8 Kanker Anak Terbanyak di Indonesia, Segera Deteksi Lebih Awal!

Kanker anak lebih sulit dicegah dibanding kanker pada orang dewasa

6 Februari 2023

8 Kanker Anak Terbanyak Indonesia, Segera Deteksi Lebih Awal
Pexels/Tara Winstead

Potensi mengalami kanker tidak hanya terdapat pada mereka yang sudah tumbuh besar, namun ancaman tersebut ternyata juga mengikuti anak-anak kita. 

Setiap harinya, terdapat lebih dari 1.000 orang anak mendapatkan diagnosis kanker di berbagai belahan dunia. Dari 400.000 anak terdiagnosa kanker setiap tahun, seluruhnya ada di kisaran usia 0-19 tahun. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. dr. Teny Tjitra Sari, SpA(K), MPH selaku Ketua Unit Kerja Koordinasi Hematologi Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Dalam sebuah kesempatan konferensi yang berlangsung melibatkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Sabtu (4/2/2023), banyak disajikan data-data dan studi ilmiah terkini mengenai penyakit kanker anak yang perlu Mama ketahui supaya lebih waspada dan bertindak cepat.

Untuk mengetahui lebih jauh informasi terbaru dan terpercaya seputar kanker anak, khususnya mengenai kanker anak terbanyak di Indonesia, mari simak rangkuman Popmama.com berikut ini, Ma!

1. Persebaran kanker anak di seluruh dunia

1. Persebaran kanker anak seluruh dunia
Pexels/Ave Calvar Martinez

Data terbaru dari World Health Organization dan Global Cancer Observatory menyebutkan terkait persentase masing-masing persebaran kanker anak dengan cakupan area benua sebagai segmentasinya. Hasilnya menunjukkan:

  • Eropa memiliki angka insidensi mencapai 26.467 atau 9,5%
  • Amerika dengan insidensi sebesar 45.244 atau 16,2%
  • Afrika mencapai insidensi setinggi 62.776 atau 22,5%
  • Australia dengan insidensi sejumlah 1.879 atau 0,7%
  • Asia, benua dengan insidensi tertinggi yang mencapai 143.053 jumlah kasus baru atau persentase sebesar 51,2%

Dari data tersebut, dapat kita simpulkan bahwa bahkan lebih dari setengah populasi penderita kanker anak secara global berada dalam kawasan Asia, termasuk di Indonesia. Menurut sebuah riset, dr. Teny juga menjelaskan bahwa persebaran kanker pada anak lebih banyak menyerang anak laki-laki dibanding anak perempuan. 

“Leukimia menjadi jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada anak.” jelas dr. Teny Tjitra Sari pada konferensi tersebut.

2. Data prevalensi kanker anak di Indonesia

2. Data prevalensi kanker anak Indonesia
Freepik/prostooleh

Berdasarkan penelitian epidemiologi di Indonesia, jenis kanker di Indonesia pun didominasi oleh leukimia sebagai keganasan yang paling sering dialami para penderita kanker dalam rentang usia anak-anak. 

Sebuah riset dengan objek penelitian menyelidiki 5 kanker anak dengan jumlah penderita terbanyak di Indonesia menampilkan hasil observasi sebagai berikut:

  • Leukimia limfoblastik dan leukimia myeloblastik.
  • Retinoblastoma atau kanker mata.
  • Osteosarkoma atau kanker tulang.
  • Limfoma maligna Non-hodgkin.
  • Nefroblastoma dan tumor ginjal nonepitel lainnya.

Editors' Pick

3. Gejala umum kanker anak

3. Gejala umum kanker anak
Freepik/pressfoto

Seperti penyakit lainnya, munculnya kanker pada diri anak dapat diamati dengan hadirnya gejala-gejala tertentu yang ternyata dapat diindikasi lebih awal oleh Mama. Gejala ini bersifat umum, tak spesifik merujuk ke kanker tertentu.

Menurut dr. Teny Tjitra Sari, inilah gejala umum penyakit kanker:

  • Penurunan berat badan yang terus menerus, tanpa penyebab yang jelas;
  • Nyeri kepala, baik disertai atau tidak disertai muntah;
  • Bengkak yang membesar dan nyeri jangka panjang pada sendi, punggung, kaki;
  • Benjolan di perut, kepala, leher, dada, panggul;
  • Munculnya memar, ruam, atau terjadi perdarahan yang berlebihan;
  • Infeksi yang menetap;
  • Mual dan/atau muntah yang berlangsung terus menerus dan tidak wajar; 
  • Selalu merasa lelah; 
  • Perubahan pada mata atau penglihatan secara tiba-tiba dan berlangsung lama;
  • Anak mengalami demam tanpa penyebab yang berulang dan konstan.

Jika Mama menemukan gejala tersebut, jangan sepelekan dan menunggu lama. Segeralah bertindak dengan memeriksakan kondisi anak kepada dokter!

