Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
anak susah makan
Freepik.com

Penurunan nafsu makan si Kecil memang sering kali menjadi hal yang membuat orangtua khawatir dan stres. Tak jarang orangtua harus memutar otak agar asupan nutrisi anaknya tetap terjaga dengan baik. Bukan begitu, Ma?

Penurunan nafsu makan anak ini sebenarnya juga bisa dipengaruhi oleh berbagai fakto. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), biasanya kondisi ini dipengaruhi mulai dari kondisi kesehatan hingga perubahan psikologis.

Masalah nafsu makan pada anak sendiri umum terjadi pada anak usia 1 hingga 5 tahun, namun bisa berlanjut hingga usia sekolah jika tidak ditangani dengan baik.

Nah, kalau nafsu makan si Kecil mulai menurun, jangan panik dulu ya, Ma. Berikut Popmama.com rangkumkan apa saja penyebabnya dan cara tepat mengatasinya agar anak kembali lahap makan.

1. Penyebab anak susah makan

Freepik.com

Sebelum mencari tahu lebih lanjut mengenai cara mengatasi anak yang mulai susah makan, yuk, ketahui dulu apa saja yang menyebabkan nafsu makan anak menurun.

Kondisi yang umum terjadi ketika anak tak mau makan adalah karena kesehatannya yang sedang terganggu, seperti infeksi flu atau radang tenggorokan yang membuatnya sulit makan, hingga gangguan pencernaan atau alergi yang mengurangi nafsu makan.

Selain itu, beberapa studi juga menyebutkan bahwa biasanya penyebab menurunnya nafsu makan juga terjadi pada tahap perkembangan sesuai usia. Anak usia 1-5 tahun sering mengalami fase pilih-pilih makanan (picky eating) karena pertumbuhan melambat dan mereka mulai mengembangkan preferensi rasa yang disuka atau tidak.

Penyebab menurunnya nafsu makan anak yang juga umum terjadi adalah karena anak terbiasa mengonsumsi camilan tidak sehat, seperti camilan tinggi gula atau susu berlebihan sebelum waktu makan. Mengutip dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, kondisi ini yang kemudian membuat anak kurang rasa lapar hingga tidak nafsu makan.

2. Risiko nafsu makan anak menurun jika tidak segera ditangani

Freepik/jcomp

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa anak yang mengalami kesulitan makan berisiko tinggi mengalami gizi kurang hingga gizi buruk, yang dapat berdampak langsung pada pertumbuhan fisik, perkembangan otak, hingga sistem kekebalan tubuh anak.

Nah, salah satu dampak paling serius dari anak yang susah makan adalah risiko stunting. Menurut data dari World Health Organization (WHO), stunting terjadi akibat kekurangan asupan gizi kronis dalam jangka waktu panjang.

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usianya dan berisiko mengalami penurunan fungsi kognitif. Selain itu, anak yang mengalami defisiensi nutrisi penting juga lebih rentan terhadap gangguan perilaku, seperti mudah marah, cemas, dan kesulitan tidur.

Studi yang dimuat dalam jurnal Pediatrics tahun 2022 juga menyebutkan bahwa pola makan yang buruk berhubungan dengan risiko depresi dan gangguan perilaku di kemudian hari.

Dari semua bahaya yang disebutkan yang terjadi pada anak usia balita, dampaknya justru dinilai paling terasa kepada para orangtua, khususnya Mama, yang harus mencari cara agar kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.

3. Berikan suplemen untuk meningkatkan nafsu makan

Dok. Paramorina

Mengatasi masalah nafsu makan pada anak tak cukup hanya dengan memaksa anak untuk makan. Perlu adanya pendekatan yang lebih efektif dengan menciptakan suasana makan yang menyenangkan dan bebas tekanan.

Mama bisa mengajak anak terlibat dalam proses menyiapkan makanan, seperti memilih sayuran atau membantu menghias piring, yang mana pendekatan ini dirasa lebih efektif dalam meningkatkan minat anak terhadap makanan.

Cara lain untuk mengatasi masalah tersebut adalah memberikan suplemen khusus. Salah satunya adalah Paramorina PE-D yang bisa dikonsumsi dari usia 6 bulan.

CEO Paramorina, Evy Kusumaningtyas menjelaskan bahwa pemberian suplemen bertujuan untuk membantu meningkatkan nafsu makan, memperbaiki pola makan, serta mendukung proses belajar berjalan pada anak.

Paramorina PE-D mengandung bahan-bahan alami yang dikenal memiliki manfaat bagi kesehatan anak. Antara lain temulawak, moringa, kunyit, jintan hitam dan sari kurma.

“Dengan tekstur cair yang tidak terlalu kental atau encer, sehingga memudahkan konsumsi oleh anak-anak,” lanjut Evy menambahkan.

4. Pastikan anak tetap aktif bergerak

Freepik/jcomp

Selain cara di atas, Mama juga perlu memastikan agar anak aktif bergerak dan memiliki jadwal makan yang teratur. Aktivitas fisik seperti bermain di luar atau olahraga ringan dapat membangkitkan rasa lapar secara alami agar anak mau lahap makan.

Batasi juga camilan tidak sehat di antara waktu makan utama. Jka memang anak tetap sulit makan dan hanya mau mengonsumsi camilan, coba perkenalkan variasi menu baru secara perlahan, karena kebosanan dengan makanan yang itu-itu saja juga bisa menjadi penyebab nafsu makan menurun, Ma.

Menghadapi penurunan nafsu makan anak memang bisa menjadi tantangan, tapi dengan kesabaran dan strategi yang tepat, Mama bisa membantu si Kecil kembali bersemangat saat waktu makan tiba.

Ingat, setiap anak memiliki fase tumbuh kembang yang berbeda, jadi hindari membandingkan dengan anak lain dan fokuslah pada pola makan yang sehat dan menyenangkan agar anak tetap lahap makan.

Namun, jika masalah susah makan si Kecil terus berlanjut atau disertai gejala lain, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak guna mendapatkan solusi terbaik. Semoga informasi ini bermanfaat dan si Kecil bisa kembali lahap menyantap makanannya ya, Mama!

Editorial Team