Mama Ini Tetap Sabar Setelah Anak Pertama Kanker dan Kedua Meninggal

Masalah silih berganti dalam kehidupan keluarganya, Mama ini akhirnya mendapatkan hikmah

24 Juni 2018

Mama Ini Tetap Sabar Setelah Anak Pertama Kanker Kedua Meninggal
goodhousekeeping.com

Tidak ada profesi yang jauh lebih berharga selain profesi seorang Mama.

Dalam segala jerih payah dan berbagai masalah apapun yang dihadapi, seorang Mama pada akhirnya akan tetap memilih mempertahankan dirinya untuk segala yang terbaik bagi anak tercintanya.

Hal ini turut dirasakan oleh Mama Maja Arnorld dari Amerika Serikat yang harus menahan kesabaran saat anak laki-lakinya didiagnosa kanker setelah dirinya baru saja berduka atas kepergian anak perempuannya, seperti dlansir dari laman goodhousekeeping.com.

Kebahagiaan pertama Sang Mama

Kebahagiaan pertama Sang Mama
heymama.co

Membangun kehidupan keluarga bersama Sang Papa yang bernama Matt dianggap Mama Maja Arnold sebagai pilihan terbaik dalam kehidupannya.

Hal itu semakin terasa saat dirinya akhirnya mengandung dua anak kembar yang menjadi hadiah terbaik.

Namun, pada Oktober 2014, Mama Maja mengalami hal tidak terduga ketika dirinya melahirkan kedua buah hatinya secara premature.

Beruntungnya, masing-masing anak kembar laki-laki dan perempuan kesayangannya tidak mengalami hal-hal yang membahayakan dan lahir selamat.

Mama Maja lalu menamai anak laki-lakinya Lukas dan adik perempuannya Isabella.

Keduanya lahir dengan berat 2,9 dan 4,1 pound secara berurutan. Masing-masing kehadiran duo cilik tercintanya langsung menjadi kebahagiaan tiada tara.

Editors' Pick

Kepergiaan anak perempuan pertama

Kepergiaan anak perempuan pertama
goodhousekeeping.com

Dalam keadaan yang sangat berbahagia, Mama Maja Arnold bersama suaminya tidak serta merta melalui proses yang mudah.

Sebagaimana, keduanya lahir secara premature, Mama Maja mengungkapkan bahwa ada momen di mana mereka harus berada di inkubator.

Waktu yang terbilang bahkan cukup lama hingga berbulang-bulan. Para dokter-pun sebelumnya pernah mewanti-wanti bahwa keadaan tersebut dapat membuat Sang Mama kehilang satu atau bahkan keduanya.

Namun, pada akhirnya, proses berjalan dengan lancar dan kedua bayi tercintanya diijinkan dapat dibawa pulang ke rumah.

Hal tersebut tentu saja memberi rasa aman sehingga Mama Maja mengatakan dengan dua kata singkat, “Semuanya aman.”

Nyatanya, tanpa terduga, satu hari membawa anak perempuannya, Isabella, pada sebuah keadaan yang membuat Sang Papa Matt menangis keras pada malam bulan Oktober 2017. Mala mengatakan, “Aku tidak akan pernah melupakan jeritan tangisan itu.”

Saat itu, Sang Papa Matt ditemukannya tengah menangis sambil mendekap Si Kecil Isabella yang terlihat tidak bernyawa.

Dalam keadaan yang panik di mana mereka mencoba CPR yang tidak memberi perubahan apa-apa, Sang Mama Maja akhirnya menelepon 911.

Diikuti seorang pendeta yang datan sebagai dukungan, Mama Maja dan Papa Matt membawa Si Kecil ke rumah sakit.

Hasilnya, dokter mengatakan bahwa Isabella tidak tertolong dan telah meninggal karena sindrom kematian mendadak tanpa penyebab yang dikenal dengan SIDS.

Dalam haru mengenang masa pahit tersebut, Mama Maja mengungkapkan, “Aku sangat ingin bayi perempuanku kembali. Aku merasa sangat bersalah dan merasa bahwa aku seharusnya bisa melakukan sesuatu untuk mencegah hal tersebut.”

