Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik
Freepik

Tuna grahita atau yang masyarakat umum sering sebut sebagai keterbelakangan mental, merupakan kondisi di mana seorang anak memiliki kemampuan intelektuan yang di bawah rata-rata.

Kondisi ini terjadi karena otak yang tidak berkembang dengan benar atau mengalami cedera yang membuat otak tidak dapat berfungsi dengan benar. Anak yang menderita tuna grahita dapat mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan atau memiliki IQ yang rendah.

Kondisi disabilitas intelektual ini dapat terjadi pada anak di bawah usia 18 tahun. Baik anak laki-laki dan perempuan memiliki risiko terkena disabilitas intelektual yang gejalanya dapat didiagnosis sejak dini.

Berikut ini Popmama.com akan membahas informasi selengkapnya di bawah ini, yuk simak Ma!

1. Tuna grahita adalah kondisi disabilitas di mana anak memiliki keterbatasan dalam fungsi intelektualnya

Verywellfamily.com

Tuna grahita merupakan kondisi disabilitas di mana penderita memiliki keterbatasan dalam fungsi intelektualnya, yang meliputi kecerdasan penalaran, pembelajaran, keterampilan kognitif, dan penyelesaian masalah.

Pengertian tuna grahita atau yang disebut sebagai keterbelakangan mental juga ditandai dengan kecerdasan mental anak yang di bawah rata-rata, yang meliputi berbagai keterampilan sosial, berkomunikasi, perawatan diri, dan kegiatan praktis sehari-hari.

Kondisi disabilitas intelektual ini dapat terjadi pada anak di bawah usia 18 tahun, dan bahkan dapat didiagnosis sebelum kelahiran. Anak dengan kondisi ini mengakibatkan mereka memiliki keterbatasan yang membuat sulit belajar serta berkembang lebih lambat dari anak-anak seusianya.

2. Dua kriteria yang dimiliki oleh anak dengan disabilitas intelektual

Freepik

Tuna grahita adalah kasus disabilitas intelektual yang paling umum. Menurut American Assoiation of Intelectual and Developmental Disabillities, anak yang memiliki disabilitas intelektual memiliki dua kriteria seperti berikut:

Fungsi intelektual: Memiliki IQ di bawah 70-75, sedangkan IQ normal adalah 91-110

Fungsi Adaptif: Memiliki keterbatasan yang signifikan dalam dua atau lebih pada bidang periilaku adaptif, yang meliputi keterampilan hidup, bersosialisasi, keterampilan komunikasi, perawatan diri, atau kemampuan bekerja.

Kondisi ini terjadi sekitar 1 persen dari seluruh populasi di dunia, dan 85 persen sisanya mengalami disabilitas intelektual ringan. Baik anak laki-laki dan perempuan memiliki risiko terkena disabilitas intelektual yang gejalanya dapat didiagnosis sejak dini.

3. Beberapa faktor yang menyebabkan anak menderita tuna grahita

Timeslive.co

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tuna grahita pada anak, yang dapat dikaitkan dengan sindrom genetik, paparan racun, pernah menderita penyakit serius, atau cedera di bagian kepala. Berikut adalah penyebab tuna grahita yang paling umum:

Kondisi genetik

Disabilitas intelektual pada anak dapat disebabkan oleh kondisi genetik, yang diturunkan oleh orangtua, meliputi genetika yang abnormal, kombinasi gen yang rusak, dan kasus genetika lainnya. Contoh sindrom genetika adalah Down Syndrome, Sindrom Fragile X, dan Phenylketonuria.

Komplikasi kehamilan

Disabilitas intelektual juga dapat terjadi karena janin yang tidak berkembang dengan baik di rahim. Faktor pemuciunya adalah apabila Mama mengonsumsi alkohol atau narkoba saat hamil, kurang gizi untuk Mama dan janin, atau terinfeksi virus rubella. Komplikasi tersebut mengakibatkan perkembangan otak janin yang terganggu.

Masalah kelahiran

Walaupun janin sehat saat di rahim, risiko bayi lahir terkena disabilitas intelektual dapat terjadi saat bayi kekurangan oksigen saat proses kelahiran, atau ketika bayi dilahirkan dengan kondisi yang sangat prematur.

Penyakit atau cedera serius

Tuna grahita juga dapat terjadi karena perkembangan dari penyakit serius, seperti meningitis, campak, batuk rejan, terpapar racun, tidak mendapatkan perawatan medis yang baik, atau gizi buruk yang ekstrim.

Penyebab belum diketahui

Pada dua per tiga kasus anak dengan disabilitas intelektual, penyebabnya belum diketahui. Bisa juga disebabkan karena saat Mama hamil mengonsumsi obat-obatan tanpa petunjuk dokter, sehingga efek samping obat membuat bayi memiliki infeksi otak yang serius dengan disabilitas intelektual.

