7 Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Suka Berbohong

Si Kecil bisa saja berbohong karena ingin mendapat perhatian Mama, lho

3 September 2021

7 Penyebab Cara Mengatasi Anak Suka Berbohong
Pexels/Kat Jayne

Ketika anak mulai memasuki usia 3–4 tahun, ada satu kemampuan yang tak Mama sangka akan berkembang. Itu adalah kemampuan berbohong. Tentu Mama tidak mau si Kecil tumbuh menjadi pribadi yang suka berbohong. Akan tetapi, kajian psikologi menunjukkan bahwa perilaku tersebut bisa saja muncul dalam rentang usia tadi.

Tak dapat dinafikan bahwa berbohong adalah perilaku yang kurang baik. Kalau tidak diberitahu, si Kecil akan menganggap bahwa perbuatan tersebut wajar dan berakhir menjadi kebiasaan.

Namun tahukah Mama kalau anak berbohong bukan hanya karena ia belum tahu hal yang buruk dan benar? Ada sejumlah alasan lain yang mendorongnya melakukan hal tersebut.

Berikut Popmama.com sajikan ulasan tentang 7 penyebab anak berbohong dan cara mengatasi anak berbohong. Yuk, disimak!

1. Anak berbohong untuk menghindari hukuman

1. Anak berbohong menghindari hukuman
Unsplash/BIPIN SAXENA

Penyebab anak berbohong yang pertama adalah untuk menghindari hukuman. Misalnya, si Kecil tidak sengaja memecahkan gelas minumnya. Akibat ketidaksengajaan tersebut, dirinya merasa takut bahwa Mama akan marah dan memberikannya hukuman.

Si Kecil merasa tidak sanggup apabila harus menghadapi situasi seperti itu. Alhasil, ia pun memutuskan untuk berbohong.

Sama halnya ketika anak sekolah. Dirinya ternyata mendapat nilai jelek untuk pekerjaan rumah yang ia kerjakan. Dengan berbohong, anak dapat menutupi kesalahan yang telah ia perbuat dan mencegah Mama merasa kecewa dengan dirinya.

2. Ingin punya kekuasaan terhadap diri sendiri

2. Ingin pu kekuasaan terhadap diri sendiri
Pexels/Julia M Cameron

Anak mama memanglah masih kecil, tapi dirinya bisa saja menunjukkan sikap memberontak. Sebagai contoh, di usianya tersebut, si Kecil pasti masih aktif-aktifnya. Ia merasa sayang jika harus melewatkan barang sedetik waktu bermainnya.

Dirinya bisa saja kesal jika harus disuruh untuk tidur siang. Dari situ, anak juga seolah merasa bahwa ia tak memiliki kuasa atas dirinya sendiri. Lantas untuk menghindari situasi seperti itu, anak merasa perlu untuk berbohong.

Di samping itu, penyebab anak berbohong boleh jadi karena ia tidak memiliki ruang privasi nih, Ma. Mama menuntut dirinya untuk selalu terbuka. Padahal, ada sejumlah 'rahasia' yang perlu si Kecil simpan untuk dirinya saja.

3. Anak berbohong sebagai bentuk perlindungan diri

3. Anak berbohong sebagai bentuk perlindungan diri
Pexels/cottonbro

Bukan hanya kepada Mama atau Papa saja, si Kecil juga bisa berbohong ke sesama temannya. Salah satu alasannya adalah untuk melindungi pride atau kehormatan diri. Maksudnya, anak ingin tetap terlihat setara dengan kawan sebayanya.

Contoh kasusnya bisa seperti ini. Anak-anak mungkin sudah mulai belajar naik sepeda di usia tersebut. Teman-teman si Kecil ternyata sudah banyak yang lancar naik sepeda bahkan tanpa bantuan roda.

Sayangnya, anak mama baru bisa mengendarainya dengan dua roda bantuan. Karena takut dikucilkan, si Kecil lantas memutar fakta bahwa ia juga sudah bisa lancar naik sepeda demi melindungi dirinya.

Editors' Pick

4. Karena daya imajinasinya yang tinggi

4. Karena daya imajinasi tinggi
Pexels/olia danilevich

Penyebab anak berbohong selanjutnya adalah karena tingginya imajinasi anak secara alamiah. Pikiran anak masih dipenuhi dengan dunia fantasi beserta makhluk khayalannya. Tak jarang, ia memberitahu Mama bahwa ada monster mengerikan di dalam lemarinya.

Secara harfiah, perilaku tersebut juga tergolong sebuah kebohongan karena makhluk seperti itu tidaklah nyata. Akan tetapi, hal ini anak lakukan supaya Mama juga mengetahui apa yang sedang dipikirkannya.

Atau dengan kata lain, si Kecil pengin Mama untuk memerhatikannya. Nah untuk selengkapnya, lanjut ke poin kelima, yuk!

