Vaksin polio sangat penting dalam melindungi anak-anak dari penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian. Vaksin polio telah terbukti efektif dalam mencegah infeksi poliovirus.
Setidaknya terdapat 2 jenis vaksin polio yang bisa diberikan, di antara lain:
- Oral Poliovirus Vaccine (OPV)
Vaksin ini paling umum digunakan dalam upaya untuk eradikasi polio. Ada berbagai jenis vaksin virus polio oral yang kemungkinan mengandung satu, kombinasi dua, atau ketiga serotipe vaksin dilemahkan.
Salah satu jenis vaksin virus polio oral adalah vaksin Bivalent Oral Poliovirus (bOPV). Vaksin tersebut digunakan dalam imunisasi rutin di seluruh dunia, Selain imunisasi rutin, bOPV juga digunakan untuk merespon terhadap wabah virus polio tipe 1 dan 3
- Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV)
Vaksin terdiri dari strain virus polio yang dinonaktifkan (dimatikan) dari ketiga jenis virus polio serta menyediakan antibodi untuk ketiga jenis virus polio. Apabila terjadi infeksi, antibodi dapat mencegah penyebaran virus ke sistem saraf pusat, sehingga melindungi dari kelumpuhan.
Mengingat IPV bukan vaksin 'hidup', membuat IPV tidak menimbulkan risiko poliomielitis paralitik terkait vaksin (VAPP). Namun, IPV bekerja menginduksi tingkat kekebalan yang sangat rendah di usus.
Akibatnya, ketika seseorang yang diimunisasi IPV terinfeksi virus polio liar, virus masih dapat berkembang biak di dalam usus dan keluar melalui tinja, sehingga berisiko melanjutkan sirkulasi.
Fakta menariknya, kini semakin banyak negara maju dan bebas polio yang menggunakan IPV sebagai vaksin pilihan. Hal ini karena risiko lumpuh polio yang menggunakan vaksin OPV secara rutin dianggap lebih besar.
Namun, karena IPV tidak menghentikan penularan virus, OPV lebih banyak digunakan di mana pun terjadi wabah polio. Setelah polio diberantas, penggunaan OPV perlu dihentikan untuk mencegah terjadinya kembali penularan akibat poliomielitis yang berasal dari vaksin (VDPV).