Melihat situasi sedang tidak baik-baik saja, Domba akhirnya menjadi penengah antara Ayam dan Babi. Dengan bijak, Domba menasihati Babi tentang pentingnya mengakui kesalahan dan meminta maaf.
"Hai Babi, tidak baik jika kamu menutupi kesalahanmu. Itu bisa membuat hubunganmu dengan Ayam menjadi terganggu. Selain itu, menutupi kesalahan dan tidak meminta maaf hanya akan membuat dirimu dipandang buruk," kata Domba.
"Oleh karena itu, kalau kamu memang melakukan kesalahan, lebih baik mengaku dan meminta maaf daripada menutupi. Tidak ada salahnya kamu mengakui kesalahan dan meminta maaf atas kesalahanmu," lanjut Domba.
"Dengan meminta maaf atas kesalahan yang sudah kamu lakukan, kamu tentu akan dipandang baik dan bertanggung jawab," katanya lagi.
Mendengar nasihat itu, Babi akhirnya menjadi sadar bahwa menutupi kesalahan bukanlah hal yang baik. Seketika itu pula hatinya terketuk dan memilih untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada Ayam atas perbuatannya yang tak sengaja memecahkan telur.
"Ayam. Aku meminta maaf atas kesalahanku kepadamu. Sungguh, aku tidak sengaja menyenggol tempat telurmu saat bersembunyi, sehingga telurmu menjadi pecah. Aku juga meminta maaf karena menutupi kesalahanku darimu. Aku sadar, apa yang sudah aku lakukan bukanlah hal baik," kata Babi dengan perasaan menyesal.
Pernyataan maaf yang disampaikan Babi membuat hati Ayam tersentuh. Ayam kemudian memutuskan untuk menerima permintaan maaf dari Babi.
"Baik Babi, aku maafkan kesalahanmu. Aku berharap kamu tidak lagi lalai dan tidak lagi menutupi kesalahanmu. Hal yang dikatakan Domba juga sangat benar dan baik untukmu. Aku memaafkan kesalahanmu," kata Ayam.
Setelah kejadian itu, hubungan Ayam dan Babi kembali membaik. Domba tentunya sangat merasa senang dengan tindakan Babi yang berani meminta maaf dan tindakan Ayam yang memaafkan kesalahan Babi.