Kabar mengejutkan mengenai kesehatan anak laki-lakinya

Kabar mengejutkan mengenai kesehatan anak laki-lakinya
goodhousekeeping.com

Dua tahun setelah kepergian anak perempuan pertamanya, Isabella, Mama Maja Arnold dan suaminya Matt berupaya keras untuk keluar dari perasaan duka mereka yang teramat sangat untuk bisa fokus membesarkan anak laki-laki mereka, Lukas.

Dalam pengakuannya, Mama Maja mengungkapkan bahwa ia memaksakan diri untuk keluar dari segala emosi yang negatif dan keluar dari rasa depresi.

Sebagai tambahan, Mama Maja mengatakan, “Aku percaya Isabella baik-baik saja di surga.”

Pandangan tersebutlah yang membuat Mama Maja dapat membangun hidup baru hingga akhirnya ia dianugerahi anak perempuan kedua bernama Ella sebaga adik pengganti Isabella untuk Lukas yang semakin bertumbuh dalam keadaan yang optimal.

Namun, tiada di sangka, tepatnya pada 2010, Lukas yang sudah berusia 3 tahun tahu-tahu menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya sakit.

Hal itu berawal saat Mama Maja menemukan ada benjolan pada perutnya ketika ia hendak mengganti popok Si Kecil.

Saat itu, Sang Mama langsung membawa Si Kecil ke rumah sakit untuk pemeriksaan dokter lebih lanjut di mana ia mendeskripsikan perasaannya dengna ungkapan, “Aku merasakan hal buruk seketika itu juga. Ada yang salah di sini.”

Dan benar, setelah melalui beberapa tahpa pemeriksaan, Sang Dokter memberikan kabar buruk bahwa Lukas yang masih kecil dan mungil memiliki tumor sebesar bola baseball pada ginjalnya. Hal itu membuat Si Kecil didiagnosa menderi kanker pada stadium 3.

Mendengar itu, Mama Maya mengungkapkan, “Aku tidak ada waktu untuk marah lagi pada keadaan. Aku berusaha untuk mengumpulkan segala yang tersisi untuk kekuatanku. Aku berkata pada diriku, ‘Aku harus menyelamatkan anakku.’”

Perjuangan dan hikmah yang didapat

Perjuangan hikmah didapat
todaysoutlook.com

Mengetahui anak laki-laki pertamanya menderita kanker pada stadium 3, Mama Maja dan Sang Papa Matt berusaha untuk tegar sambil mengikuti setiap petunjuk dokter.

Mulai dari operasi pengangkatan tumor hingga kemotrapi dan radiation selama berbulan-bulan.

Sang Mama mendeskripsikan perjuangan Si Kecil tersebut dengan ungkapan, “Semuanya sangat menyakitkan. Meski begitu, Mama Maja mengatakan, “Lukas terlihat berani. Bisa dibilang, Lukas tegar dan tetap meluangkan waktu bermain dengan Ella, semampunya.”

Namun, dengan iman yang kuat, dukungan satu sama lain antara anggota keluarga dan doa, Mama Maja bersama keluarga kecilnya akhirnya dapat melalui segalanya dan berbahagia sebagaimana saat ini Lukas bertumbuh sehat hingga usia 10 tahun.

Disebutkan Good Housekeeping, entah ini merupakan kisah perjuangan seorang Mama yang dominan pada rasa kehilangan, kebahagiaan dan perayaan akan keselamatan, Mama Maja menyimpulkannya sebagai kekuatan seorang Mama di atas segalanya.

Katanya, “Kisah ini merupakan jalan untuk para perempuan untuk mengenakan kekuatan mereka, harapan dan iman setiap harinya untuk menghormati mereka yang kasihi dari lubuk hati yang terdalam.”

Sebagai tambahan, Mama Maya mengatakan, “Aku sangat ingin menguatkan para Mama dan membiarkan mereka tahu bahwa dalam keadaan yang sulit di kehidupan ini, selalu ada sesuatu yang inspiring datang dari sisi lain, meskipun di saat itu kita belum mengetahuinya.”

Benar sekali, Ma! Dalam kehidupan sebagai seorang Mama, ada hal-hal tak terduga yang bisa membuat Mama sedih, takut dan cemas. Namun, jika kita mengubah sedikit saja perspektif maka kita akan melihat ada hikmah di balik semuanya.

The Latest