11 Tips Mengatasi Balita yang Sedang Mengalami Meltdown

Jangan langsung dimarahi ya Ma, kenali dulu pemicu meltdown pada si Kecil

11 Mei 2022

11 Tips Mengatasi Balita Sedang Mengalami Meltdown
Freepik

Jika Mama memiliki anak anak balita, kemungkinan besar Mama pernah kesulitan saat mengatasi anak yang mengalami meltdown.

Berbeda dengan tantrum, meltdown merupakan dorongan emosi anak ketika dirinya sudah mulai kewalahan akan perasannya sendiri.

Intinya, mereka tidak mengetahui apa bentuk emosi yang sedang dirasakan tapi itu jelas mengganggunya.

Yang dirasakan adalah tiba-tiba lelah sehingga melampiaskannya dengan menangis dan berteriak. Karena anak juga tidak tahu penyebab ia marah, apapun di sekitarnya bisa memicu emosinya.

Meskipun Mama mungkin juga ikut kewalahan, ada beberapa tips yang bisa diikuti yang untuk membantu mengatasi anak yang sedang alami meltdown. Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa tipsnya di bawah ini!

1. Tetapkan ekspektasi sesuai dengan usia anak

1. Tetapkan ekspektasi sesuai usia anak
Freepik/Bearfotos

Pertama-tama, sebelum mengajari anak cara menenangkan diri selama meltdown, sangat penting untuk menjaga ekspektasi Mama berdasarkan usia, dan berfokus pada kemampuan anak.

Misalnya, jika anak belum sepenuhnya berkomunikasi dengan baik, hindari mengharapkan anak untuk memberi tahu Mama apa pemicu meltdown-nya. Sebaiknya, Mama mungkin harus mengandalkan isyarat fisik.

Meskipun tangisan dan amukan bisa membuat Mama alami stres, akan sangat membantu jika sebelumnya Mama telah menganalisis kebutuhan si Kecil, mengetahui pemicunya, dan metode apa yang dapat berhasil sebelum meltdown terjadi.

2. Perhatikan faktor-faktor lain yang mungkin memicu meltdown

2. Perhatikan faktor-faktor lain mungkin memicu meltdown
Freepik/Racool_studio

Tantrum dan meltdown sering dikatakan sangat mirip, tetapi juga bervariasi dalam banyak hal. Meltdown dapat dipicu ketika seorang anak merasa tidak sehat, terlalu lelah, lapar, haus, dan kepanasan.

Jadi sebelum menganggap si Kecil nakal atau susah diatur, pertimbangkan kemungkinan faktor lain yang berperan. Sama seperti orang dewasa, ketika kita tidak merasa dalam kondisi terbaik, kemampuan kita untuk mengatasi stres dapat menjadi terbatas.

3. Mengakui atau memvalidasi perasaan yang anak alami

3. Mengakui atau memvalidasi perasaan anak alami
Freepik/Racool-studio

Psikologi Positif adalah sebuah metode yang semakin populer karena keefektifannya, metode ini menyoroti apa yang dibutuhkan seseorang untuk perkembangan yang optimal.

Psikologi positif mendorong perawatan yang berpusat pada seseorang dan mendengarkannya. Jika seseorang merasa benar-benar didengar, fungsi mereka di berbagai tingkatan akan meningkat.

Cara ini dapat dipraktikkan hanya dengan mendengarkan anak atau menunjukkan bahwa Mama menerima dan mengakui bahwa emosinya tidak salah.

Penting untuk tidak menyebut emosi sebagai sesuatu yang buruk, karena emosi hanyalah reaksi yang terjadi di lobus frontal otak. Jika emosi anak dipaksa untuk ditekan atau diredam, ini dapat menyebabkan dampak yang lebih buruk pada kesehatan dan memperburuk kemampuan koping balita.

4. Melakukan metode perhatian selektif

4. Melakukan metode perhatian selektif
Freepik/arinahabich

Ketika meltdown didasari pada perilaku negatif yang disengaja, atau Mama tahu anak melakukannya untuk mendapatkan apa yang diinginkan, cobalah untuk menerapkan metode perhatian selektif.

Selective Attention telah terbukti secara ilmiah sebagai strategi efektif untuk mengkondisikan perilaku yang tidak diinginkan. Namun ini bukan berarti Mama sepenuhnya mengabaikan perilaku anak setiap kali mereka bertingkah.

Sebaliknya, Mama perlu mendorong perilaku positif anak, dengan memberikannya perhatian penuh saat ia mencoba menenangkan diri atau berkomunikasi dengan tenang.

Awalnya, anak mungkin lebih banyak bertindak untuk mencoba dan mendapatkan perhatian Mama. Tetapi ingatlah bahwa konsistensi adalah kuncinya!

Editors' Pick

5. Mengajarkan anak cara mengatur pernapasan

5. Mengajarkan anak cara mengatur pernapasan
Freepik/seventyfour

Mengambil napas membantu si Kecil untuk lebih rileks, karena ini membantu menenangkan otak dengan memicu neuron yang terletak jauh di batang otak.

Pernapasan tidak hanya menenangkan tubuh dengan penggunaan jalur saraf, tetapi juga membantu memusatkan perhatian dan mengendalikan stres fisiologis.

