5 Prinsip Pendidikan Montessori yang Bisa Diterapkan di Rumah

Pendidikan Montessori mengajarkan anak untuk mandiri sejak usia dini

30 Maret 2022

5 Prinsip Pendidikan Montessori Bisa Diterapkan Rumah
Pexels/tatiana syrikova

Bagi Mama yang tertarik dengan metode pendidikan Montessori yang dikembangkan oleh Maria Montessori, ada berbagai macam cara untuk melakukannya selain mendaftarkan anak pada sekolah Montessori.

Ketika menciptakan metode Montessori di rumah, pastikan si Kecil memiliki ruang untuk meningkatkan kemandirian dan pembelajaran langsung, dengan kegiatan yang membangun perkembangan kognitif, emosional, sosial, dan fisiknya.

Tak hanya itu saja, ada beberapa prinsip pendidikan Montessori yang bisa diterapkan di rumah. Jika Mama tertarik untuk menerapkan prinsip ini, simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini ya!

1. Membiarkan balita melakukannya sendiri

1. Membiarkan balita melakukan sendiri
Pexels/Tatiana Syrikova

Seringkali, balita akan meminta untuk melakukan sesuatu sendiri, namun terkadang Mama merasa bahwa dengan membantu anak akan menjadi lebih mudah dan tidak berantakan, jika dibandingkan ketika anak melakukannya sendiri.

Pemikiran ini, bagaimanapun, tidak mengajarkan balita untuk melakukan sesuatu sendiri. Sedangkan salah satu aturan sederhana metode Montessori adalah membiarkan balita melakukan sesuatu sendiri.

Dilansir dari Montessori Center School, agar si Kecil berhasil dalam mencoba dan menyelesaikan tugasnya sendiri, Mama dapat memberikannya lingkungan di mana semua yang ia butuhkan sesuai dengan usia dan kemampuan anak.

Beberapa cara sederhana untuk menerapkannya, adalah memiliki meja dan kursi seukuran balita untuk membuat makanan ringan, menuangkan air, atau membuat kerajinan, dan menerapkan sistem penyimpanan di mana segala sesuatu memiliki tempatnya yang dapat diakses balita

Kunci kemandirian adalah memiliki alat yang tepat untuk melakukan sesuatu sendiri atau dengan bantuan yang sangat minim.

Editors' Pick

2.Kebebasan menjelajahi lingkungan

2.Kebebasan menjelajahi lingkungan
Freepik/Gpointstudio

Ketika balita diizinkan untuk memilih apa yang ingin ia lakukan dalam suatu aktivitas, ia akan lebih cenderung terlibat dan belajar dari aktivitas tersebut, daripada jika diberi tahu apa yang harus dilakukan saat bermain.

Dilansir dari The Montessori Foundation, ketika anak diizinkan untuk memilih aktivitas yang akan dilakukan, ia akan mendapatkan rasa pemberdayaan dan membuatnya memiliki perasaan kendali atas sebagian dari hidupnya.

Mampu memilih mainan apa yang harus dilakukan juga membantu menguasai keterampilan yang sedang dikerjakan dalam mainan tersebut, dan pada akhirnya memberikan balita rasa pencapaian.

Begitu anak menyelesaikan permainan baru atau merasa bosan, yang harus ia lakukan hanyalah mengembalikannya ke tempatnya sebelum melakukan aktivitas baru.

3. Mempraktikkan aktivitas kehidupan sehari-hari

3. Mempraktikkan aktivitas kehidupan sehari-hari
Freepik/karlyukav

Balita pada dasarnya ingin belajar dan membantu. Inilah sebabnya mengapa Mama sering menemukan balitanya yang meminta berkali-kali setiap hari untuk membantu Mama di dapur atau bahkan dengan pekerjaan rumah.

Naluri awal banyak orangtua adalah memberi tahu "Tidak" ketika anak menawarkan bantuan, dan kemudian akan meminta anak untuk menemukan aktivitas lain yang dapat mengalihkan perhatiannya, saat Mama membersihkan atau menyiapkan makanan.

Namun, dengan melakukan ini, balita tidak memiliki kesempatan untuk mempraktikkan aktivitas kehidupan praktis sehari-hari yang nantinya akan diperlukan seumur hidup.

Dilansir dari Step By Step Montessori Schools, ketika balita dapat berpartisipasi dalam kegiatan kehidupan sehari-hari, ia mempelajari urutan tugas yang dilakukan, koordinasi, bagaimana menjadi lebih mandiri, dan melatih keterampilan motorik kasar dan halus.

Meskipun mungkin lebih mudah untuk memberi tahu balita bahwa bantuannya tidak diperlukan, dengan membiarkan anak membantu Mama menyelesaikan aktivitas sehari-hari, ia sedang dikembangkan untuk mandiri seiring bertambahnya usia.

Dan ketika ini terjadi dalam jangka panjang, peran anak dapat meringankan sedikit banyak tugas rumah Mama dan Papa.

4. Belajar berkonsentrasi dari keterampilan dasar

4. Belajar berkonsentrasi dari keterampilan dasar
Pexels/Yan Krukov

Mengetahui cara berkonsentrasi bukanlah sesuatu yang alami bagi balita. Karena itu, ia perlu diajari cara berkonsentrasi.

Dilansir dari Sunrise Montessori, bagian dari belajar konsentrasi adalah dengan mengajak anak dalam kegiatan yang mengembangkan keterampilan dasar.

Keterampilan dasar adalah keterampilan yang tidak hanya melatih keterampilan motorik halus dan kasar, tetapi juga mencakup keterampilan yang akan digunakan balita dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, Mama dapat mengajari si Kecil cara memakai jaket, mencuci tangan, membersihkan mainan atau bahan untuk suatu kegiatan, menyapu lantai, dan lainnya membutuhkan konsentrasi untuk diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, dengan menerapkan beberapa aktivitas tersebut di rumah, kemampuan konsentrasi anak akan menjadi lebih kuat. Dan ketika tingkat konsentrasi dikembangkan, ia akan lebih mungkin untuk mempelajari keterampilan yang lebih rumit.

5. Mengajarkan anak bahwa motivasi batinlah yang membuatnya berhasil

5. Mengajarkan anak bahwa motivasi batinlah membuat berhasil
Freepik/Jcomp

Banyak orangtua yang menghadiahi balita dengan hadiah, ketika anaknya bisa menyelesaikan suatu kegiatan.

Menurut metode Montessori, balita harus merasa cukup dihargai dengan mengakui keterampilan yang telah dicapai, dan tidak membutuhkan hal-hal seperti hadiah atau stiker agar ia merasa pekerjaannya telah dilakukan dengan baik.

Dilansir dari Montessori Center School, balita dapat belajar rasa bangga atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik ketika, mereka ia diberikan pujian dalam bentuk penghargaan fisik.

Meskipun baik untuk memberikan pujian verbal, menurut publikasi tersebut, pujian harus digunakan dengan hemat.

Oleh karena itu, ketika si Kecil menyelesaikan suatu prestasi, membiarkannya menikmati rasa pencapaian, mengajarkan anak bahwa motivasi batinlah yang membuatnya berhasil.

Selain itu, ini juga mengajarkan anak bahwa menyelesaikan tugas bukan untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. Namun kepuasan saat menyelesaikan tugas adalah yang terpenting.

Nah itulah beberapa prinsip pendidikan Montessori yang bisa diterapkan di rumah. Dari informasi di atas, Mama dapat memahami bahwa pendidikan Montessori dapat membantu balita mengembangkan kemandirian, rasa empati dan keadilan sosial, dan kecintaan belajar seumur hidup.

Tertarik untuk mencoba prinsip Montessori ini di rumah, Ma?

Baca juga:

The Latest