Hasil Studi: Pola Asuh Positif Bantu Kurangi Risiko Obesitas pada Anak

Tanpa disadari, pola asuh orangtua berperan penting terhadap obesitas anak

12 Maret 2022

Hasil Studi Pola Asuh Positif Bantu Kurangi Risiko Obesitas Anak
wsimag.com

Ketika orangtua memikirkan pengasuhan anak dan perkembangan anak, kita mungkin meremehkan seberapa banyak keterkaitannya.

Tak banyak yang menyadari bahwa gaya dan sikap pengasuhan orangtua dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan anak, bahkan ini berlaku untuk kesehatan mental dan kesehatan fisik mereka.

Sebuah penelitian juga menemukan bahwa gaya pengasuhan orangtua ternyata juga dikaitkan dengan obesitas pada anak. Obesitas sendiri merupakan kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar.

Obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, hingga diabetes. Sedangkan pada anak-anak, obesitas menyebabkan mereka lebih rentan mengalami radang sendi dan patah tulang dibandingakan dengan anak yang memiliki berat ideal.

Lantas, apakah keterkaitan gaya pengasuhan dan obesitas pada anak? Yuk simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!

1. Anak yang memiliki interaksi positif dengan orangtua, cenderung punya risiko lebih rendah terkena obesitas

1. Anak memiliki interaksi positif orangtua, cenderung pu risiko lebih rendah terkena obesitas
Freepik/prostooleh

Dilansir dari Medical Xpress, sebuah studi telah dilakukan yang menunjukkan bahwa pola asuh yang positif dapat mengurangi risiko anak mengalami obesitas.

Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Pennsylvania State University yang dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics di tahun 2022.

Studi ini menemukan bahwa anak-anak yang memiliki interaksi awal yang positif dengan orangtua mereka atau pengasuh selain orangtua, cenderung punya risiko lebih rendah terkena obesitas.

Apa yang para peneliti kategorikan sebagai interaksi awal yang "positif" adalah kehangatan, daya tanggap, dan lingkungan rumah yang merangsang.

Salah satu peneliti, Brandi Rollins, menyatakan bahwa memiliki lingkungan rumah yang hangat dan mendukung dapat membantu melawan beberapa faktor risiko lain, yang akan membuat anak-anak lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami obesitas.

Editors' Pick

2. Peran keluarga dan Mama sangat memengaruhi risiko obesitas pada anak

2. Peran keluarga Mama sangat memengaruhi risiko obesitas anak
Freepik/bearfotos

Untuk melengkapi penelitian, para peneliti mengamati 1.000 pasang Mama dan anak-anak.

Di sini peneliti menemukan bahwa paparan dini terhadap lingkungan keluarga yang hangat dan positif, ditambah dengan kehangatan dari Mama, dapat mengurangi risiko obesitas.

Mereka juga menemukan bahwa kemampuan seorang anak untuk mengatur emosinya sendiri, juga memainkan peran besar.

Menariknya, faktor-faktor ini bersifat protektif atau mampu melindungi anak-anak, bahkan ketika mereka menghadapi beberapa faktor risiko obesitas, termasuk kemiskinan, orangtua yang mengalami depresi, atau tinggal di rumah dengan orangtua tunggal.

"Sungguh menggembirakan mengetahui bahwa, dengan menyediakan lingkungan yang penuh kasih dan aman, kita dapat mengurangi risiko anak-anak mengalami obesitas." ujar Brandi.

3. Hubungan keluarga lebih mudah dibangun untuk mencegah obesitas pada anak

3. Hubungan keluarga lebih mudah dibangun mencegah obesitas anak
Freepik

Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak dengan obesitas parah, memiliki lebih sedikit hubungan dengan keluarga, daripada anak-anak yang tidak obesitas atau yang menunjukkan tingkat obesitas sedang.

Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor mana yang berkontribusi terhadap perkembangan obesitas parah, dan faktor mana yang mengurangi risiko.

"Meskipun temuan pada obesitas parah mungkin tampak mengecewakan, mereka menawarkan beberapa harapan," jelas Brandi.

Brandi menambahkan, beberapa faktor risiko, seperti kemiskinan rumah tangga, bisa sangat sulit diubah. Namun hubungan, di sisi lain, mungkin lebih mudah dibangun. Orang-orang dapat belajar menjadi orangtua secara responsif.

