10 Tips Mudah agar Anak dapat Mengikuti Instruksi Orangtua

Pastikan tidak ada gangguan sekitar saat Mama meminta si Kecil untuk melakukan sesuatu

8 Maret 2022

10 Tips Mudah agar Anak dapat Mengikuti Instruksi Orangtua
Freepik/Gpointstudio

Salah satu kunci terpenting untuk membimbing anak dan meminimalkan perilaku bermasalah adalah memastikan bahwa mereka menerima pesan yang Mama coba sampaikan. Namun, tak dapat dimungkiri lagi bahwa mencoba membuat anak-anak mengikuti instruksi, bisa sangat melelahkan!

Banyak orang, anak-anak dan orang dewasa, mengalami kesulitan mengikuti petunjuk. Balita sepertinya tidak “mendengarkan” ketika diminta untuk melakukan suatu tugas, baik itu meletakkan pakaian kotor di keranjang sampah atau membereskan mainan.

Bahkan jika ada konsekuensi negatif, si Kecil tidak menuruti instruksi Mama. Lantas, bagaimana cara yang tepat agar anak mau mengikuti instruksi dengan baik?

Berikut ini Popmama.com telah merangkum tips mudah agar anak dapat mengikuti instruksi orangtua. Yuk simak tipsnya!

1. Mintalah perhatian anak

1. Mintalah perhatian anak
Freepik/Gpointstudio

Memberi arahan ketika balita sedang main atau menyaksikan kartun favoritnya, bisa membuat instruksi gagal. Sehingga sebelum memberikan instruksi, mintalah perhatian si Kecil dengan mengatakan, “Bisakah kamu melihat ke arah Mama? Mama ingin kamu mendengarkan sekarang.”

Beberapa anak dapat lebih mudah fokus, jika ditambah bahasa nonverbal. Sehingga, daripada hanya melihat sebentar dan langsung menoleh, pertimbangkan untuk mendekati anak dan sejajarkan mata Mama pada garis pandangnya.

2. Minimalkan gangguan

2. Minimalkan gangguan
Freepik

Setelah mendapatkan perhatian anak, Mama tentu ingin perhatian tersebut tertuju pada instruksi Mama. Sehingga, mungkin sulit bagi anak-anak terutama anak kecil, untuk mendengar dan mengikuti petunjuk saat ia bermain gadget atau saat TV menyala di latar belakang.

Minimalkan gangguan sebelum memberikan arahan. Matikan tv atau minta anak untuk meletakkan gadget-nya. Pastikan anak melihat ke arah Mama. Ini juga menunjukkan kepada anak bahwa apa yang Mama katakan itu penting.

Mama dapat mencontoh perilaku ini dengan memberikan perhatian penuh kepada anak, ketika ia memberikan instruksi atau berbicara.

3. Bicaralah dengan tenang

3. Bicaralah tenang
Freepik/Racool_studio

Mama mungkin tergoda untuk berbicara lebih keras ketika si Kecil tidak membereskan mainan yang sudah Mama perintahkan sebelumnya. Tetapi Mama sebenarnya dapat menarik perhatian anak lebih baik dengan berbicara menggunakan suara yang lebih lembut.

Alih-alih berbicara lebih keras atau berteriak, anak balita mungkin juga dapat lebih mudah fokus pada isi pesan yang Mama katakan ketika menggunakan suara yang lebih tenang dan jelas.

4. Menggunakan waktu tunggu

4. Menggunakan waktu tunggu
Freepik/Katemangostar

Guru sering menggunakan “waktu tunggu”, begitu juga acara TV pendidikan untuk anak-anak. “Waktu tunggu” adalah jeda tiga hingga tujuh detik setelah mengatakan sesuatu atau mengajukan pertanyaan.

Dilansir dari Understood, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak memproses lebih baik apa yang dikatakan dan menanggapinya dengan tepat, ketika mereka membiarkannya meresap terlebih dahulu.

Namun tak menutup kemungkinan si Kecil masih tidak mengikuti petunjuk atau menjawab pertanyaan Mama setelah waktu jeda. Jika demikian, tidak apa-apa untuk mengulangi apa yang Mama katakan. Namun tetap pertahankan pesan yang jelas, dengan menjaga intonasi tetap lembut!

Editors' Pick

5. Memeriksa pemahaman anak

5. Memeriksa pemahaman anak
Freepik/shurkin_son

Penting bagi orangtua untuk memeriksa pemahaman anak, seiring dengan memberikan "waktu tunggu". Minta balita untuk mengulangi petunjuk Mama. Misalnya Mama dapat mengatakan "Bisakah kamu sebutkan kembali apa yang Mama minta untuk kamu lakukan?"

Ini juga membantu untuk meminta balita menjelaskan instruksi dengan kata-katanya sendiri, dan memberikannya kesempatan untuk bertanya. Selain itu, bertanya pada anak juga memberikan Mama kesempatan untuk mengklarifikasi apa yang dikatakan, jika terjadi kesalahpahaman.

