Mama dan Papa pasti sudah sangat familiar dengan istilah imunisasi. Dilansir Kemenkes, imunisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan memperkuat sistem imun dengan menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh. Kegiatan ini biasanya mulai dilakukan masih bayi sampai usia remaja.
Imunisasi lengkap bisa menjadi benteng bagi anak sehingga terhindar dari berbagai penyakit, seperti campak, difteri, dan lain-lain. Sayangnya, tidak semua orangtua menyadari pentingnya pemberian imunisasi bagi si Kecil.
Terbukti dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang menunjukkan per 2021 sekitar 1,7 juta anak belum lengkap menerima imunisasi dasar. Salah satu alasannya karena orangtua masih khawatir pemberian imunisasi untuk si Kecil. Ditambah lagi banyak anak-anak yang mengalami demam usai imunisasi.
dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) mengungkapkan cakupan imunisasi menurun signifikan sehingga mengakibatkan sejumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) selama pandemi dan pasca pandemi Covid-19. Misalnya Polio di Aceh dan Jawa Barat, Difteri dan Campak di berbagai daerah Indonesia.
Lebih lanjut dr. Piprim menambahkan, "Ini jadi alarm bagi kita semua agar berupaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi sehingga mencapai tingkat yang tinggi agar kekebalan komunitas segera terwujud kembali dan berbagai KLB bisa dikendalikan."
Dalam rangka Childhood Immunization Update (CIU) 2023, IDAI mengajak Mama dan Papa yang terlambat melakukan imunisasi untuk melakukan imunisasi kerja atau imunisasi ganda. Dengan begitu, si Kecil vaksinasinya sempurna sehingga kekebalan tubuhnya semakin kuat.
Berikut Popmama.com sampaikan penjelasan terkait imunisasi kejar pada anak.
