10 Cara Bantu Anak Mengatasi Rasa Duka dan Kehilangan

Mama tak dapat melindungi anak dari rasa kehilangan, tetapi dapat membantu mengelolanya dengan sehat

17 Mei 2021

10 Cara Bantu Anak Mengatasi Rasa Duka Kehilangan
Freepik/Mne_len

Sebagian besar anak kecil menyadari kematian, bisa jadi kematian kerabat dekat, teman, hingga hewan peliharaan. Mama mungkin menyadari bahwa terdapat perbedaan perilaku pada anak selama beberapa hari.

Kemudian Mama memastikan anak bersenang-senang, mencegahnya terluka, dan memberi tahu anak untuk tidak khawatir “semuanya akan baik-baik saja”. Tetapi mengalami kesedihan secara langsung adalah proses yang berbeda dan seringkali membingungkan bagi anak.

Sebagai orangtua, Mama tidak dapat melindungi seorang anak dari rasa sakit kehilangan, tetapi dapat membantunya merasa aman. Kali ini Popmama.com akan memberikan beberapa hal yang dapat Mama lakukan untuk menghadapi anak yang sedang berduka.

Simak informasinya di bawah ini!

1. Anak berduka secara berbeda

1. Anak berduka secara berbeda
Freepik/Etonastenka

Setelah kehilangan orang yang dicintai, seorang anak mungkin berubah dari menangis satu menit ke menit berikutnya. Suasana hatinya yang berubah tidak berarti bahwa dia tidak bersedih atau telah selesai berduka.

Cara mengatasi anak yang berduka tentunya berbeda orang dewasa, dan bermain dapat menjadi mekanisme pertahanan untuk mencegah anak menjadi kewalahan.

Merupakan hal yang wajar jika anak merasa tertekan, bersalah, cemas, atau marah pada orang yang telah meninggal, atau pada orang lain sama sekali. Balita bahkan mungkin mengalami perilaku kemunduran seperti mulai mengompol lagi, atau kembali ke pembicaraan bayi.

2. Dorong anak yang berduka untuk mengungkapkan perasaannya

2. Dorong anak berduka mengungkapkan perasaannya
Freepik/Bearmoney

Baik bagi anak untuk mengekspresikan emosi apapun yang ia rasakan. Ada banyak buku anak-anak yang menceritakan tentang kematian, dan membaca buku-buku ini bersama-sama bisa menjadi cara yang tepat untuk memulai percakapan dengan anak.

Karena banyak anak tidak dapat mengekspresikan emosinya melalui kata-kata, cara lain yang membantu termasuk menggambar, membuat lembar memo, melihat album foto, atau bercerita.

3. Bersikaplah sesuai perkembangan usianya

3. Bersikaplah sesuai perkembangan usianya
Freepik

Sulit untuk mengetahui bagaimana seorang anak akan bereaksi terhadap kematian, atau bahkan jika ia sudah memahami konsep tersebut. Hindari memberikan terlalu banyak informasi secara gamblang, karena ini bisa membuat ia kewalahan.

Sebaliknya, cobalah menjawab pertanyaannya sesuai perkembangannya. Balita seringkali tidak menyadari bahwa kematian itu bersifat permanen, dan ia mungkin berpikir bahwa orang yang dicintai yang sudah meninggal akan kembali jika ia melakukan hal-hal tertentu.

"Anak-anak memahami bahwa kematian itu buruk, dan mereka tidak suka perpisahan, tetapi konsep 'selamanya' tidak ada.” ujar Gail Saltz seorang psikiater yang dilansir dari childmind.org.

Anak usia sekolah yang lebih besar memahami keabadian kematian, tetapi ia mungkin masih memiliki banyak pertanyaan. Lakukan yang terbaik untuk menjawab dengan jujur dan jelas. Tidak apa-apa jika Mama tidak bisa menjawab semuanya, namun penting selalu tersedia untuk anak.

4. Menggunakan kalimat langsung

4. Menggunakan kalimat langsung
Freepik/Rawpixel-com

Saat membahas kematian, jangan pernah menggantikan atau menutupi kata dan ungkapan lain. Anak-anak sangat literal, dan mendengar bahwa orang yang dicintai "pergi tidur" atau “pergi sebentar” bisa menyebabkan salah paham.

Selain membuat anak menunggu, eufemisme mengganggu kesempatannya untuk mengembangkan keterampilan mengelola diri yang sehat, yang sebenarnya ia perlukan di masa depan

Editors' Pick

5. Menghadiri pemakaman

5. Menghadiri pemakaman
Everplans.com

Menghadiri pemakaman atau tidak adalah keputusan pribadi yang sepenuhnya bergantung pada Mama dan anak. Pemakaman dapat membantu untuk memberikan penutupan, tetapi beberapa anak belum siap untuk pengalaman yang begitu intens.

Jangan pernah memaksa balita untuk menghadiri pemakaman. Jika ingin anak pergi, pastikan Mama mempersiapkannya untuk apa yang akan dia lihat. Jelaskan bahwa pemakaman adalah saat yang sangat menyedihkan, dan beberapa orang mungkin akan menangis.

