5 Hal yang Harus Dihindari saat Mendidik Anak agar Bertanggung Jawab

Jika Mama ingin membesarkan anak yang bertanggung jawab, penting untuk mengurangi kebiasaan ini

11 November 2023

5 Hal Harus Dihindari saat Mendidik Anak agar Bertanggung Jawab
Freepik/Zinkevych

Sebagai orangtua, Mama tentu sering melakukan yang diharapkan dapat membuat hidup anak menjadi lebih baik dan lebih nyaman.

Hal-hal ini termasuk membersihkan barang-barang mainannya, membela anak ketika ia salah, hingga memberikan hal-hal yang tidak pernah dimiliki dulu saat orangtua tumbuh dewasa. Sebagian besar waktu, ini memang baik-baik saja.

Tetapi apa yang terjadi jika orangtua sering melakukan ini dan anak mulai menghindari tanggung jawab? Tentu ini bisa jadi mimpi buruk Mama, bukan?

Untuk menghindari mimpi buruk tersebut, Popmama.com akan memberi tahu kebiasaan apa saja yang seharusnya dihindari orangtua ketika ingin membesarkan anak yang bertanggung jawab. Baca terus ya, Ma!

1. Membiarkan anak selalu menyalahkan orang lain

1. Membiarkan anak selalu menyalahkan orang lain
Freepik/odua

Mama mungkin pernah mendengar ungkapan, "Dia yang memulai!" atau "Temanku membuatku melakukannya!". Sebagian besar waktu, anak-anak menggunakan frasa semacam ini untuk menyalahkan orang lain dan menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka.

Sayangnya, semakin Mama membiarkan anak melakukan ini, semakin ia akan "berperan sebagai korban" dan menolak untuk bertanggung jawab atas tindakannya. Alih-alih menyalahkan orang lain, ajari anak cara menggunakan "Pernyataanku".

Dilansir dari Constructive Parenting, "Pernyataanku" membantu anak menempatkan tanggapannya ke dalam konteks situasi dan apa perannya terhadap peristiwa yang terjadi. Ini bisa menjadi sangat penting, ketika anak marah atau merasa kesal atas sesuatu yang ia berperan di dalamnya.

Alih-alih bertindak sebagai korban, "Pernyataanku" membantu anak menghindari kesalahan yang salah dan belajar bagaimana menerima tanggung jawab.

Editors' Pick

2. Melindungi anak dari konsekuensi alami

2. Melindungi anak dari konsekuensi alami
Freepik/Dimaberlin

Sebagai orangtua, Mama tentu ingin melindungi anak dan membuatnya senyaman mungkin saat tumbuh dewasa. Terkadang ini membuat Mama melakukan sesuatu untuk membantu anak untuk  menghindari pengalaman yang tidak menyenangkan dan konsekuensi alami atas tindakannya.

Namun, keputusan atau perilaku buruk yang menghasilkan konsekuensi alami dapat membuat anak banyak belajar, segera setelah peristiwa tersebut.

Faktanya, dilansir dari American Academy of Pediatrics, konsekuensi sederhana namun logis membantu anak-anak belajar bagaimana membingkai ulang perilaku mereka dan pada akhirnya membuat keputusan sendiri.

Selain itu, anak dapat belajar lebih banyak bagaimana bertanggung jawab atas konsekuensi alami ini daripada ketika Mama melindunginya dari konsekuensi. Seiring waktu, momen-momen ini membantu anak-anak beradaptasi dan membuat pilihan yang lebih cerdas.

3. Terlalu sering menyerah pada setiap keinginan anak

3. Terlalu sering menyerah setiap keinginan anak
Freepik/Nomadsoul1

Sama seperti ketika membantu anak menghindari konsekuensi alami, orangtua juga sering menyerah pada tuntutan anak karena "ingin anak bahagia". Mama mungkin tak merasa keberatan saat membelikan anak mainan baru setiap kali pergi ke toko mainan, atau mencegah keributan yang mungkin terjadi.

Namun, ketika Mama menyerah pada setiap permintaan anak, ini menciptakan dunia yang tidak realistis untuknya. Anak akan mulai berasumsi bahwa setiap orang akan melayaninya apa pun yang terjadi, dan ini dapat menyebabkan masalah serius saat ia tumbuh dewasa.

Ada hal positif jika tidak menuruti setiap permintaan anak, yaitu mengajarinya cara menghasilkan sesuatu, mengajarinya nilai etos kerja dan tekad. Keduanya membantu anak belajar bagaimana bertanggung jawab dan melihat perannya dalam sehari-hari.

4. Menghindari emosi negatif

4. Menghindari emosi negatif
Freepik/Perfectlab

Orangtua seringkali berusaha untuk tidak meninggikan suara, menangis, atau mengungkapkan rasa takut di depan anak karena dilihat sebagai tindakan perlindungan.

Dan menganggap bahwa anak hanya perlu melihat kebahagiaan dan emosi positif lainnya, agar tidak merasakan sakitnya kesedihan, ketakutan, atau ketidaknyamanan. Tapi inilah masalahnya, emosi negatif sama "normalnya" dengan emosi positif.

Anak perlu melihat orangtua menangis dan marah, sama seperti ia melihat orangtuanya tertawa dan tersenyum, karena hal ini mengajarkannya bahwa emosi adalah respons alami terhadap suatu peristiwa.

Mengalami emosi negatif juga membantu anak belajar bagaimana memberi nama emosi dan mengatur perasaannya juga, yang menjadi komponen penting untuk menerima tanggung jawab atas tindakan.

5. Membersihkan “kekacauan” yang anak buat

5. Membersihkan “kekacauan” anak buat
Freepik/Shangarey

Ketika Mama memiliki 10.000 tugas untuk dilakukan, terkadang terasa lebih mudah untuk melakukan segalanya untuk anak-anak, termasuk membersihkan kekacauannya.

Sayangnya, proses berpikir ini kurang tepat, karena pada dasarnya melatih anak bahwa seseorang akan mengurus sesuatu untuknya dan ia tidak perlu bertanggung jawab atas tindakannya tersebut. Alih-alih membersihkan semuanya, Mama perlu mengajari anak cara membersihkan sendiri.

Dilansir dari Aha! Parenting, menyatakan bahwa belajar membersihkan sejak dini akan membantu anak menjadi lebih bertanggung jawab dan mandiri saat tumbuh dewasa.

Meskipun awalnya tetap perlu membantu anak, penting bagi Mama untuk menekankan bahwa setiap orang membersihkan kekacauannya sendiri. Dengan melakukan ini, secara alami mengajari anak bahwa tindakannya memiliki konsekuensi dan membutuhkan perawatan yang bertanggung jawab.

Itulah beberapa hal yang perlu dihindari orangtua ketika ingin membesarkan anak yang bertanggung jawab. Orangtua yang paling penuh kasih dan setia pada anak, memang dapat dan harus membantu mengajari anak bagaimana bertanggung jawab atas tindakannya.

Sayangnya, menghilangkan kebiasaan diatas seringkali membuat Mama merasa bersalah. Namun, dengan menghindari lima tindakan di atas, Mama dapat membantu membesarkan anak yang berpengetahuan luas dan bertanggung jawab.

Baca juga:

The Latest