6. Katakan instruksinya dengan jelas, daripada memberikan pertanyaan

6. Katakan instruksi jelas, daripada memberikan pertanyaan
Freepik/Senivpetro

Banyak orangtua yang mengucapkan arahan sebagai pertanyaan, seperti, “Maukah kamu membereskan mainanmu?”. Namun, anak-anak yang lebih kecil mungkin berpikir bahwa mereka memiliki pilihan untuk mengikuti petunjuk atau tidak.

Untuk menghindari kesalahpahaman ini, alih-alih bertanya, cobalah untuk mengungkapkan instruksi secara langsung sehingga memberi tahu anak apa yang harus dilakukan pada saat itu juga. Misalnya Mama dapat mengatakan “Tolong bereskan mainanmu sekarang.”

7. Berikan instruksi satu per satu

7. Berikan instruksi satu per satu
Freepik/prostooleh

Agar rutinitas berjalan cepat, Mama mungkin berharap bisa mengatakan instruksi secara sekaligus. Misalnya seperti mengatakan “Rapikan mainanmu, cuci tangan, dan panggil kakakmu karena sudah waktunya makan.”

Namun, anak mungkin terjebak setelah merapikan mainannya. Balita mungkin mengalami kesulitan mengikuti beberapa instruksi yang disampaikan secara bersamaan, sehingga jika memungkinkan berikan petunjuk satu per satu.

Jika Mama tidak dapat membagi petunjuk menjadi beberapa langkah, cobalah untuk mengelompokkan berbagai hal bersama-sama dengan cara yang masuk akal. Misalnya, "Segera cuci tangan dan tolong beri tahu kakakmu sudah waktunya makan."

8. Berikan nomor pada setiap instruksi

8. Berikan nomor setiap instruksi
Freepik/prostooleh

Bantu si Kecil mengikuti petunjuk beberapa langkah dengan memberikan nomor padanya. Biasanya, orang dapat menyimpan hingga empat petunjuk sekaligus. Ini juga akan lebih mudah dilakukan ketika instruksinya saling terhubung.

Ucapkan hal-hal seperti “Ada tiga hal yang perlu kamu lakukan,” dan gunakan kata-kata seperti pertama, kedua, lalu, berikutnya, dan terakhir.

Itu dapat membantu anak mengingat semua langkah, atau setidaknya ia ingat bahwa ada lebih banyak petunjuk. Sehingga jika lupa, anak bisa langsung bertanya kepada Mama.

9. Membagi instruksi besar, menjadi langkah-langkah yang mudah diingat

9. Membagi instruksi besar, menjadi langkah-langkah mudah diingat
Freepik

Umumnya, anak-anak yang masih kecil memiliki masalah dengan perencanaan dan organisasi. Sehingga, Mama mungkin berpikir anak tidak mengikuti arahan ketika diminta untuk melakukan tugas yang memiliki banyak langkah, seperti membersihkan kamar. 

Terkadang anak juga mengalami kesulitan mencari tahu bagaimana memulainya. Sehingga, jadilah spesifik pada setiap instruksi.

Misalnya, Mama mungkin mendapatkan hasil yang lebih baik jika memecah pekerjaan menjadi tugas-tugas yang lebih kecil. Mama dapat mengatakan “Rapikan boneka di tempat tidurmu, kemudian mengambil sampah dari lantai, dan masukkan pensil warna ke tempatnya"

10. Memberikan contoh isyarat visual

10. Memberikan contoh isyarat visual
Freepik/prostooleh

Anak balita yang belum mengembangkan pemrosesan bahasa secara maksimal, dapat mengalami kesulitan mengikuti arahan lisan. Sehingga, pertimbangkan untuk menggunakan isyarat visual juga. Misalnya, tunjukkan apa yang perlu dibersihkan.

Mama juga dapat menunjukkan apa yang saja yang perlu anak lakukan, misalnya dengan mengatakan "Tolong lap jendelanya, persis seperti yang Mama lakukan ini". Dengan memberikan contoh visual, anak akan lebih mudah memahami apa yang harus ia lakukan. 

Nah itulah beberapa tips mudah agar anak dapat mengikuti instruksi orangtua. Memberikan instruksi pada balita memang tidak mudah, karena seringkali ada hal-hal yang mengganggu perhatiannya. Untuk itu, pastikan Mama tetap sabar dan tenang saat memberikan arahan pada anak.

Jangan lupa juga untuk memberikan pujian dan apresiasi bila anak berhasil mengikuti perintah Mama sedikit demi sedikit, agar si Kecil semangat dan termotivasi ketika diberikan instruksi. Semoga informasinya bermanfaat dan berhasil ya, Ma!

Baca juga:

The Latest