Sebagian besar orang, termasuk para orangtua belum mengetahui bahwa cacing penyebab cacingan memiliki beberapa jenis. Jenis-jenis cacing tersebut dapat memunculkan gejala yang berbeda, begitu pula dengan cara penularannya.
Berikut adalah jenis-jenis cacing penyebab cacingan.
1. Cacing kremi
Cacing kremi merupakan jenis cacing yang sangat mudah ditemukan di tanah. Bentuk cacing kremi sangat kecil, halus dan berwarna putih, serta terlihat tidak berbahaya. Namun, cacing ini dapat menginfeksi anak-anak dan orang dewasa.
Ketika si Kecil bermain di tanah, hal tersebut memungkinkan telur cacing kremi menempel di kuku, sela-sela tangan, dan bagian tubuh lainnya. Jika si Kecil tidak mencuci tangan usai bermain, bahkan sebelum makan, telur cacing tersebut dapat tertelan secara tidak sadar.
Kemudian, cacing menetas dan akan hidup menempel di usus besar untuk menyerap nutrisi tubuh. Cacing kremi betina yang sudah dewasa akan menuju ke anus untuk menetaskan telur-telurnya dan menyebabkan rasa gatal di sekitar anus.
Saking kecilnya, telur cacing kremi mudah terbang dan terhirup oleh manusia lho, Ma.
2. Cacing gelang
Sama seperti cacing kremi, infeksi cacing gelang juga dapat terjadi apabila si Kecil mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi telur cacing gelang. Cacing ini memiliki ukuran cukup besar berkisar 10-35 cm.
Saat berada di dalam tubuh, telur cacing gelang akan menetas di usus dan menyebar menuju organ tubuh lain melalui pembuluh darah atau saluran getah bening hingga menyebabkan cacingan.
Umumnya, cacing ini tidak menunjukkan gejala spesifik. Namun, Mama bisa mengidentifikasinya melalui feses anak. Sebab biasanya, cacing akan ikut keluar bersama feses.
3. Cacing pita
Selain melalui daging yang kurang matang, cacing pita juga bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum yang telah terkontaminasi telur atau larva cacing pita, kemudian menyebabkan cacingan.
Jenis cacing ini cukup mengerikan karena bisa tumbuh di dalam tubuh manusia hingga berukuran 15 cm, menghasilkan banyak telur, dan hidup selama 30 tahun. Larva cacing pita dapat menyebar ke otak, otot, dan jaringan tubuh lain.
Sama seperti infeksi cacing gelang, infeksi cacing pita juga tidak menunjukkan gejala spesifik. Pada kasus yang sangat parah, jenis cacing ini bisa menyebabkan kerusakan jaringan dan organ tubuh.
4. Cacing tambang
Cacing tambang merupakan jenis cacing yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui pori-pori kulit. Kemudian, telur cacing tambang yang baru menetas ini akan masuk ke sirkulasi darah dan terbawa ke paru-paru atau tenggorokan.
Ketika pasien terbatuk, larva cacing akan keluar atau tertelan ke saluran pencernaan dan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam usus halus. Tidak hanya itu, jenis cacing ini dapat berpindah ke jantung dan paru-paru melalui aliran darah, Ma.
Cacing tambang ini dapat menginfeksi saluran pencernaan dan kulit, bahkan mengakibatkan cutaneous larva migrans. Hal tersebut dikarenakan darah dan nutrisi diserap oleh cacing-cacing tambang yang terus tumbuh dan berkembang biak.
Saat terinfeksi cacing tambang, anak bisa mengalami anemia (kurang darah) dan mengalami penurunan kecerdasan.
Oleh karena itu, Mama tidak boleh membiarkan si Kecil berjalan tanpa alas kaki di atas tanah atau media yang menjadi habitat larva cacing tambang.
5. Cacing trikinosis
Jenis cacing penyebab cacingan juga dapat ditemukan pada daging matang yang sudah dihinggapi larva cacing. Misalnya, daging babi, beruang, rubah, walrus, babi hutan, dan lain sebagainya.
Setelah masuk ke dalam tubuh, larva menempel pada usus manusia dan tumbuh menjadi dewasa. Setelah itu, larva akan berkembang biak dan berpindah dari usus ke otot atau jaringan tubuh yang lain.
Gejala yang ditimbulkan cacing ini bisa berbeda-beda tergantung stadium infeksi dan jumlah cacing dalam daging yang terkontaminasi. Bahkan, bisa jadi tidak mengalami gejala sama sekali.
6. Cacing pipih
Penyebab cacingan pada anak bisa terjadi karena infeksi cacing pipih. Cacing pipih dapat hidup di darah, usus, atau jaringan tubuh manusia.
Meski jeni cacing ini lebih banyak menginfeksi hewan daripada manusia, tetapi Mama juga perlu berhati-hati. Sebab, cacing pipih dapat ditemukan di sayuran mentah dan air.
Telur cacing pipih yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit dan masuk ke aliran darah, akan menetas dan berkembangbiak dalam kurun waktu beberapa minggu. Setelah tumbuh menjadi dewasa dan menghasilkan banyak telur, parasit ini akan menyebar ke organ-organ lain dalam tubuh, misalnya pembuluh darah sekitar usus dan kandung kemih.
Kemudian, cacing keluar dari tubuh manusia melalui buang air kecil dan besar.
Tidak semua orang merasakan gejala saat terinfeksi cacing pipih karena hal tersebut tergantung stadium infeksi. Akan tetapi, pada kasus yang parah infeksi cacing pipih bisa menyebabkan kerusakan hati atau gangguan paru-paru hingga meninggal dunia.