Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
 Freepik/wirestock
Freepik/wirestock

Kini, setiap negara sudah mulai mampu mengendalikan kasus Covid-19, termasuk Indonesia. Para stakeholder berjibaku melakukan berbagai cara guna menangani masalah penyakit yang berasal dari China itu.  Meskipun begitu, masyarakat diminta supaya tidak abai dan tetap menaati protokol kesehatan serta menjaga kebersihan.

Kasus positif maupun angka kematian akibat Covid-19 memang sudah menurun. Tetapi, para pemerhati kesehatan mengungkapkan bahwa corona virus masih ada bersama kita.

Artinya, Mama, Papa dan anak masih berpotensi terjangkit penyakit menular ini. Pasalnya, SARS-CoV-2 ini terus bermutasi sehingga menyulitkan sistem kekebalan tubuh untuk mendeteksinya.

Tahukah Mama bila Covid-19 bisa menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya? Beberapa komplikasi yang paling sering terjadi akibat terserang Covid-19 antara lain Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), syok septik, rabdomiolisis, dan acute limb ischemia. Sedangkan pada anak-anak, yakni Multisystem Inflammatory Syndrome Children atau MIS-C.

Dikutip dari Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, MIS-C adalah suatu kondisi peradangan pada bagian tubuh si Kecil, seperti di bagian otak, pembuluh darah, jantung, paru-paru, ginjal, kulit, mata, dan saluran pencernaan.

Keadaan si Kecil ini mesti Mama dan Papa waspadai. Pasalnya, anak yang mengidap Covid-19 mempunyai risiko yang besar untuk menularkan ke orang lain. Selain itu, MIS-C pada si Kecil mampu membuat kesehatannya semakin memburuk.

Berdasarkan riset National Institutes of Health, para peneliti menemukan cara mendiagnosis dan pengobatan baru MIS-C pada anak. Berikut Popmama.com sampaikan penjelasan mengenai informasi tersebut.

Pola Biomarker MIS-C pada Anak dengan Menyusun RNA, DNA, dan Plasma

Freepik

Biomarker adalah respons biologis dari suatu organisme terhadap bahan pencemar atau tekanan lingkungan. Biomarker kerap disebut juga sebagai penanda biologis yang membantu membaca kondisi tubuh seseorang. Dengan begitu, dokter dapat lebih mudah menentukan perawatan yang terbaik guna membantu kesembuhannya.

Penelitian yang diinisiasi oleh National Institutes of Health ini menemukan pola biomarker pada anak-anak dengan MIS-C. Dengan bantuan artificial intelligence, para ahli menemukan pola biomarker MIS-C pada anak, yaitu mengurutkan molekul RNA darah, plasma dan DNA plasma.

Cara tersebut akan menunjukkan kerusakan pada beberapa organ, lapisan pembuluh darah, hingga sistem saraf. Umumnya, MIS-C terjadi dua hingga enam minggu setelah terinfeksi SARS-CoV-2. Imbasnya mengakibatkan peradangan pada jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, dan saluran pencernaan.

Biomarker MIS-C Dipercaya Mampu Membantu Dokter Bedakan MIS-C dengan Kondisi Sejenis

Hasil tersebut diperoleh dari menganalisis 416 sampel darah dari 237 pasien anak. Riset yang diketuai oleh Charles Y. Chiu, MD, dari University of California ini memungkinkan membedakan antara pasien dengan MIS-C dan COVID-19.

Charles juga percaya bahwa hasil temuan ini dapat mengarah pada pengembangan tes yang memungkinkan dokter membedakan antara MIS-C dan kondisi sejenis, seperti penyakit Kawasaki, syok septik, dan COVID-19 parah.

Bahkan pola biomarker ini juga bisa dikembangkan guna pengembangan pengobatan yang lebih tepat untuk penyakit MIS-C pada si Kecil.

Perbedaan MIS-C dengan Penyakit Kawasaki

Freepik/jcomp

Kondisi MIS-C pada si Kecil mempunyai kemiripan dengan penyakit Kawasaki. Mengutip World Health Organization, MIS-C pada anak dapat didiagnosis pada umur 0-19 tahun. Melansir Kementerian Kesehatan, pengidap MIS-C pada anak didominasi usia 3-12 tahun.

Dimana ditandai alami demam lebih dari tiga hari. Keadaan tersebut disertai dua gejala penyerta dan adanya peningkatan penanda inflamasi, seperti LED, CRP, dan prokalsitonin. MIS-C bukan penyakit menular dan sangat berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh si Kecil.

Sedangkan, penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang menyerang pembuluh darah anak atau dikenal sebagai vaskulitis. Masalah kesehatan ini dapat mengakibatkan peradangan pada pembuluh darah. Baik pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah berukuran sedang.

Biasanya, penyakit Kawasaki menjangkiti anak-anak usia balita atau di bawah lima tahun. Mayoritas pasien mengalami gangguan arteri koroner, yakni pembuluh darah yang berfungsi membawa oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Para ahli kesehatan mencurigai penyakit Kawasaki disebabkan oleh faktor genetik (keturunan). Namun, hingga kini belum diketahui sepenuhnya.

Gejala MIS-C pada Anak yang Perlu Mama Tahu

Freepik

MIS-C pada anak baru akan membaik ketika sudah mendapat penanganan medis dari dokter atau pelayanan kesehatan sejenisnya. Dimulai dengan keluhan umum adalah demam. Selain itu, berikut gejala-gejala yang menunjukkan si Kecil mengalami MIS-C pasca terinfeksi Covid-19.

  • Detak jantung melemah.
  • Kulit tampak berwarna kemerahan.
  • Anak mengalami sesak napas.
  • Otak yang tidak mampu bekerja dengan maksimal.
  • Terjadi diare atau muntah karena masalah pada saluran pencernaan.
  • Berkurangnya produksi urine.
  • Mata terlihat kemerahan.

Gejala serius MIS-C pada anak:

  • Anak mengalami kesulitan bernapas.
  • Dada terasa sesak dan nyeri.
  • Terlihat mengantuk terus-menerus.
  • Sering merasa kebingungan.
  • Nyeri perut yang hebat.
  • Area kuku, bibir, dan kulit terlihat pucat atau kebiruan.

Bedakan dengan Tanda-Tanda si Kecil Mengidap Penyakit Kawasaki

Freepik

Masalah kesehatan anak yang menyerang bagian pembuluh darah arteri ini diawali dengan demam lebih dari 39 derajat Celcius. Kondisi ini berlangsung lebih dari lima hari. Selama demam, akan muncul tanda-tanda berikut ini:

  • Kemerahan di beberapa area tubuh
  • Kemerahan di area genital
  • Perbeseran kelenjar limfa pada anak
  • Mata merah disertai cairan kental
  • Bibir tampak merah, kering dan bengkak
  • Lidah tampak bengkak
  • Tangan tampak kemerahan,, bengkak dan terkelupas
  • Nyeri perut
  • Diare
  • Anak tampak gelisah
  • Muntah
  • Nyeri pada sendi-sendi

Itulah ulasan mengenai pola biomarker MIS-C pada anak yang ditemukan oleh ahli kesehatan dari national Institutes of Health. Riset-riset yang dilakukan para peneliti tentu sangat membantu menemukan cara guna mengatasi masalah kesehatan. 

Editorial Team