Dongeng untuk Anak: Kisah Ayam Kate yang Sombong

Dahulu kala, di kawanan ayam pada sebuah desa yang hijau dan damai. Hiduplah seekor ayam bernama Kate, Kate adalah ayam yang memiliki campuran bulu-bulu berwarna hitam serta coklat keemasan yang sangat berkilauan di bawah sinar matahari. Namun, di balik keindahannya, Kate memiliki sifat yang tidak menyenangkan. Dia selalu merasa lebih baik dari yang lainnya, angkuh, dan sombong.

Ayam-ayam lain di desa itu sering kali merasa tidak nyaman dengan sikap Kate yang sombong. Mereka mencoba untuk berdamai dengannya, tetapi Kate terlalu keras kepala untuk mendengarkan nasihat siapa pun. Dia tetap membanggakan kecantikannya di hadapan semua hewan di desa.

Hampir setiap hari, rutinitas yang Kate lakukan adalah menyombongkan kecantikannya ke teman-teman ayamnya yang lain. Ia merasa dikawanan tersebut tidak ada satupun ayam yang dapat menandingi keindahannya. Suatu ketika, ia menghina ayam Cemani dan membuatnya sangat bersedih.

"Hei Cemani, hahahahahahaha lihatlah, aku ayam paling indah di desa ini. Tak ada satupun ayam yang dapat menandingi kecantikanku," kata Kate.

"Duh Kate, aku sudah sangat bosan mendengar celotehanmu itu setiap hari, ayam-ayam yang lain pun pasti merasakan hal yang sama," jawab Cemani dengan nada yang lemas.

"Ya ampun Cemani-cemani, kamu bilang begitu karena pasti kamu iri ya sama keindahanku? apalagi seluruh tubuhmu hanya memiliki warna hitam. Jika malam hari tiba tak ada satupun yang dapat melihatmu," kata Kate menyombongkan dirinya lagi.

"Heh Kate! Aku hitam karena aku ini langka, jarang sekali spesies ayam sepertiku yang memiliki warna hitam diseluruh tubuh. Lagipula, keindahan itu bukan hanya dinilai dari fisik, tetapi dari hati," jawab Cemani dengan nada tingginya.

"Sudahlah Cemani, akui saja bahwa kamu memang iri. Dasar ayam hitam!!!." Kata Kate.

Setelah mendengar perkataan Kate tersebut, Cemani langsung murung dan sedih. Sebenarnya, selama ini ia tidak pernah memikirkan penampilannya yang memiliki warna hitam di seluruh tubuhnya. Namun, perkataan Kate agak mengenai hatinya. Cemani sampai murung seharian setelah perkataan menyakitkan dari Kate tersebut.

Suatu ketika, Kancil yang bijak sedang mencari buah untuk dimakan melihat Cemani sedang menyendiri dan bersedih. Kancil pun segera menghampiri Cemani dan bertanya padanya.

"Hei Cemani, kenapa kamu menyendiri? Dan kenapa kamu sangat murung?" kata Kancil.

"Aku sangat sedih Kancil, Kate semakin hari semakin sombong, ia selalu menyombongkan kecantikan dirinya setiap hari. Kemarin ia baru saja mengatakan bahwa aku adalah ayam hitam dan tidak seindah dirinya. Tolong kami Kancil, kami sudah muak dengan sikap Kate yang selalu semena-mena," jelas Cemani pada Kancil.

"Hmm baiklah Cemani, aku memikirkan sesuatu," kata Kancil yang tiba-tiba memiliki ide.

Keesokan harinya, Kancil memiliki rencana untuk membuat kontes untuk mencari ayam paling indah di seluruh penjuru desa. Bersama Cemani dan ayam-ayam lainnya yang membantu, Kancil menyebarkan kabar tentang kontes tersebut tepat setelah matahari terbit. Kancil juga mengajak hewan-hewan lain untuk ikut menyaksikan, serta menjadi juri dari kontes tersebut.

