Kelaparan Meningkat saat Pandemi, Orangtua Rela Tak Makan Demi Anak

37% orangtua di AS mengaku harus melewatkan makan agar bisa memberi makan anak-anak mereka

21 Desember 2020

Kelaparan Meningkat saat Pandemi, Orangtua Rela Tak Makan Demi Anak
Worldvision.org.nz

Di tengah pandemi yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan, banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan lantaran terkena dampak adanya pandemi Covid-19. Hal ini tentu berdampak pula pada kondisi pangan masyarakat berbagai dunia.

Meningkatknya jumlah kelaparan akibat pandemi Covid-19 membuat sejumlah negara mendesak adanya penguatan sistem pangan. Pemerintah diharapkan agar terus memproduksi dan mendistribusikan makanan guna membantu menghidupi kehidupan yang berdampak akibat pandemi ini.

Dilansir dari Allrecipes.com, survey yang dilakukan oleh Two Good Yogurt pada 2000 orang Amerika di bulan Oktober menunjukkan bahwa tahun 2020 menjadi masa terberat dalam permasalahan pangan.

Adanya krisis pangan yang terjadi akibat pandemi, membuat banyak orangtua rela menahan rasa lapar demi tetap memberikan makanan yang layak dan cukup kepada anak-anak mereka. 

Berikut informasi lengkapnya yang telah Popmama.com rangkum berdasarkan informasi yang dilansir dari Allrecipes.com.

1. Banyak orangtua melewatkan makan demi anaknya

1. Banyak orangtua melewatkan makan demi anaknya
Bellamysorganic.com.au

Dari data yang didapat Two Good, terdapat data memilukan yang membuat banyak orang merasa tersentuh sekaligus merasa harus banyak bersyukur.

Sebanyak 37% masyarakat di Amerika dilaporkan sering melewatkan makan atau menahan rasa lapar mereka agar tetap memastikan anak-anaknya mendapat asupan yang bisa dimakan.

Selain itu, kira-kira setengah dari mereka yang disurvei mengaku tak memiliki cukup uang untuk membeli makanan. Tercatat 35% juga mengatakan bahwa mereka bahkan dimana mencari makan selanjutnya.

2. Covid-19 membuat tingginya krisis pangan

2. Covid-19 membuat tinggi krisis pangan
Unsplash/CDC

Menurut data dari survei OnePoll, empat dari sepuluh responden mengatakan bahwa Covid-19 menjadi kondisi yang menandai pertama kalinya mereka mengalami tingkat krisis pangan. 

79% dari mereka menyebutkan bahwa mereka berjuang demi mendapatkan berbagai bantuan di amsa yang sulit ini. Tak hanya itu, mereka menyebutkan adanya kesenjangan antara jumlah bantuan yang mereka butuhkan dengan bantuan yang disediakan.

3. Banyak yang tak menyadari krisis pangan

3. Banyak tak menyadari krisis pangan
Thespinoff.co.nz

Data juga menyebutkan, sebanyak 63% dari mereka yang pernah mengalami krisis pangan mengatakan bahwa mereka tidak menyadari sedang mengalaminya saat itu. Sebab situasinya sangat menyulitkan mereka untuk menerima bantuan.

Itulah mengapa pentingnya peran pemerintah yang adil dan tegas dalam membasmi krisis pangan dan ekonomi di tengah pandemi yang masih berlangsung. Terlebih dalam menunjang kecukupan gizi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Namun, kondisi yang sulit di tengah pandemi ini justru membuat banyak orangtua diberbagai negara harus rela menahan rasa lapar demi memberikan makanan yang layak pada buah hati mereka. Sebab sudah semestinya anak-anak mendapat asupan gizi yang layak sesuai dengan usia perkembangannya.

Dari informasi di atas, semoga bisa membuat kita untuk selalu bersyukur karena masih bisa mendapat kecukupan pangan. Semoga kita juga bisa saling membantu dalam memberantas kasus kelaparan di tengah pendemi ini ya, Ma.

Tetap semangat dan sehat selalu ya untuk Mama serta keluarga di rumah! 

Baca juga:

The Latest