Anak-anak pasti akan tantrum sesekali, baik autis maupun tidak. Tapi pada anak dengan kondisi autis, tantrumnya bisa lebih sering dan sulit diatasi.
Namun, tantrum pada anak autis bukan tidak mungkin diatasi kok, Ma. Mama hanya perlu lebih sabar saja.
Juga jangan menyerah dan menuruti keinginannya begitu saja agar ia cepat berhenti bertingkah ya, Ma. Menyerah hanya akan membuatnya melakukan hal yang sama untuk mendapatkan sesuatu lagi di kemudian hari.
Cara-cara di bawah ini bisa Mama praktikkan untuk mengatasi anak mama yang sedang tantrum. Ada 3 cara yang bisa Mama lakukan.
- Kenali alasan anak tantrum
Untuk mengatasi anak yang tantrum, Mama perlu mengetahui penyebab tantrumnya terlebih dahulu. Penyebab tantrum pada anak autis setidaknya ada 4. Mama bisa kembali mengeceknya di atas.
Dengan mengetahui penyebabnya, Mama akan bisa mengetahui kebutuhan si Kecil dan merespons perilakunya dengan lebih tepat.
Misalnya, si Kecil ingin menonton Thomas and Friends, tapi ternyata TV-nya sudah duluan dinyalakan si Kakak untuk menonton Spongebob. Sekarang ia menangis sambil menendang dan menjerit.
Ketika si Kecil seperti itu, berarti ada yang ia inginkan. Mama bisa bilang padanya, "Nak, Mama lihat kamu ftrustrasi karena kamu nggak bisa menonton acara TV yang kamu mau. Kita bicarakan kalau kamu sudah tenang, ya."
Kemudian, Mama bisa pergi dan memberinya waktu untuk menenangkan diri. Setelah ia tenang, Mama bisa memberinya izin untuk menonton Thomas and Friends, tapi setelah acara Spongebob selesai.
- Memperkuat perilaku positif anak
Sebenarnya, anak-anak tidak selalu memberi respons negatif ketika mereka frustrasi, Ma. Mereka sering lho bertindak dengan tepat, bahkan ketika keinginannya ditolak atau tidak mendapat perhatian sebanyak yang mereka inginkan.
Nah, Mama bisa memperkuat perilaku positif si Kecil dengan memberinya penghargaan berupa pujian atau hadiah ketika momen seperti ini terjadi. Anak-anak suka pujian lho, Ma.
Bagi anak, mengenali dan memperkuat perilaku positifnya itu penting, Ma. Ajarkanlah si Kecil tentang perilaku seperti apa yang pantas dan diinginkan. Ini akan menjadi bekal untuknya di sekolah dan di mana pun ia berada nanti.
Dengan memperhatikan apa yang dilakukan si Kecil dengan baik, Mama membantunya memahami cara merespons dengan positif situasi-situasi yang membuatnya frustrasi di masa depan.
- Terus mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, biasanya tantrum terjadi karena anak tidak mampu mengekspresikan emosinya yang kuat melalui kata-kata. Untuk meminimalkan risiko si Kecil tantrum, Mama bisa membantunya berlatih cara mengomunikasikan perasaannya.
Mama bisa melakukan beberapa cara berikut untuk melatih si Kecil dalam mengomunikasikan perasaannya.
- Latih si Kecil untuk meminta sesuatu dengan cara yang tepat, baik secara lisan maupun dengan menggunakan sistem visual atau tulisan. Misalnya, menggunakan kartu bergambar dan sebagainya.
- Jelaskan sejelas mungkin tentang perilaku yang Mama harapkan darinya. Katakanlah, "Duduk ya kalau makan." Jangan katakan sesuatu yang terlalu luas untuk diartikan anak-anak seperti, "Bersikaplah yang baik di meja makan."
- Selalu siap sedia barang-barang yang dapat membantu si Kecil mengurangi rasa frustrasi terhadap pemicu sensorik. Ini sering menjadi penyebab anak autis tantrum, lho. Jika anak mama sensitif dengan kebisingan, Mama bisa selalu membawa headphone peredam kebisingan ketika pergi ke mana pun bersamanya.
Itulah penyebab tantrum pada anak autis dan cara mengatasinya, Ma. Tak dapat dipungkiri, mengatasi tantrum pada anak autis memang lebih sulit. Namun, dengan kesabaran, si Kecil pasti bisa belajar untuk berperilaku positif ketika merasa frustrasi.