Kate yang mendengar kontes tersebut pun sangat bersemangat. Ia merasa dirinya akan keluar sebagai pemenang bahkan sebelum kontes tersebut dimulai. 

"Hei kalian semua, lihatlah aku pasti akan menjadi pemenang dari kontes tersebut. Dan aku akan buktikan bahwa aku adalah ayam terindah di seluruh desa," kata Kate dengan penuh ambisi.

Cemani, yang mendengar perkataan Kate tersebut hanya terkekeh kecil dari kejauhan. Ia sangat yakin dengan rencana yang Kancil buat. Terlebih, Kancil adalah hewan yang paling bijak di desa tersebut.

Kontes yang dibuat kancil pun dimulai pada siang hari. Hewan-hewan dari seluruh penjuru desa pun datang untuk menyaksikan kontes tersebut. Dan banyak sekali ayam-ayam yang juga mengikutinya. Seperti ayam Pegar, Batik, Pelung, dan Kalkun.

Bahkan, Merak yang merupakan seekor burung pun bersemangat untuk mengikuti kontes yang diadakan Kancil tersebut. Ayam-ayam lain yang melihat Merak pun malah ikut bersemangat, mereka tahu bahwa tujuan Kancil membuat kontes tersebut untuk membuat Kate merasa jera. 

Kate yang melihat banyaknya hewan yang datang, serta ayam-ayam lain dan bahkan Merak yang ingin mengikuti kontes tersebut tak sedikitpun gentar. Ia malah makin bersemangat karena sangat yakin akan keluar sebagai pemenang. Kesombongan sudah sangat menguasai dirinya.

Akhirnya, kontes tersebut pun dimulai. Kancil sebagai penyelenggara menjelaskan peraturan dari kontes tersebut.

"Selamat siang teman-teman semua, siang ini kita akan menyaksikan kontes untuk mencari ayam paling indah di seluruh desa. Namun, situasi kali ini cukup unik karena Merak juga berminat untuk mengikutinya," kata Kancil kepada seluruh hewan yang menyaksikan.

"Untuk para peserta, nantinya kalian akan maju satu persatu dan memperagakan gerakan bebas untuk menunjukan kecantikan kalian," sambung Kancil menjelaskan kepada para peserta.

Satu persatu peserta maju sambil menunjukan gerakan-gerakannya. Mereka melenggak-lenggok untuk menarik perhatian para penonton. Batik menunjukan keindahan bulunya. Pelung dan Kalkun menunjukan keperkasaanya. Merak dan Pegar sama-sama menunjukan keanggunannya. Para hewan-hewan lain yang menyaksikan bersorak dengan semangat.

Namun, ketika tiba giliran Kate yang maju semuanya pun terdiam. Ada yang merasa kesal karena sifat sombongnya, ada juga yang menyangkan bulu indah seperti itu harus disandingkan dengan sifat yang amat sangat buruk. Meski begitu, Kate tidak menyadarinya. Ia malah merasa bahwa semua hewan terdiam karena terpukau melihat keindahan dari bulu-bulunya. Setelah selesai, Kate berjalan dengan dada yang dibusungkan melewati para peserta lainnya.

Kontes tersebut pun telah selesai, Kancil meminta semua hewan yang datang untuk memberikan penilaian. Ia meminta semua peserta untuk berbaris di depan para penonton, dan meminta para hewan lain yang menonton untuk meletakkan sebuah ranting kayu yang telah ia bagikan sebelumnya di depan peserta yang menurut mereka punya penampilan paling bagus.

Kate semakin merasa bahwa dirinya lah yang akan keluar sebagai pemenang. Ia meneriaki peserta lain dan semua hewan yang menonton.

"Hahahaha, tanpa perlu dinilaipun aku udah mengetahui hasilnya. Tentu akulah yang sangat pantas menjadi pemenang," kata Kate dengan bersemangat.

Satu persatu hewan maju untuk memberikan penilaian. Dan akhirnya, telah tiba waktunya untuk mengumumkan hasilnya. Kancil yang dibantu Cemani segera menghitung ranting-ranting yang telah diletakan oleh semua hewan yang menonton. Setelah selesai menghitung, ia pun segera mengumumkan hasilnya.

