Penelitian terbaru dari the South East Asian Nutrition Survey II Indonesia (SEANUTS II) menunjukkan bahwa sebagian besar anak Indonesia tidak memenuhi asupan zat besi yang direkomendasikan, di mana rata-rata konsumsi asupan zat besi anak Indonesia hanya 65,8% dari Angka Kebutuhan Gizi (AKG) yang disarankan.
Maka dari itu, Mama perlu memastikan si Kecil mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan zat besi, seperti makanan olah dari daging merah (daging sapi), ikan, ayam (telur dan daging), sayuran hijau, kacang dan biji-bijian, hingga susu yang tinggi zat besi.
"Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk melengkapinya dengan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan yang dilengkapi dengan Zat Besi dan Vitamin C. Konsumsi zat besi yang disertai dengan vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 2x lipat," jelas dr. Dian dalam acara media gathering bersama SGM.
Penting bagi Mama untuk mencegah si Kecil untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang menghambat proses penyerapan zat besi. Contohnya, seperti makanan yang mengandung asam fitat. Hal ini disebabkan karena fitat dapat mengikat zat besi dalam makanan, membentuk senyawa yang sulit diserap oleh tubuh. Akibatnya, meskipun makanan tersebut kaya akan zat besi, penyerapan zat besi menjadi terganggu. Untuk mengurangi dampak fitat, proses perendaman, fermentasi, atau pemanggangan pada biji-bijian dan kacang dapat membantu mengurangi kandungan fitat.
Polifenol, yang terdapat dalam teh, kopi, cokelat, dan beberapa sayuran, serta tanin yang ada pada teh, dapat menghalangi penyerapan zat besi non-hem (zat besi yang berasal dari sumber nabati). Tanin dan polifenol ini bekerja dengan cara mengikat zat besi dalam saluran pencernaan, membuatnya tidak bisa diserap dengan baik oleh tubuh.
Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari konsumsi teh atau kopi bersamaan dengan makanan yang kaya zat besi. Sebaiknya beri jarak waktu sekitar satu jam antara konsumsi makanan kaya zat besi dan minuman yang mengandung polifenol atau tanin.
Itulah informasi mengenai pentingnya zat besi pada anak yang bisa jadi referensi Mama dalam memantau perkembangan hingga makanan yang dikonsumi oleh si Kecil. Jangan sepelekan hal ini ya, Ma!