Berbeda dengan Orang Dewasa, Ini Gejala Covid-19 pada Anak Menurut WHO

Menurut WHO ini adalah gejala terbaru menurut hasil penelitian selama ini

27 Januari 2021

Berbeda Orang Dewasa, Ini Gejala Covid-19 Anak Menurut WHO
Freepik

Angka orang terinfeksi virus corona semakin naik, orang disekitarmu pasti sudah mulai banyak yang terinfeksi. Menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menghinari kerumunan) kadang memang terasa sulit bagi sebagian orang.

Ada kalanya sulit untuk membuat anak-anak mengerti akan bahayanya ini virus corona. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk mengetahui perbedaan gejala sakit Covid-19 yang dialami orang dewasa dan anak-anak, agar Mama selalu waspada dan tepat dalam mengambil tindakan. 

Melansir dari situs resmi World Health Organization (WHO), berikut Popmama.com sajikan ulasan mengenai gejala Covid-19 pada anak.

1. Penelitian terbaru WHO tentang gejala pada anak

1. Penelitian terbaru WHO tentang gejala anak
Pixabay/Victoria Borodinova

Anak-anak memanglah kelompok usia yang tidak begitu rentan mengalami infeksi virus Corona. Meski begitu? Kamu sebagai orangtua harus selalu waspada agar si Kecil tidak terinfeksi virus ini.

Pejabat WHO sekaligus pakar penyakit menular, Maria Van Kerkhove menjelaskan tentang penelitian mengenai beberapa gejala Covid-19 pada anak yang perlu kamu ketahui. 

Menurutnya, kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi Covid-19 akan mengelami gejala pada pernapasan, dilanda demam, diterpa batuk, merasakan sakit tenggorokan, hingga perasaan tidak enak badan.

Sementara beberapa orang lainnya mungkin mengalami masalah pada pencernaan dan kehilangan kemampuan indera penciuman dan pengecap.

Berbeda dengan dewasa, pada anak-anak yang terinfeksi virus corona mungkin tidak menderita gejala sebanyak yang orang dewasa rasakan. 

Gejala Covid-19 pada anak-anak mungkin hanya mengalami gejala pencernaan, seperti:

  • diare
  • muntah 
  • mual

tetapi keluhan tersebut cenderung juga lebih ringan bila dibandingkan dengan orang dewasa. Meski begitu, Mama tetap harus waspada.

"Terutama pada anak-anak yang masih sangat kecil, gejala mereka cenderung lebih ringan, yang berarti gejala mereka tidak sebanyak orang dewasa," jelas Maria dalam salah satu episode Science 5 di halaman resmi WHO.

2. Varian baru virus corona terhadap anak-anak

2. Varian baru virus corona terhadap anak-anak
Freepik/kjpargeter

Muncul laporan mengenali adanya varian baru virus corona bulan lalu di Inggris, yang dinilai lebih infeksius. Lalu bagaimana varian virus baru ini berdampak pada anak? Maria menjelaskan, perlu lebih banyak penelitian untuk mendalami virus varian baru tersebut.

Namun, penelitian terhadap varian baru virus corona cenderung tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah di semua kelompok usia, termasuk juga didalamnya anak-anak.

Oleh karena itu, jenis tes, perawatan, hingga pengobatan yang kini masih dilakukan tetap bisa untuk dilanjutkan.

Melalui berbagai penelitian tentang varian baru virus corona ini, belum ditemukan ancaman berbeda varian tersebut terhadap anak-anak.

3. Perlunya edukasi pada anak-anak

3. Perlu edukasi anak-anak
Pexels/Ketut Subiyanto

Penting bagimu selaku orangtua untuk menjaga si Kecil agar tidak sampai terinfeksi Covid-19. Menurut Maria, cara pencegahan yang selama ini sering kita dengar di berita juga berlaku untuk sang Anak.

Seperti mencuci tangan, memakai dan melepas masker dengan tepat, menjaga jarak fisik, hingga mempraktikkan etika pernapasan seperti menutup mulut dengan siku saat batuk ataupun bersin. 

Meski nanti pandemi berakhir itu adalah kebiasan penting yang bermanfaat untuk baginya ketika dewasa. "Ini adalah kebiasaan baik yang harus dibentuk anak seiring bertambahnya usia," kata Maria.

Terakhir, Maria menekankan penting sebagai orangtua memberi anak informasi sebanyak-banyaknya tentang Covid-19, baik gejala dan cara mencegah, sehingga anak tidak akan gusar dengan informasi membingungkan yang beredar di luar.

"Pastikan mereka mendapatkan informasi yang baik dari kamu sebagai orangtuanya," pungkasnya.

Itulah gejala Covid-19 pada anak-anak berdasarkan penelitian terakhir yang dihimpun WHO. Ingatlah Ma, pandemi belum berakhir mari sama-sama putus rantai penyebaran dengan menjalankan protokol kesehatan secara disiplin dan benar. 

Baca juga:

The Latest