"Baiklah hadirin sekalian. Tanpa perlu menunggu lebih lama, aku akan segera mengumumkan hasil dari kontes ini," kata Kancil.

"Dan pemenangnya adalah.........Selamat kepada ayam Batik!!!!!!" sambung Kancil yang diikuti oleh sorakan seluruh hewan yang datang.

Kate yang mendengar pengumuman tersebut pun kaget dan merasa tidak terima, ia segera berlari menuju ke arah Kancil dan meneriakinya.

"Hei Kancil, apa kamu sudah menghitung dengan benar? Aku yakin pasti ada kesalahan, mana mungkin aku bisa kalah!" kata Kate menggebu-gebu.

"Hmm baiklah Kate, jika kamu tidak percaya aku akan menjelaskan dengan rinci hasilnya," jawab Kancil.

Ternyata, dari 100 hewan yang datang ke kontes tersebut. Batik mendapat nilai 30, Merak mendapat nilai 25, Pegar mendapat nilai 20, Kalkun mendapat nilai 15, dan Pelung mendapat nilai 10. Tanpa Kate sadari, ternyata tak ada satupun hewan yang memilih dirinya.

"Ini tidak mungkin, kalian semua pasti curang!" kata Kate dengan sangat marah.

Kate yang tidak terima dengan keputusan tersebut terus saja memberikan protesnya. Bahkan, ia menuduh Kancil lah yang telah merencanakan semua ini untuk mempermalukan dirinya. Kancil pun hanya mendengar semua ocehan Kate sambil tersenyum.

"Kate, aku memang merencanakan kontes ini untuk membuatmu merasa jera. Namun, semua penilaian yang terjadi disini itu jujur dari hati para hewan yang datang menyaksikan," jelas Kancil.

"Ini tidak mungkin Kancil, bagaimana seekor ayam seindah diriku ini bisa kalah?," kata Kate yang masih saja tak terima.

"Hei Kate, semua penilaian yang ada disini itu nyata. Mana mungkin hewan-hewan yang datang menyaksikan menganggap bahwa dirimu pantas jika yang kamu selalu tunjukan adalah kesombongan," kata Cemani mencoba menjelaskan.

"Keindahan itu tidak hanya ada dari tampilan luar, tapi juga dari hati Kate," sambung Cemani. 

Mendengar kata-kata dari Cemani membuat Kate pun langsung terdiam membisu. Perasaan malu, dan menyesal sangat menumpuk di dalam hatinya. Ia meminta maaf pada Cemani, dan berjanji tidak akan bersikap seperti itu lagi pada semua hewan di desa.

"Maafkan aku Cemani, aku sangat menyesal. Aku berjanji tidak akan mengulangi perbuatan buruk itu lagi, aku juga akan meminta maaf pada seluruh hewan yang datang. Termasuk ayam-ayam lain yang sering aku hina," kata Kate menyesal.

Setelah kejadian tersebut, Kate merubah sikapnya. Ia tak lagi menjadi ayam yang sombong dan menyebalkan. Semua ayam-ayam lain pun juga telah memaafkannya.

Pesan Moral dari Dongeng untuk Anak: Kisah Ayam Kate yang Sombong

Dongeng anak kali ini mengajarkan tentang untuk selalu bersikap baik dan jangan pernah menyombongkan diri dari orang lain. Karena penilaian diri sendiri, dan penilaian orang lain itu sangatlah berbeda. 

Dongeng ini juga mengajarkan bahwa keindahan itu bukan hanya sekedar penampilan fisik, tetapi juga tentang ketulusan hati. Bagaimana cara kita berbicara terhadap sesama, bagaimana sikap kita pada orang-orang di sekitar kita. Jadi kita tidak boleh menjadi orang yang sombong, dan semena-mena dalam menghina orang lain.

Semoga pesan moral dari dongeng untuk anak: Kisah Ayam Kate yang Sombong ini dapat tertanam pada si Kecil ya Ma!.