5 Sikap Orangtua yang Dilarang, Membuat Anak Tak Percaya Diri

Hindari melakukan sikap di bawah ini agar anak memiliki rasa percaya diri

3 Juli 2020

5 Sikap Orangtua Dilarang, Membuat Anak Tak Percaya Diri
Pixabay/PublicDomainPictures

Salah satu faktor penting dalam masa-masa tumbuh kembang anak adalah membangun rasa percaya diri. Dengan membangun rasa percaya diri sejak kecil, dapat membantunya lebih mudah untuk bersosialisasi dan mengembangkan bakat anak.

Membangun rasa percaya diri datang dari orang terdekatnya, yaitu dari orangtua. Sayangnya, orangtua suka tak menyadari, ingin membuat anaknya tangguh justru sebaliknya membentuk anak menjadi tidak percaya diri.

Lantas, sikap apa saja itu? Berikut Popmama.com telah menyiapkan ulasan tentang sikap orangtua yang bisa membuat anak merasa tak percaya diri.

1. Memarahi anak dengan berteriak dan memukul bisa melemahkan karakter anak

1. Memarahi anak berteriak memukul bisa melemahkan karakter anak
Freepik/rawpixel.com

Memarahi anak saat ia melakukan kesalahan dengan berteriak dan memukul anak sama aja menunjukkan emosi yang berlebihan. Hal ini tentunya bisa melemahkan karakter anak.

Dengan berteriak dan memukul, orangtua bisa mengganggu kemampun anak saat menyelesaikan masalah dan mengatasi konflik. Ia dapat berpikir bahwa dalam menyelesaikan masalah, dilakukan dengan berteriak dan tindakan kekerasan pada orang lain.

Hal ini juga dapat membuat anak trauma dan membuat anak tidak percaya diri hingga usianya dewasa nanti.

Editors' Pick

2. Mendendam emosi dengan tak membahas permasalahan yang telah lalu

2. Mendendam emosi tak membahas permasalahan telah lalu
Freepik/Ksandrphoto

Hubungan antara dan anak memang tidak selalu mulus, Terkadang, ada saja permasalahan yang menimbulkan konflik. Ketika masalah tersebut sudah selesai, terkadang orangtua kerap lupa dan tak membahas permasalahan yang telah lalu ketika sedang marah.

Hal ini sama saja dengan mengajarkan anak untuk mendendam emosi dan dendam pada orang lain. Selain itu, orangtua dan anak akan dapat sulit untuk memperbaiki perilakunya untuk jadi lebih positif.

Bagi anak, hal ini juga akan sulit membuatnya untuk mengembangkan rasa percaya diri.

3. Mengeluarkan kalimat-kalimat yang cenderung kasar pada anak

3. Mengeluarkan kalimat-kalimat cenderung kasar anak
Freepik

Dalam keadaan apapun, sebaiknya hindari untuk tidak mengeluarkan kalimat-kalimat yang cenderung kasar pada anak. Hal ini juga termasuk ketika Mama sedang berada dalam emosi yang tinggi atau sedang diselimuti amarah.

Ucapan kasar pada dasarnya dapat menyakiti hati anak dan membuatnya malu, hal ini akan mengganggu kemampuan anak untuk percaya diri serta ia bisa ragu pada kemampuan yang dimiliki karena takut dihina atau direndahkan orang lain.

Ketika hal ini terjadi, hubungan antara Mama dan anak pun akan bisa jadi terganggu, bukan?

4. Memarahi dan menekan anak secara berlebihan sehingga menimbulkan perasaan bersalah terus menerus

4. Memarahi menekan anak secara berlebihan sehingga menimbulkan perasaan bersalah terus menerus
Freepik/peoplecreations

Selain berhenti mengungkit masalah yang pernah terjadi, Mama juga harus berhenti memarahi dan menekan anak secara berlebihan. Karena sikap ini justru dapat membuat anak merasa bersalah terus menerus.

Merasa bersalah terus menerus akan membuat anak menjadi sulit untuk menentukan keputusan, karena ia dapat menganggap bahwa setiap keputusan yang diambil akan selalu salah dan buruk.

Hal ini juga bisa menyebabkan anak menjadi sulit untuk mengelola perasaan yang ia miliki, pada akhirnya anak akan merasa mengalami krisis percaya diri.

5. Mencampuri segala urusan anak agar apa yang dikerjakan dapat berjalan dengan baik dan sukses

5. Mencampuri segala urusan anak agar apa dikerjakan dapat berjalan baik sukses
Freepik

Orangtua kerap merasa cemas jika anak harus melakukan segala sesuatu sendiri. Pada momen tersebut, biasanya orangtua akan berusaha untuk mencampuri segala urusan anak agar apa yang dikerjakannya akan berjalan dengan baik dan sukses.

Dalam hal ini, memberikan kepercayaan pada anak adalah sesuatu yang penting untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Meski dihadapkan pada berbagai risiko kegagalan, hal tersebut bisa jadi pelajaran yang penting bagi anak untuk lebih dewasa, bersikap sportif, dan mampu menghadapi permasalahan kedepannya.

Sebagai orangtua, Mama mungkin telah menyadari bahwa sikap yang dilakukan pada anak merupakan hal yang salah, sehingga cobalah untuk memperbaikinya.

Hal ini tentunya akan sangat baik untuk hubungan orangtua dan anak yang lebih baik, serta perkembangan perilaku anak kedepannya, termasuk membangkitkan rasa percaya dirinya.

Baca juga:

The Latest