Menurut Brandi, penelitian ini mendorong para orangtua untuk memahami bahwa gaya pengasuhan benar-benar penting, dan keluarga itu penting.

4. Orangtua dapat mempelajari keterampilan mengasuh secara responsif

4. Orangtua dapat mempelajari keterampilan mengasuh secara responsif
Freepik/shurkin_son

Studi ini berfokus pada obesitas masa kanak-kanak, tetapi para peneliti mengatakan bahwa orangtua dapat meningkatkan banyak hasil untuk anak-anak mereka dengan mempelajari keterampilan mengasuh secara responsif.

"Tidak ada yang bisa membaca pamflet tentang mobil dan tiba-tiba berharap bisa mengemudi. Mengemudi adalah keterampilan yang membutuhkan pendidikan dan latihan. Begitu juga dengan pengasuhan yang responsif." ujar Brandi.

Brandi juga menyarankan agar profesional kesehatan masyarakat, dokter, dan peneliti harus berkolaborasi untuk membantu keluarga mengembangkan aset psikososial, termasuk pengasuhan yang responsif dan lingkungan rumah yang terstruktur.

Menurutnya ini dapat mengurangi tingkat obesitas pada masa kanak-kanak dan meningkatkan kualitas hidup penting lainnya.

Nah itulah informasi seputar bagaimana pola pengasuhan yang positif dapat membantu mengurangi risiko obesitas pada anak. Selain meningkatkan interaksi yang positif dan mempelajari keterampilan pengasuhan responsif, ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk mencegah obesitas pada anak.

Tips Mencegah Obesitas pada Anak Sejak Usia Dini

Tips Mencegah Obesitas Anak Sejak Usia Dini
Freepik/Diana.grytsku

Seperti yang disebutkan di atas, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, hingga diabetes. Sedangkan pada anak-anak, obesitas menyebabkan mereka lebih rentan mengalami radang sendi dan patah tulang dibandingakan dengan anak yang memiliki berat ideal.

Namun Mama tak perlu khawatir, karena ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas pada anak sejak usia dini. Berikut beberapa tipsnya:

Terapkan menu makanan yang sehat

Obesitas pada anak dapat dicegah dengan menerapkan pola makan sehat. Maka dari itu, penyajian hingga pemilihan makanan untuk anak harus diperhatikan dengan baik. Gula merupakan salah satu penyebab anak suka ngemil, bahkan seringkali dalam jumlah tidak terkontrol.

Maka dari itu batasi jumlah gula yang dimasukkan ke dalam makanan atau minuman anak. American Heart Association menyarankan tambahan 25 gram gula atau 6 sdt per hari untuk anak usia 2-18 tahun atau sekitar 100 kalori.

Minum air yang cukup

Kecukupan cairan tubuh harian diperlukan agar anak terhidrasi. Berdasarkan tingkatan usia, berikut rekomendasi asupan cairan yang perlu anak penuhi per harinya:

  • Anak usia 0,5-1 tahun membutuhkan 800 ml/hari
  • Anak usia 1-3 tahun membutuhkan 1.200 ml/hari
  • Anak usia 4-6 tahun membutuhkan 1.500 ml/hari
  • Anak usia 7-9 tahun membutuhkan 1.900 ml/hari

Dukung anak agar sering latihan fisik

Rutin melakukan olahraga setiap hari dapat membantu menghindarkan obesitas pada anak. Cobalah untuk berolahraga rutin dengan total satu jam latihan per harinya. Waktu olahraga ini bisa dipecah menjadi 15 menit agar anak tidak terbebani.

Selain itu, Mama juga harus aktif terlibat dan memberikan dukungan pada olahraga yang dilakukan anak. Olahraga yang dilakukan juga bisa didasarkan pada aktivitas yang anak sukai, seperti bersepeda, menari, atau berjalan menemani anjing di taman, sambil menjaga jarak aman dengan orang lain.

Kini Mama telah mengetahui bagaimana dampak pola asuh positif bantu kurangi risiko obesitas pada anak. Jadi yuk Ma, mulai menerapkan tips-tips di atas, dan jangan lupa untuk menunjukkan kehangatan dan mempelajari bagaimana keterampilan pengasuhan responsif untuk mencegah obesitas pada anak sejak usia dini!

Semoga si Kecil dapat tumbuh sehat dan jadi anak yang bahagia ya!

Baca juga:

The Latest