Untuk mengetahui jelas penyebabnya dan cara mengatasi tunagrahita pada anak, Mama perlu diagnosis langsung dari dokter spesialis untuk mengukut seberapa jauh kemampuan intelektual pada anak.

4. Gejala atau ciri-ciri tuna grahita yang dapat dilihat sejak anak berusia balita atau memasuki usia sekolah

Freepik

Gejala atau ciri-ciri tuna grahita dapat dilihat sejak balita, atau bisa saja baru terlihat saat anak memasuki usia sekolah. Berikut ini adalah gejala atau ciri-ciri anak dengan disabilitas intelektual yang paling umum, yaitu:

  • Perkembangan bayi tergolong lambat, seperti berguling, duduk, merangkak, dan berjalan
  • Terlambat bicara
  • Lambar belajar untuk kemampuan diri sendiri, seperti aktivitas toilet, berpakaian, makan sendiri, dan lainnya
  • Sulit mengingat hal sederhana
  • Tidak dapat mengontrol emosi
  • Tidak memiliki kemampuan dalam penyelesaian masalah.
  • Cenderung mudah marah hingga meledak-ledak

Kondisi disabilitas mental yang sudah parah juga berpengaruh pada masalah kesehatan anak seperti kejang, gangguan motorik, masalah pendengaran dan penglihatan. Ciri-ciri lainnya adalah anak dengan disabilitas intelektual, adalah memiliki gangguan mood seperti kecemasan, autisme, dan lainnya.

Apabila Mama melihat gejala tuna grahita pada anak, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis, agar anak segera mendapatkan bantuan medis yang dibutuhkan.

5. Proses diagnosa dokter pada anak yang memiliki disabilitas intelektual

Freepik/katemangostar

Terdapat tiga langkah-langkah untuk mendiagnosis anak yang memiliki disabilitas intelektual, yaitu:

  • Melakukan observasi pada tingkah laku anak
  • Uji kecerdasan IQ dan perilaku adaptif
  • Wawancara dengan orangtua tentang perkembangan anak tersebut

Untuk memastikan kecerdasan intelektual, kognitif, dan perilaku adaptif anak, dokter spesialis akan menganalisa kondisi keterampilan anak, dengan membandingkannya dengan kondisi normal anak seusianya.

Seperti kemampuan berinteraksi, cara berkomunikasi, dan cara berperilaku. Jika anak memiliki benurunan dalan IQ atau perilaku adaptifnya, maka anak tergolong anak dengan disabilitas intelektual. Jika disebabkan oleh genetik, akan didiagnosa dengan tes darah, tes urin, atau tes struktural di otak.

Jika dirasa anak terlambat berkembang, dokter akan memeriksa apabila ada gangguan pendengaran atau gangguan neurologis. Setelah didiagnosis, dokter akan memberikan saran perawatan yang terbaik sesuai kondisi anak agar tetap berkembang dan belajar seperti anak seusianya.

6. Beberapa keterampilan hidup yang wajib Mama ajarkan pada anak tuna grahita

Freepik

Anak dengan kondisi tuna grahita, harus mendapatkan pendidikan khusus dengan cara pendekatan yang berbeda. Selain di sekolah khusus, Mama juga wajib mengajarkan anak beberapa keterampilan hidup, seperti:

  • Cara merawat diri, seperti menggunakan toilet, cara makan yang baik, cara berpakaian, memakai sepatu, merapikan barang-barang, dan lainnya.
  • Keterampilan emosional seperti cara berkomunikasi, berinteraksi, bersosialisasi, dan mengelola emosi.
  • Serta keterampilan khusus seperti bermain musik, olahraga, memasak, berkebun, atau hobi lainnya agar anak dapat berkembang.

Tujuan utama perawatan anak tuna grahita adalah agar anak tetap dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki secara maksimal. Selain itu, Mama juga bisa melakukan pilihan terapi yang sesuai dengan kondisi fisik dan mental anak.

7. Perlu diberikan perhatian khusus, berikut tips dalam merawat anak dengan tuna grahita

Freepik/Rawpixel-com

Anak dengan tuna grahita perlu diberikan perhatian khusus, berikut adalah beberapa tips untuk Mama dalam merawat anak tuna grahita, yaitu:

  • Pelajari dan memahami disabilitas yang anak alami
  • Ajari anak tentang kemandirian dan tanggung jawab
  • Berkomunikasi dengan orangtua lain yang memiliki anak tuna grahita, untuk membagikan pengalaman dan saran
  • Lakukan kegiatan sosial, rekreasi, olahraga yang dapat mendukung keterampilan anak.
  • Serta berikan perhatian, kasih sayang, dan perawatan khusus.

Anak dengan tuna grahita tetap dapat belajar banyak hal seperti anak-anak normal lainnya, mereka pun juga memiliki masa depan yang baik. Namun, hanya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dengan cara yang berbeda juga dari anak-anak lainnya.

Itulah penjelasan penyebab dan gejala tuna grahita pada anak. Semoga Mama bisa lebih memahaminya sejak dini.

Editorial Team