Pernapasan bekerja sangat baik dalam menenangkan anak yang sedang mengalami meltdown, karena memberikannya kendali kembali atas tubuhnya. Bernapas mengingatkan anak untuk sadar diri dan memberi otaknya waktu untuk merasionalisasi pikiran.

Terkadang mengajak anak untuk bernapas sambil menghitung napas, dapat meningkatkan ikatan orangtua-anak serta menginspirasi kerja sama.

6. Mengalihkan perhatian anak

6. Mengalihkan perhatian anak
Freepik/Pvproduction

Jika metode lain tampaknya tidak berhasil di hampir sepanjang waktu, mengalihkan perhatian anak dapat digunakan sebagai upaya terakhir yang bagus.

Menyiapkan permainan fidget yang membuat anak tetap sibuk, atau sekadar berjalan-jalan dan menari bersama adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengalihkan perhatian anak selama waktu meltdown.

Dengan melakukan metode ini sebagai bentuk disiplin diri sejak kecil, nantinya si Kecil dapat menggunakan cara ini untuk menghilangkan stres di masa-masa dewasa nanti.

7. Konsistensi adalah kuncinya

7. Konsistensi adalah kuncinya
Freepik/jcomp

Baik disadari atau tidak, balita adalah individu yang jeli. Sehingga gaya pengasuhan permisif atau pola asuh dengan sedikit atau tanpa pedoman dan aturan, dapat dengan mudah dimanipulasi oleh anak-anak sejak usia dini.

Seorang anak berkembang ketika ada struktur, rutinitas, dan aturan yang konsisten, tentang bagaimana perilaku baik dan buruk ditangani.

Ini tidak hanya meletakkan dasar yang perilaku sehat untuk perkembangan anak, tetapi juga mengajarkan ketenangan dan perhatian, yang membantu faktor-faktor penentu seperti harga diri berkembang.

8. Menguatkan perilaku positif yang dapat diterima

8. Menguatkan perilaku positif dapat diterima
Freepik/shurkin_son

B.F. Skinner, seorang psikolog dan ahli perilaku terkenal yang dikenal dengan The Skinner Box, mempelajari penguatan perilaku pada perubahan perilaku. Teorinya membuktikan bahwa penggunaan penguatan positif memiliki manfaat tak terbatas untuk mengubah perilaku yang buruk.

Dari sudut pandang anak, belajar mengatur emosi atau penolakan bisa sangat menantang.

Namun jika Mama dapat mengakui upayanya untuk mencoba bernapas atau berusaha solid untuk mengomunikasikan perasaannya, si Kecil dapat belajar bahwa menggunakan keterampilan kopingnya lebih mudah untuk dilakukan daripada bertindak.

9. Kendalikan emosi diri sendiri

9. Kendalikan emosi diri sendiri
Freepik/Pressfoto

Keterampilan mengatasi, kebiasaan kepribadian, dan tingkah laku adalah beberapa contoh dari banyak hal yang dipelajari anak-anak dari orangtua mereka. Anak-anak adalah spons untuk segala macam informasi, bahkan termasuk perilaku teladan dari orangtua.

Jika orangtua menunjukkan perilaku yang emosional saat mencoba menenangkan anak, ini mungkin akan menyebabkan kepanikan yang akhirnya tidak berhasil.

Namun cobalah untuk berusaha secara aktif mengendalikan respons emosional sendiri. Ini bisa menjadi latihan yang bagus untuk mencoba menghibur anak yang sedang alami meltdown.

10. Berikan anak air minum

10. Berikan anak air minum
Freepik/Bearfotos

Tahukah Mama bahwa dehidrasi juga dapat menyebabkan perasaan cemas dan mudah tersinggung?

Dehidrasi sebenarnya dapat menyebabkan jantung berdebar lebih cepat, sehingga menimbulkan gejala lain seperti panik, napas cepat, dan ledakan emosi. Ini bisa menjelaskan mengapa anak-anak mengalami kesulitan berbicara ketika mereka berada di puncak meltdown.

Air memiliki sifat menenangkan alami dan membantu mengisi kembali hidrasi, terutama selama masa stres tinggi. Jika tubuh anak tegang karena stres yang tinggi, itu membuat organ penting lainnya, seperti otak tidak berfungsi dengan baik.

11. Perhatikan nada bicara saat mengatasi meltdown

11. Perhatikan nada bicara saat mengatasi meltdown
Freepik/Artfolio

Ketika anak-anak sedang lebih sensitif daripada biasanya, terkadang yang mereka butuhkan hanyalah memiliki seseorang yang penuh perhatian untuk membantu mereka tenang.

Jika Mama dapat tetap tenang, menggunakan nada suara yang lembut dan pengertian, dan menatap mata anak dengan hangat, ini dapat menjadi solusi yang efektif dan cepat untuk mengajaknya berbicara dan mengatasi pemicu meltdown.

Nah itulah beberapa tips mengatasi balita yang sedang mengalami meltdown. Semoga dengan membaca informasi di atas, dapat membantu Mama dalam mengurangi rasa kewalahan dan frustasi ketika menghadapi anak yang sedang meltdown ya!

Baca juga:

The Latest