5. Agar mendapatkan perhatian orang lain

5. Agar mendapatkan perhatian orang lain
Pexels/Victoria Borodinova

Melanjut dari poin sebelumnya, penyebab anak berbohong dapat disebabkan oleh keinginannya mendapatkan perhatian orang lain. Bisa dibilang, perhatian merupakan hal yang penting bagi anak-anak. Dengan diperhatikan, mereka merasa disayangi dan diakui.

Sebagai contoh, anak-anak tentu sangat menyukai mainan. Mereka mungkin kerap mempertontonkan robot atau boneka kesayangannya kepada yang lain.

Anak mama sebenarnya tidak memiliki mainan sebagus itu. Namun karena juga ingin menjadi pusat perhatian, ia pun berbohong. Dirinya mungkin mengatakan kalau dirinya punya mainan yang lebih bagus dan keren.

Karena kebohongannya sudah tersebar, tidak jarang anak tiba-tiba merengek minta dibelikan mainan baru. Tentu saja, supaya ada bukti dan dirinya tidak lantas dicap pembohong oleh teman-temannya.

6. Ingin mendapatkan sesuatu atau menghindar dari suatu pekerjaan

6. Ingin mendapatkan sesuatu atau menghindar dari suatu pekerjaan
Freepik/Pvproductions

Mengabulkan semua permintaan anak tidak baik untuk perkembangannya. Ia akan tumbuh menjadi pribadi yang manja di masa depan. Namun, si Kecil tidak kehabisan akal. Untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, dirinya pun berbohong.

Misalnya, Mama memberikan peraturan kepada anak bahwa ia hanya bisa bermain kalau semua PR-nya selesai. Tidak jarang anak merasa tidak sabaran. Ia pun jadi berbohong dan mengatakan kalau ia sudah selesai mengerjakan tugasnya.

Hal ini juga mungkin terjadi di saat anak ingin menghindari sesuatu. Sebagai contoh, Mama menyuruh anak makan malam. Namun, dirinya masih asyik bermain game. Ia kemudian berbohong kalau masih sibuk menyelesaikan tugas.

7. Anak berbohong karena sedang mengalami masalah

7. Anak berbohong karena sedang mengalami masalah
Pixabay/Shlomaster

Kebohongan yang diucapkan oleh anak boleh jadi dipicu oleh masalah yang ia hadapi. Misalnya, anak mama ternyata menjadi korban bullying (perundungan) oleh teman-temannya.

Ia sebenarnya ingin melapor kepada Mama, tapi temannya malah mengancam. Si Kecil diancam akan dijuluki sebagai tukang ngadu jika melakukannya.

Masalah yang ia hadapi mungkin tidak dapat selamanya ia tutupi. Mama melihat dirinya tiba-tiba merasa sedih ataupun mengurung diri.

Setiap kali Mama bertanya apa yang terjadi, tentu ia akan menjawab tidak apa-apa. Si Kecil takut akan menjadi bahan ejekan jika mengatakan yang sebenarnya kepada Mama.

Cara Mengatasi Anak Berbohong

Cara Mengatasi Anak Berbohong
Freepik/Pch.vector

Sikap berbohong sejatinya tidak baik, terlebih jika anak melakukannya demi menutupi kesalahan yang telah ia perbuat. Dalam kondisi itu, takutnya anak mama malah menjadi orang yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya.

Oleh karena itu, penting sekali untuk mendidik anak agar tidak berbohong. Berikut sejumlah cara yang dapat Mama lakukan untuk mengatasinya:

  • Dorong anak untuk selalu berkata jujur. Dirinya yang masih balita tak perlu diceramahi panjang lebar tentang akibat berbohong. Ia mungkin belum bisa memahaminya. Katakan saja kalau Mama akan sedih dan menangis jika dirinya terus-terusan berbohong. Dan sebaliknya, sampaikan kepadanya bahwa Mama akan senang apabila si Kecil mau berkata jujur;
  • Anak berbohong karena takut dimarahi. Kalau begini jadinya, Mama wajib banget untuk mengontrol emosi. Yakinkan anak dengan mengatakan kalau Mama tidak akan marah meskipun mendengar kejujurannya yang pahit;
  • Semisal anak berbohong karena ingin disanjung atau menjadi pusat perhatian, beritahu dirinya untuk tidak melakukan hal itu. Dorong si Kecil untuk selalu jujur dan menjadi diri sendiri;
  • Sewaktu menasihati anak, hindari mengucapkan kata 'tukang bohong' ketika menjelaskan konsekuensi kalau dirinya berbohong. Ini malah akan meninggalkan rasa trauma dalam dirinya. Sebaliknya, bilang saja kalau Mama akan mengapresiasi keberanian anak dengan memujinya jika berkata jujur;
  • Dan yang nggak kalah penting, Mama juga harus menunjukkan sikap jujur agar si Kecil mau mencontoh. Misalnya, jangan malu untuk mengaku salah kepada anak kalau Mama memang berbuat kesilapan.

Mama sudah baca informasi mengenai 7 penyebab anak berbohong dan cara mengatasi anak berbohong. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest