Bagaimana Cara Mendorong Motivasi Diri pada Anak?

Mendukung anak setiap ia mengambil risiko juga termasuk cara mendorong motivasi lho, Ma

6 Januari 2023

Bagaimana Cara Mendorong Motivasi Diri Anak
Pexels/Ivan Samkov

Di masa perkembangan anak, terutama saat sudah memasuki jenjang pra-sekolah, banyak faktor yang memengaruhi rasa percaya diri bahkan motivasinya.

Hal-hal seperti ini jangan disepelekan, Ma. Sama seperti kita yang bisa lesu karena kehilangan motivasi, pada anak hal ini dapat memengaruhi performa anak di setiap kegiatan yang ia lakukan.

Jika diperparah, kesuksesan anak di masa depan juga dapat dipengaruhi. Menurut penelitian, anak yang memiliki motivasi kuat cenderung berpikir dengan logika dan lebih efektif menerapkan pengetahuan serta kemampuan mereka.

Bagaimana cara anak bisa tetap termotivasi? Tentunya peran Mama dan Papa sangat dibutuhkan.

Untuk membantu Mama, Popmama.com akan memberikan 10 cara mendorong motivasi diri pada anak yang dilansir dari Child Development Indo.

1. Menerapkan kesabaran dan ketekunan

1. Menerapkan kesabaran ketekunan
Pexels/PNW Production

Semua butuh usaha. Itulah kalimat yang perlu anak mama dengar.

Selalu ingatkan pada si Kecil kalau semua pencapaian tidak langsung muncul secara instan, tapi perlu usaha yang tekun. Mama pun juga harus menghargai usaha anak mama dalam setiap cara yang dapat dilakukan.

Tidak hanya hasil yang sukses, tapi beri juga si Kecil apresiasi untuk proses yang telah ia lalui.

Misal anak ingin mengambil segelas susu di atas meja, tapi ia tidak dapat meraihnya. Anak perlu berusaha, ternyata ia geser sebuah kursi kecil untuk jadi pijakan kakinya. Ini berarti anak memiliki akal untuk mencapai tujuannya. 

Jika melihat situasi ini, beri pujian untuk si Kecil. Ketika anak ingin sesuatu mereka tidak selalu bisa mendapatkannya secara langsung. Ada kalanya dia harus berusaha terlebih dahulu. 

Ketika ia sudah berusaha tapi belum berhasil, anak perlu bersabar. Lakukan usaha lebih gigih dengan ketekunan, hingga yang diinginkan bisa ia raih.

Dengan begitu, anak akan mengembangkan motivasi untuk menghadapi tantangan dan tidak menyerah sampai berhasil.

2. Membangun hubungan dekat dengan sekitar

2. Membangun hubungan dekat sekitar
Pexels/cottonbro studio

Merasa terhubung dengan orang-orang sekitar, entah di perkumpulan atau tempat kerja akan menginspirasi dalam berkontribusi untuk komunitas tersebut.

Begitu pula dengan anak. Ketika merasa dekat dengan orang-orang di sekitarnya, ia merasa aman.

Seperti misalnya ketika anak baru berada di lingkungan pra-sekolah yang asing, motivasinya akan berbeda dengan saat ia sudah berteman dengan murid-murid pra-sekolah yang lain.

Selain itu untuk beberapa anak, mendorong kegiatan sosial dapat menambah ketertarikan mereka saat membantu Mama mengerjakan pekerjaan rumah atau mengerjakan tugas dari pra-sekolah yang sebelumnya dianggap membosankan.

3. Menanamkan optimisme

3. Menanamkan optimisme
Pexels/Yan Krukau

Si Kecil mampu beradaptasi dan fokus untuk memikirkan solusi saat memecahkan masalah apabila Mama membantu menanamkan optimisme dalam dirinya.

Jika anak memiliki optimisme yang kuat, cara pandangnya terhadap dunia pun akan berubah. Alih-alih berkata, "Aku tidak bisa," dan menyerah sebelum memulai, si Kecil akan punya pandangan positif tentang semua yang ia hadapi.

Contohnya saat si Kecil baru belajar cara mengendarai sepeda. Awalnya ia akan takut jatuh dan gelisah. Namun, Mama dapat terus mendukung dan bilang, "Kamu bisa. Anak mama pintar."

Sampai akhirnya anak menjadi optimis dan lancar mengendarai sepeda.

4. Mendorong rasa percaya diri anak

4. Mendorong rasa percaya diri anak
Pexels/Tuấn Kiệt Jr.

Tentu saja motivasi muncul karena ada rasa percaya diri.

Untuk anak-anak, rasa percaya dirinya muncul apabila ada yang memberikan afeksi, rasa kasih sayang, dan atensi positif sehingga membuat dia merasa berharga.

Contoh ketika anak harus tampil untuk sebuah lomba atau acara di pra-sekolah, semangati si Kecil sebelum ia melakukan kegiatan tersebut. Berikan pelukan dan seluruh atensi Mama kepadanya.

Saat harga diri si Kecil meningkat, ia akan merasa kalau dia bisa menghadapi tantangan dan berhak mendapatkan hal-hal luar biasa dalam hidupnya.

Editors' Pick

5. Mendukung anak saat mengambil risiko

5. Mendukung anak saat mengambil risiko
Pexels/Tatiana Syrikova

Semakin aman perasaan anak, semakin besar kemungkinannya memanfaatkan peluang positif yang diberikan.

Misal saat ia memiliki hobi menggambar dan mengikuti lomba. Di sini si Kecil memiliki ide untuk menggabungkan krayon dengan pensil warna, yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

Namun, setelah pemenang lomba diumumkan ternyata ia tidak berhasil memenangkan lomba. Peran Mama di sini adalah untuk mendukung si Kecil, puji inisiatif dan usahanya terlepas dari hasilnya.

Semakin lama, ia akan belajar menerima kalau terkadang kita bisa gagal. Namun, yang paling penting dia sudah melakukan yang terbaik.

Menunjukkan anak tentang kemenangan dan kekalahan akan membantunya move on dari kekecewaan nantinya.

6. Rayakan kemajuan dan pencapaian

6. Rayakan kemajuan pencapaian
Pexels/Elina Fairytale

Membantu anak mengapresiasi usahanya sendiri juga merupakan salah satu cara agar ia tetap termotivasi.

Ketika anak berhasil merapikan tempat tidurnya sendiri (melipat selimut dan meletakkan bantal di tempat yang benar), misalnya, ajaklah ia untuk merayakan hal ini dengan positif.

Dimulai dari hal kecil seperti mengajaknya membeli lalu memilih hadiah sebagai self-reward.

Selain merasa senang, ini juga membuatnya merasakan suasana positif dari sekelilingnya. Hal tersebut akan berdampak pada masa depan si Kecil.

7. Ikut beradaptasi sesuai cara belajar anak

7. Ikut beradaptasi sesuai cara belajar anak
Pexels/Mikhail Nilov

Ketika sedang mengajari anak, Mama juga ikut belajar. Belajar beradaptasi dengan cara si Kecil memperoleh informasi, misalnya.

Beberapa anak akan patuh dan duduk diam sembari mendengarkan informasi, tapi beberapa lebih suka mendapat informasi baru sambil mempraktekannya.

Hal ini bisa dilakukan sejak ia baru belajar berbicara dan berjalan. Perhatikan bagaimana anak belajar, apakah ia langsung mencoba berjalan ketika diajarkan Mama atau ia menunggu terlebih dahulu saat Mama mengajarkan cara berjalan.

Beradaptasi dengan cara anak belajar membuat pelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membebankan anak.

8. Mendorong pembelajaran mereka

8. Mendorong pembelajaran mereka
Pexels/Mikhail Nilov

Mendorong anak untuk mempelajari hal-hal yang ia anggap menarik akan membantunya memahami konsep-konsep yang dipelajari di pra-sekolah.

Contohnya belajar berhitung terasa membosankan bagi anak, khususnya saat baru belajar pertama kali.

Cara paling sederhana yang bisa Mama lakukan adalah mengajak si Kecil menghitung permen kesukaannya. Dengan membuat pelajaran seperti permainan, anak akan lebih fokus dan menganggap hal itu menarik.

Selain itu juga dapat memotivasi anak untuk menyukai belajar.

9. Berikan ia konteks tentang sesuatu

9. Berikan ia konteks tentang sesuatu
Pexels/Oleksandr Pidvalnyi

"Kenapa harus belajar di sekolah?" "Kenapa aku harus kerjain PR?"

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mungkin muncul dari mulut anak mama. Hal itu tentunya sangat normal.

Untuk itu, Mama harus menjawabnya dengan jelas.

Memberikan konteks berdasarkan pengalaman mama dan alasan kenapa harus melakukannya akan membuat si Kecil lebih memahami tujuan di balik semua itu.

10. Mendukung rasa penasaran anak

10. Mendukung rasa penasaran anak
Unsplash/luis arias

Anak yang memiliki banyak rasa tertarik akan sesuatu biasanya lebih terbuka pada lebih banyak peluang di hidupnya.

Di usia seperti ini, ia memang memiliki rasa penasaran yang tinggi dan cenderung sering bertanya. Mama harus mengarahkan energi mereka ke arah yang positif sekaligus menjawab rasa penasarannya.

Hal tersebut dapat membantu si Kecil untuk mengerjakan hal-hal yang sebelumnya dianggap tidak menarik dan tidak kehilangan motivasi sebelum melakukannya.

Itu tadi 10 cara mendorong motivasi diri pada anak yang bisa Mama lakukan. Selalu bimbing si Kecil di masa perkembangannya ya, Ma!

Baca juga:

The Latest