Pernahkah Mama berpikir bahwa orangtua, khususnya ibu yang sering memarahi anak adalah 100% kesalahan anak? Sudah menjadi hal yang biasa jika anak dimarahi oleh Mama-nya dengan alasan bahwa si Kecil rewel dan tidak bisa diatur. Padahal, faktanya para Mama sering kali memarahi anak untuk meluapkan emosinya karena kurang didukung oleh pasangan.
Jika dibiarkan, lama kelamaan akan mengarah ke harsh parenting, yaitu pengasuhan yang melibatkan kekerasan verbal atau fisik, seperti berteriak, mengancam, mencubit, memukul dan mengabaikan anak dengan sengaja.
Jika Mama merasa tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari pasangan, hal itu dapat berdampak pada peningkatan stres dan menguras energi yang akhirnya memengaruhi gaya pengasuhan ke anak hingga cenderung menggunakan kekerasan.
Dalam Journal of Child and Family Studies berjudul A Multilevel Approach to Understanding the Determinants of Maternal Harsh Parenting: the Importance of Maternal Age and Perceived Partner Support, menjelaskan tentang pola asuh yang keras lebih sering terjadi pada ibu yang lebih muda karena mereka memiliki gejala yang lebih banyak, seperti depresi, kecemasan, mereka yang memiliki tingkat pendidikan rendah, dan ibu yang merasakan kurangnya dukungan dari pasangan.
Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Berikut ini Popmama.com sudah merangkum informasi seputar ibu yang kurang didukung pasangan cenderung bersikap kasar pada anak. Disimak ya!