Jika anak akan ada proses pemakamannya, maka Mama harus mempersiapkan dia untuk itu juga. Ingatlah bahwa anak mungkin siap untuk marah, dan perilakunya tidak dapat diprediksi.

“Anak-anak tidak akan berperilaku seperti yang diinginkan atau harapkan. Jika menganggap bahwa pemakaman bukanlah cara terbaik, ada cara lain untuk mengucapkan selamat tinggal.” catat Dr. Saltz. Seperti menanam pohon, berbagi cerita, atau melepaskan balon semuanya bisa menjadi alternatif yang baik untuk memberikan penutupan kepada seorang anak.

6. Membahas kehidupan setelah kematian

6. Membahas kehidupan setelah kematian
Freepik/Zinkevych

Dr. Saltz mengatakan bahwa gagasan tentang kehidupan setelah kematian bisa sangat membantu anak yang berduka. Jika orangtua memiliki keyakinan agama tentang akhirat, sekaranglah waktunya untuk membagikannya pada anak.

Jika belum ingin mengangkat topik agama, Mama masih dapat menghibur balita dengan konsep bahwa seseorang terus hidup dalam hati dan pikiran orang-orang yang menyayanginya.

7. Jangan mengabaikan kesedihan diri sendiri

7. Jangan mengabaikan kesedihan diri sendiri
Freepik

Anak balita akan sering meniru perilaku orangtua yang berduka. Penting untuk menunjukkan emosi Mama sendiri, karena ini meyakinkan anak-anak bahwa perasaan sedih atau kesal itu tidak apa-apa. Namun, bereaksi secara eksplosif atau tidak terkendali akan mengajarkan anak cara-cara yang tidak sehat untuk mengatasi kesedihan.

8. Tetap berpegang pada rutinitas

8. Tetap berpegang rutinitas
Freepik/user14907079

Anak mungkin sangat merasa nyaman dalam rutinitasnya, jadi jika Mama membutuhkan waktu untuk menyendiri, cobalah untuk mencari kerabat atau teman yang dapat membantu menjaga kehidupan anak senormal mungkin.

Meskipun penting untuk berduka atas kematian orang yang dicintai, tetap berpegang pada rutinitas juga penting. Hal ini dilakukan agar anak mama dapat memahami bahwa hidup terus berjalan, bahkan setelah mengalami kejadian yang menyedihkan untuknya.

9. Berbeda situasi, berbeda cara penanganannya

9. Berbeda situasi, berbeda cara penanganannya
Freepik/Alf061

Bagi banyak anak, kematian hewan peliharaan akan menjadi pemaparan kematian pertama mereka. Ikatan yang dibangun anak-anak dengan hewan peliharaannya sangat kuat, dan kematian hewan peliharaan keluarga bisa sangat mengganggu.

Jangan meremehkan kepentingannya, atau segera ganti hewan yang mati dengan hewan baru. Sebaliknya, beri anak waktu untuk berduka karena hewan peliharaannya. Ini adalah kesempatan untuk mengajari anak tentang kematian dan cara menangani kesedihan dengan cara yang sehat dan mendukung secara emosional.

Selain itu, kematian seorang kakek nenek juga merupakan pengalaman umum bagi anak-anak kecil, dan mungkin menimbulkan banyak pertanyaan, seperti, "Akankah orangtuaku menjadi yang berikutnya?"

Untuk menjawabnya, penting untuk memberi tahu si Kecil bahwa Mama dan Papa mungkin akan hidup untuk waktu yang lama. Setelah kematian salah satu orangtua, secara alami anak akan mengkhawatirkan kematian orangtua yang tersisa atau pengasuh lainnya.

Yakinkan seorang anak bahwa ia akan selalu dicintai dan diperhatikan. Merupakan gagasan yang baik untuk mengandalkan anggota keluarga selama waktu ini untuk membantu memberikan pengasuhan dan perawatan tambahan.

Dr. Saltz merekomendasikan terapi dalam kasus kematian yang signifikan, seperti kematian orangtua atau saudara kandung. Terapi dapat menyediakan solusi untuk berbicara, ketika anak mungkin merasa tidak dapat berbicara dengan anggota keluarga lainnya, karena mereka juga berduka.

10. Mengobati masalah serius

10. Mengobati masalah serius
Freepik/Dragonimages

Jika Mama memperhatikan bahwa anak tampak sangat kesal dan tidak mampu mengatasi kesedihan dan kehilangannya, ia mungkin mengalami gangguan penyesuaian.

Dilansir dari childmind.org, gangguan penyesuaian adalah kondisi serius dan menyedihkan yang dialami beberapa anak setelah mengalami peristiwa yang menyakitkan atau mengganggu.

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak jika Mama merasa bahwa ia masih belum pulih dari rasa kehilangan setelah mendapatkan perawatan dengan cara yang sehat.

Nah itulah beberapa cara yang dapat mendukung anak yang sedang berduka. Walaupun anak mungkin belum mengerti jelas tentang kematian, ia akan menyadari kehilangan serta melihat bagaimana perubahan perilaku orang-orang di sekitarnya.

Dengan menerapkan cara di atas diharapkan dapat membantu balita agar tidak mengalami rasa berduka jangka panjang hingga mengalami trauma.

Baca juga:

The Latest