Fakta menunjukkan bahwa di Indonesia, kurang dari 10% sekolah dapat melayani anak-anak dengan disabilitas, termasuk penyandang down syndrome. Hal ini menyebabkan timbulnya stigma negatif di masyarakat. Dengan adanya akses yang memadai, seharusnya dapat menciptakan kesetaraan dan merubah persepsi masyarakat terhadap mereka.
Eliza Octavianti Rogi, Ketua Umum POTADS, menekankan pentingnya inklusivitas dan kesadaran, khususnya dalam mengubah pandangan negatif terhadap down syndrome. Pesan utama Hari Down Syndrome Sedunia tahun ini adalah "End The Stereotypes". Melalui playdate inklusif ini, masyarakat dapat lebih dekat dengan anak-anak down syndrome, sehingga membuka akses bagi interaksi langsung dan perlahan mengubah persepsi yang ada.
Itulah informasi tentang playdate inklusif dalam mendukung kesetaraan untuk semua anak. Kesetaraan setiap anak merupakan hal-hal yang sangat penting, termasuk untuk anak-anak penyandang down syndrome. Semoga acara playdate inklusif ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk membuat acara-acara serupa yang dapat mendukung kesetaraan semua anak.