kurang sehat, tidak sesegar taman bermain yang masih banyak pepohonan. Mungkin hawanya sejuk, tapi itu bukan oksigen alami melainkan udara dari AC.

Kedua, makanan dan minuman yang dijajakan di mal sebagian besar adalah fast food.

Semain sering anak di bawa ke mal maka makin akrab pula dengan fast food.

Rasa dan penampilannya memang menggiurkan. Tapi bagaimana dampaknya untuk kesehatan?

Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kecanduan fast food berbahaya bagi kesehatan.

Gangguan kesehatan yang ketiga ini jarang disadari oleh para orangtua. Anak-anak yang terbiasa dibawa ke mal bisa mengalami gangguan pendengaran.

Kebisingan di mal hasil perpaduan suara pengunjung dan musik, memiliki intensitas (dalam satuan desibel) yang cukup tinggi. Secara singkat dapat disebut sebagai polusi suara.

Bagaimana Ma, sudah tahu kan dampak negatif yang ditimbulkan ketika sering mengajak anak pergi ke mal.

Daripada ke mal, Mama bisa ajak Si Kecil untuk piknik ke ruangan terbuka seperti taman kota yang sudah banyak tersedia di kota-kota besar. Lebih seru dan pastinya Mama Papa juga bisa hemat. 

The Latest