4. Kanker pada anak yang paling sering terjadi di Indoensia

4. Kanker anak paling sering terjadi Indoensia
Pexels/Gustavo Fring

Tak hanya dapat diketahui dari gejala-gejala umum, berbagai jenis kanker akan menunjukkan ciri-ciri khusus yang dapat terlihat langsung melalui perubahan fisik tertentu pada anak.

Untuk mendeteksi lebih cepat dan spesifik, dr. Teny membagikan serangkaian informasi mengenai cara deteksi dini kanker anak:

Leukimia:

  • Anak terlihat pucat dan lemah namun bersikap lebih rewel;
  • Nafsu makan menurun;
  • Demam tanpa sebab;
  • Terjadi pembesaran hati, limpa, kelenjar;
  • Perdarahan, yaitu darah keluar dari pembuluh darah yang rusak secara berlebihan;
  • Nyeri tulang; dan
  • Skrotum membesar.

Retinoblastoma atau kanker mata:

  • Anak memiliki manik putih pada matanya, seperti mata kucing;
  • Mata juling;
  • Mata merah;
  • Pembesaran bola mata;
  • Peradangan jaringan bola mata; dan
  • Penglihatan buram. 

Osteosarkoma atau kanker tulang:

  • Nyeri tulang;
  • Pembengkakan, kemerahan, dan teraba hangat;
  • Patah tulang; dan
  • Gerak anak menjadi terbatas.

Limfoma:

  • Pembengkakan kelenjar;
  • Sesak nafas, demam, keringat malam-malam, lemah, lesu; dan
  • Nafsu makan turun sehingga membuat berat badan ikut menurun.

Neuroblastoma:

  • Mata terlihat menonjol;
  • Terjadi perdarahan di sekitar mata;
  • Nyeri tulang;
  • Gangguan pada kandung kemih serta usus; dan
  • Lumpuh.

Tumor otak:

  • Nyeri kepala hebat;
  • Mual dan muntah;
  • Kejang-kejang;
  • Lemas dan lesu;
  • Gerakan mata abnormal, mata terasa buram, berbayang, dan menunjukkan indikasi mata lemah; dan
  • Anak lebih mudah mengantuk.

Tumor wilms atau kanker ginjal:

  • Nyeri perut;
  • Perut membesar dengan ukuran yang tidak normal;
  • Buang air kecil disertai darah; dan
  • Anak mengalami infeksi sekaligus demam.

Kanker nasofaring:

  • Ditemukan tumor di antara hidung dan tenggorokan; dan
  • Umumnya terjadi di usia remaja.

5. Pencegahan kanker anak

5. Pencegahan kanker anak
Freepik

Mengetahui ancaman bahaya kanker, Mama pasti tidak ingin hal tersebut terjadi pada anak, bukan? Ditambah dengan potensi paling buruk yang mengikuti penyakit kanker, yaitu bisa menyebabkan kematian. 

Melakukan berbagai pencegahan adalah hal yang bisa Mama upayakan untuk melindungi anak.

“Berbeda dengan kanker pada orang dewasa, kanker anak tidak dapat dicegah karena anak cenderung menderita beberapa tipe kanker karena adanya perubahan gen yang diturunkan dari orangtua.” jelas dr. Teny.

Menjawab keresahan para orangtua, dr. Teny pun menurutkan bahwa walaupun faktanya demikian, pola hidup dan makan makanan sehat yang dibiasakan kepada anak-anak sedari dini mampu menurunkan potensi anak untuk terhindar dari berbagai jenis kanker yang timbul saat anak menginjak dewasa. 

6. Pengobatan kanker

6. Pengobatan kanker
Cancer.org

Berbagai studi ilmiah terus berkembang untuk menemukan berbagai cara mengatasi kanker di masa depan dengan lebih efektif. 

Untuk saat ini, cara mengobati penyakit kanker anak dapat ditempuh dengan 3 cara, yaitu dengan upaya-upaya seperti:

  1. Operasi, yaitu tindakan bedah medis yang berorientasi untuk mengangkat tumor.

  2. Kemoterapi, yaitu pengobatan untuk membunuh sel-sel kanker yang diberikan dengan cara ditelan atau disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah, otot, di bawah kulit, atau di ruang antara 2 tulang belakang.

  3. Radioterapi, bertujuan untuk merusak dan memusnahkan sel-sel kanker menggunakan metode terapi lokal dengan mengarahkan sinar berenergi tinggi hanya ke bagian tubuh yang didapati sel-sel kanker di dalamnya. Bagian tubuh pada anak akan diberikan tanda terlebih dahulu sebelum radioterapi dimulai, supaya dokter bisa lebih fokus untuk memancarkan sinar ke arah sana. 

Itulah, Ma, rangkuman informasi mengenai kanker anak terbanyak di Indonesia yang disampaikan secara langsung oleh Dr. dr. Teny Tjitra Sari, SpA(K), MPH selaku perwakilan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Semoga bermanfaat bagi Mama untuk lebih aware terhadap ancaman kesehatan anak di rumah. Jangan lupa untuk selalu terapkan pola hidup sehat pada anak, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest