Jika anak mengalami rabun jauh, anak mungkin memiliki salah satu atau beberapa gejala di bawah ini:
- Objek yang jauh terlihat kabur atau tidak jelas.
- Objek dekat tampak jelas.
- Sakit kepala.
- Ketegangan mata.
- Menyipitkan mata.
- Kelelahan saat bermain, berolahraga, atau saat melihat objek yang jauh hanya beberapa meter darinya.
Beberapa gejala tambahan miopia yang harus diperhatikan pada anak, meliputi:
- Sulit belajar
- Memiliki perhatian yang singkat pada objek sekitarnya
- Mendekatkan benda-benda ke wajah.
Sebagian besar kasus miopia ringan dan mudah diatasi dengan kacamata, lensa kontak, atau operasi. Namun, pada beberapa kasus yang jarang terjadi, gangguan justru berkembang lebih parah.
Miopia tinggi: Jenis rabun jauh tingkat tinggi disebut miopia tinggi. Ini terjadi ketika bola mata anak tumbuh lebih panjang dari yang seharusnya. Miopia tinggi biasanya didefinisikan sebagai miopia dengan kelainan refraksi lebih besar dari -6.
Miopia tinggi dapat diperbaiki dengan kacamata atau lensa kontak, dan dalam beberapa kasus, operasi refraksi, tergantung pada tingkat keparahannya. Miopia tinggi dapat meningkatkan risiko anak mengembangkan kondisi penglihatan yang lebih serius di kemudian hari, seperti katarak, retina terlepas, dan glaukoma.
Komplikasi miopia tinggi yang tidak diobati dapat menyebabkan kebutaan, sehingga pemeriksaan mata secara rutin sangat penting.
Miopia degeneratif: Jenis miopia yang cukup langka namun serius,namun biasanya dimulai pada anak usia dini adalah miopia degeneratif. Jenis ini dapat merusak retina dan merupakan penyebab utama kebutaan pada anak.