Ternyata dua telur emas setiap harinya belum membuat petani puas. Ia ingin menjadi lebih kaya lagi tanpa harus menunggu telurnya setiap pagi.
"Kira-kira apa yang harus aku lakukan?" pikir sang petani.
Lalu munculah sebuah ide dalam pikirannya. "Mungkin lebih baik aku menyembelihnya dan mengambil semua emas yang ada di dalam tubuhnya!" ujar sang petani.
Tanpa menunggu waktu lama, petani langsung berbegas ke dapur rumahnya untuk mengambil pisau lalu menuju belakang rumahnya.
Sesampai di belakang rumahnya, petani langsung mengeluarkan angsa dari kandang dan menyembelihnya tanpa berpikir panjang. Setelah itu, ia langsung memotong-motong tubuh angsa.
Petani itu sangat perkejut saat tidak menemukan sebutir telur emas sekalipun di dalam tubuh angsa tersebut. Yang ia temukan hanya daging angsa biasa, bukan daging emas.
Sang petani pun langsung menyesali keputusannya menyembeling angsa. Seandainya saja ia bisa bersabar dan tidak serakah, ia pasti masih memiliki angsa istimewa yang mengeluarkan telur emas untuknya setiap hari.
"Kenapa aku bertindak gegabah? Keserakahan ini telah membutakan pikiranku," ucap petani dengan nada menyesal sambil menangis.
Kini, sang petani hanya bisa hidup dengan kekayaan yang ia miliki sebelumnya.
Cerita dongeng Angsa dan Telur Emas mempunyai pesan moral agar mengajarkan agar menjadi orang yang selalu bersyukur dengan apa yang dimilikinya. Jika tidak bersyukur dan serakah bisa jadi malah masalah dan kesedihan yang akan datang ke hidup kita, seperti yang dialami oleh petani.