7 Tanda si Kecil Kekurangan Protein, Apa Efek Negatifnya?

Anak suka rewel bisa jadi karena kurang protein

6 Maret 2020

7 Tanda si Kecil Kekurangan Protein, Apa Efek Negatifnya
4s-fitness.com

Bagi anak-anak, protein sangatlah penting untuk penunjang perkembangannya. Sehingga jika kekurangan protein, ada banyak efek negatif yang dialaminya. 

Protein sendiri berfungsi mengangkut oksigen, membentuk otot, dan jaringan tubuh. Selain itu, protein merupakan sumber energi, pembentuk antibodi, dan membantu koordinasi anggota gerak tubuh. 

Jika kekurangan protein, si Kecil akan mengalami tanda dan gejala tertentu. Seperti apa tandanya, dan apa efeknya bagi si Kecil? Berikut Popmama.com rangkumkan untuk Mama. 

1. Perubahan suasana hati sampai depresi

1. Perubahan suasana hati sampai depresi
Freepik/Ksandrphoto

Perasaan cemas dan depresi berasal dari otak. Anak yang kekurangan protein bisa membuat anak mudah cemas dan bisa sampai berujung depresi. 

Ini dikarenakan otak kekurangan nutrisi penting yaitu asam amino. Sedangkan asam amino bisa didapat salah satunya dari makanan dengan kandungan protein. 

Otak menggunakan asam amino untuk membuat neurotransmitter.

Keseimbangan tepat dari neurotransmitter membantu diri membuat bahagia dan tenang.

Jauh dari rasa cemas berlebih atau depresi. 

2. Anak lebih mudah rewel

2. Anak lebih mudah rewel
Freepik/zilvergolf

Omega 3 di dalam ikan seperti salmon, sarden, teri, dan makarel mampu membuat suasana hati anak lebih stabil dan jauh dari mood yang cranky

Lemak jenuh baik dari mentega dan minyak kelapa menjadi pendukung untuk melindungi omega 3 di otak. 

Jika anak kurang protein, mereka jadi lebih mudah rewel dan memiliki mood buruk tanpa alasan yang jelas. 

Editors' Pick

3. Si Kecil sering lapar

3. Si Kecil sering lapar
sheknows.com

Apakah si Kecil tipe sering nyemil namun malas makan besar? Bisa jadi ia tengah kekurangan protein. 

Anak mudah lapar jika nutrisi hariannya tidak terpenuhi. Asupan makanan harian anak baiknya meliputi semua seperti makanan laut produk hewani, susu, keju,sayur, buah dan lemak tambahan.

Sedangkan jika si Kecil sering makan makanan olahan dan camilan tinggi kalori saja, maka ia akan kekurangan gizi, termasuk protein.

Efek dari kurang gizi adalah rasa lapar terus-menerus. Jadi tak heran jika ia terus merasa lapar dan ingin nyemil tanpa henti. 

4. Anak mudah merasa lelah

4. Anak mudah merasa lelah
Freepik/vacharapongw

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika anak kekurangan protein selama seminggu, itu akan berpengaruh pada postur dan gerakannya. 

Semakin lama, dampak kekurangan protein adalah berkurangnya massa otot dan menyebabkan sulitnya menjaga keseimbangan dan memperlambat metabolisme tubuh. Inilah yang membuat anak jadi malas gerak.

Kondisi ini menyebabkan anak mengalami anemia.

Di mana sel-sel tubuh tidak mendapat cukup oksigen.

Pada akhirnya, anak merasa mudah lelah juga. 

5. Saat sakit, si Kecil sulit sembuh

5. Saat sakit, si Kecil sulit sembuh
Freepik

Kekurangan asam amino dari protein mempengaruhi sistem imun tubuh.

Saat asam amino tidak tercukupi, tubuh tidak bisa membentuk antibodi yang berfungsi untuk mengaktifkan sel darah putih.

Di mana sel darah putih mampu melawan berbagai virus, bakteri, dan toksin. 

Kemudian, apa efeknya jika anak kekurangan protein?

6. Stunting dan sulit tumbuh tinggi

6. Stunting sulit tumbuh tinggi
Freepik/Rawpixel.com

Protein berkaitan erat dengan pertumbuhan anak. Jika anak kurang protein, maka yang bermasalah adalah pertumbuhannya, salah satunya adalah stunting. 

Salah satu tanda yang jelas terlihat adalah tubuh anak yang pendek dan berat badan yang tidak naik.

Hal ini terjadi karena kolagen (dari protein fibrosa) yang bertugas membantu menjaga massa otot dan pertumbuhan tulang tidak cukup untuk menjalankan tugasnya. 

7. Bermasalah pada kulit, kuku, dan rambut

7. Bermasalah kulit, kuku, rambut
Freepik

Protein juga ada yang berjenis kolagen dan keratin. Keduanya penting untuk menyusun kulit, rambut dan kuku. Jika kekurangan nutrisi ini, maka akan terlihat perubahan dari kulit, kuku, dan rambut. 

Kuku si Kecil akan terlihat lebih kering dan rentan. Juga mengelups dan berubah warna jadi lebih terang atau lebih gelap. Jika sudah parah, kuku jadi sangat rapuh. 

Untuk rambut, perubahan yang terlihat adalah warna yang jadi kemerahan, oranye, atau kuning terang. Volume rambut juga jadi lebih tipis sehingga lebih mudah patah dan rontok. 

Tentu Mama tak mau kan si Kecil mengalami hal seperti di atas. Oleh karena itu, perhatikan terus asupan harian si Kecil. Pastikan untuk memberikan menu dengan nutrisi yang lengkap, ya. 

Baca juga: 

The Latest