Youtube.com/Cerita Kartun Anak Anak Bahasa Indonesia
Kembali dibuat terkejut dengan perbuatan kodok, kali ini putri tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia pun mulai bertanya, "Siapa kamu dan bagaimana dengan kodok yang tadi ada di hadapanku?"
Pangeran tadi kemudian duduk menghampiri putri dan mulai menceritakan kepadanya. Ia berkata bahwa dirinya adalah seorang pangeran dari negeri yang cukup jauh. Suatu ketika, terdapat seorang penyihir yang menyihirnya menjadi seekor kodok.
"Hanya ada satu cara untuk melepas sihiran tersebut, yakni mendapat usapan dari sarung tangan sutra seorang putri," ujar pangeran kodok menyambungkan ceritanya.
Usapan putri tadi rupanya berhasil menyelamatkan pangeran dari sihir yang menimpanya selama ini. Keduanya pun langsung menghadap ke raja dan ratu, serta menceritakan semua yang terjadi.
Raja turut senang mendengar cerita dari pangeran kodok. Ia kemudian kembali menasihati putrinya, "Wahai putriku,kejadian ini bisa menjadi pelajaran bahwa jangan pernah kita menilai orang hanya dari penampilan luarnya saja."
"Dan pastinya jangan sampai kita menghakimi orang tersebut sebelum kita mengetahui kebenaran yang terjadi," ujar ratu menyambung ucapan raja.
Kemudian, raja pun menjamu sang pangeran sebelum pangeran itu kembali ke kerajaannya pada keesokan harinya. Setelah melakukan sarapan pagi bersama, pangeran kodok mengajak putri ke area belakang istana.
"Tempat ini menjadi tempat kali pertama kita bertemu. Di sini juga aku ingin mengatakan sesuatu padamu, putri," ujar pangeran yang membuat putri tersenyum malu.
Pangeran melanjutkan ucapannya dengan mengajar putri menikah. Ia berkata, "Maukah kamu menikah denganku dan tinggal bersamaku di kerajaanku?"
Penuh haru, sang putri pun menerima tawaran pernikahan dari pangeran dan keduanya saling melempar senyum satu sama lain. Setelah putri menerima tawaran pernikahan dari pangeran, tiba-tiba muncul seekor kodok dari tepi kolam.
Keduanya mulai mendekat dan memerhatikan apakah kodok di hadapan mereka adalah jelmaan seperti pangeran sebelumnya? Namun, setelah menunggu beberapa lama, kodok itu tak kunjung berbicara.
Putri dan pangeran pun tertawa karena ternyata kodok di hadapan mereka bukan kodok kutukan, melainkan kodok sungguhan. Pernikahan mereka pun digelar secara sederhana dan mereka hidup bahagia selamanya.
Seperti yang disebutkan raja dan ratu kepada putrinya, pesan moral dari cerita ini adalah untuk tidak menilai orang lain hanya dari tampilan luarnya saja. Serta tidak menghakimi orang sebelum mengetahui kejadian sebenarnya yang menimpa orang tersebut.