Raden Putra sangat murka. Dia memanggil selir dan tabib istana dan menanyakan kebenarannya.
"Panggil selir dan tabib istana ke hadapanku sekarang!" kata Raden Putra kepada pengawalnya.
Selir dan tabib istana akhirnya mengaku karena sangat ketakutan. Akhirnya selir itu pun hukum.
"Ampun Paduka, aku mengaku bersalah mohon ampun!" kata selir sambil bersimpuh di hadapan Raden Putra.
Begitu juga dengan sang tabib yang memohon ampun pada Raden Putra agar tidak dihukum.
Akhir bahagia untuk Cindelaras dan sang permaisuri. Mereka berdua bisa kembali ke istana.
Raden Putra pun senang memiliki putra yang gagah berani, sopan, dan memiliki kesenangan yang sama dengannya. Beliau bersyukur permaisuri dan Cindelaras bisa pulang ke istana dan berkumpul menjadi keluarga bahagia.
Setelah Raden Putra meninggal, Cinderalas menggantikan sang Papa sebagai Raja. Ia juga mampu memimpin kerajaan dengan adil dan bijaksana.
Nah itulah akhir dari dongeng anak Nusantara: Cindelaras. Bagaimana Ma, ceritanya menarik bukan? Selain menarik, cerita Cindelaras ini memiliki pesan moral yang bisa diajarkan untuk anak.
Pesan moral dari dongeng ini adalah, berbohong dan memfitnah orang lain dapat merugikan. Bahkan jika itu tidak merugikan kita di saat ini, berperilaku buruk bisa merugikan kita di masa depan. Selain itu, menjadi anak yang sopan akan disukai oleh banyak orang.