4 Jenis Parenting Menurut Psikolog

Apakah style parenting Mama ada di daftar ini?

24 Mei 2023

4 Jenis Parenting Menurut Psikolog
Freepik/tirachardz

Parenting atau gaya pengasuhan merupakan salah satu hal yang sering dijadikan perbincangan di kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak orang yang percaya bahwa sifat dan tingkah laku anak banyak dipengaruhi dari gaya pengasuhan orangtua.

Tidak jarang banyak orangtua yang mendapat kritikan dari gaya asuh yang mereka jalankan karena tingkah laku anak mereka yang mengganggu di ruang publik. Namun pribadi anak tidak 100% dipengaruhi oleh gaya asuh atau parenting, lingkungan sekitar juga bisa mempengaruhi karakter seorang anak. 

Pada tahun 1960-an, seorang psikolog klinis dan perkembangan yang bernama Diana Baumrind mengemukakan jenis-jenis pola asuh anak berdasarkan permintaan orang tua dan respon orangtua kepada anak-anak mereka. Yuk Ma, simak 4 jenis parenting menurut psikolog di bawah ini yang telah dirangkum oleh Popmama.com.

1. Pola asuh otoriter

1. Pola asuh otoriter
Freepik/bearfotos

Pada jenis parenting ini, orangtua akan lebih banyak memerintah anak mereka untuk melakukan hal yang menurut mereka akan memberikan manfaat bagi anak-anaknya.

Pola asuh otoriter ini dikenal sebagai salah satu jenis parenting yang kurang baik bagi psikologis anak, karena anak tidak pernah diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka dan tidak bisa melakukan apa yang mereka sukai.

Biasanya orangtua yang menganut pola asuh otoriter ini memiliki harapan terlalu tinggi pada anak mereka, sehingga mereka akan melakukan segala hal agar keinginan mereka terwujud tanpa memikirkan perasaan si Anak.

Dilansir dari situs Parents (18/5/2023), menurut Universitas Negeri Michigan anak-anak dengan pola asuh otoriter bisa mengalami kesulitan seperti berikut ini:

  • Tidak bisa mengambil keputusan sendiri,
  • Pemberontak,
  • Tidak percaya diri,
  • Sulit untuk memahami karakter orang lain,
  • Sulit untuk mengontrol emosi mereka atau mudah marah, dan
  • Jika sudah parah, akan mengantarkan mereka ke kenalakan remaja serius.

Editors' Pick

2. Pola asuh permisif

2. Pola asuh permisif
Freepik/our-team

Kebalikan dari otoriter, pola asuh yang satu ini akan membentuk karakter anak sebagai anak yang menaruh kepercayaan kepada orangtua mereka tanpa terpaksa. Ini dikarenakan, orangtua menjalankan peran seperti seorang teman dibandingkan dengan sosok orangtua.

Pola asuh ini memiliki sisi positif karena mereka membuat anak mereka merasa bebas akan pilihan yang mereka inginkan, contohnya saat si Anak tidak mau makanan yang sudah disajikan, orangtua permisif akan berusaha untuk memenuhi keinginan si Anak. Atau contoh lain seperti membiarkan anak mereka mencoret-coret dinding, menumpahkan air, dan lainnya.

Walaupun pola asuh ini akan memberikan rasa nyaman bagi anak, terdapat sisi negatif yang bisa mempengaruhi karakteristik si Anak. Seperti sifat kurang bertanggung jawab, impulsif, merasa memegang kekuasaan atas segalanya, dan mementingkan diri sendiri.

Sifat-sifat itu muncul karena selama ini mereka tidak pernah dilarang oleh orangtua mereka, sehingga mereka memiliki pemikiran bahwa segala hal harus berjalan sesuai dengan kemauan mereka.

3. Pola asuh otoritatif

3. Pola asuh otoritatif
Freepik/pressfoto

Parenting style yang satu ini diklaim sebagai pola asuh 'standar emas' oleh Baumrind. Orangtua dalam pola asuh ini merupakan gabungan dari pola asuh otoriter dan permisif, dimana itu akan menghasilkan keseimbangan dalam mendidik dan mengasuh anak-anak mereka.

Pada pola asuh ini, orangtua memiliki harapan dan keinginan yang jelas bagi masa depan anak mereka. Namun harapan tersebut tidak menjadikan mereka memaksa kehendak si Anak, melainkan orangtua otoratif masih memberikan si Anak kesempatan untuk mengutarakan pendapat dan keinginan mereka.

Orangtua yang menerapkan parenting otoritatif mengasuh anak mereka dengan penuh kasih sayang dan kehangatan, namun mereka juga masih tau mana hal yang harus dibatasi bagi anak-anak mereka sehingga anak bisa belajar bertanggung jawab dan disiplin.

4. Pola asuh pengabaian atau tidak terlibat

4. Pola asuh pengabaian atau tidak terlibat
Freepik/jcomp

Pola asuh yang satu ini bukan merupakan dari jenis pola asuh yang disampaikan oleh Diana Baumrind, namun ditambahkan dalam daftar jenis parenting Baumrind oleh seorang peneliti yang bernama Eleanor Maccoby berdasarkan penelitiannya terhadap pola asuh beberapa orangtua.

Jenis parenting yang satu ini sangat jauh dari kata otoriter, permisif, ataupun otoritatif. Situasi ini dikarenakan pada jenis parenting yang satu ini, orangtua justru tidak memperhatikan si Anak dan tidak terlibat dalam perkembangan mereka. Biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti kondisi rumah tangga yang tidak baik, kedua orangtua yang sibuk bekerja, dan lainnya.

Orangtua yang tidak terlibat dalam kehidupan anak ini biasanya tidak memiliki harapan dan keinginan apapun kepada anak mereka, sehingga mereka tidak akan terlibat dalam hal-hal yang dijalani si Anak dalam kesehariannya.

Tentu saja ini akan memberikan dampak-dampak yang cukup serius seperti sifat anak yang suka memberontak, nakal, kurang empati dan emosional, bahkan hingga konsumsi zat-zat terlarang.

Itu dia Ma 4 jenis parenting menurut psikolog yang bisa mama kenali. Usahakan untuk terus memperhatikan si Anak selama masa pertumbuhannya tanpa membatasi opini dan hak-hak mereka ya, Ma!

Baca juga:

The Latest