Dilansir dari .firstpsychology.co.uk, ada cara yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi kemarahan dan agresi pada anak, yaitu sebagai berikut:
Identifikasi pemicu
Perhatikan situasi yang dapat memicu si Kecil menjadi agresi, apakah karena mainannya rusak, kurangnya perhatian dari orangtua, atau hal lainya. Lalu coba cari cara terbaik untuk menghadapi situasi ini di masa depan.
Visualisasikan diri Mama dalam situasi menyelesaikan masalah dengan cara baru, misalnya memperbaiki mainan anak yang rusak atau memberikannya mainan baru.
Atau Mama juga bisa menjelaskan pada anak bahwa Mama bisa menemani anak pada jam-jam tertentu (jika Mama melakukan pekerjaan dari rumah) sehingga Mama lebih siap untuk menghadapi situasi ketika kemarahan dan agresi muncul.
Mundur selangkah
Menghindar dari situasi untuk membiarkan anak tenang terlebih dahulu. Gunakan waktu pendinginan ini untuk menilai situasi, cari tahu mengapa anak marah dan pikirkan bagaimana Mama bisa mengatasi masalah tanpa tersebut.
Setelah anak tenang, biarkan anak menceritakan bagaimana perasaannya, dan apa yang membuatnya marah. Ini bisa menjadi hasil yang sangat positif ketika Mama dapat mengajari anak bagaimana cara menunjukkan kemarahan yang tepat dibanding menjadi agresif.
Ajak anak berolahraga
Latihan fisik adalah cara tepat untuk melepaskan tenaga yang berlebih pada balita, jadi cobalah mengajak anak untuk berolahraga rutin agar ia bisa melepaskan kemarahan yang terpendam, ini dapat membuat jantung berdebar kencang dan akan membuatnya merasa jauh lebih santai setelahnya.
Selalu berkomunikasi dengan anak
Berbicara adalah cara yang baik untuk melepaskan frustrasi yang mungkin menumpuk dalam perasaan si Kecil. Selain itu, Mama mungkin bisa memberikan saran agar anak dapat menghadapi situasi.
Pastika anak selalu cukup tidur
Saat anak lelah, ia cenderung menjadi frustrasi, salah mengartikan situasi, dan kehilangan kesabaran. Mendapatkan jumlah tidur yang disarankan setiap malam dapat membantu meredakan kemarahan dan agresi.
Berlatih relaksasi
Bantu anak untuk melatih pernapasan dan teknik relaksasi setiap hari.
Nah itulah perbedaan kemarahaan dan agresi pada anak. Dalam mengevaluasi perilaku anak, cobalah untuk membedakan antara kemarahan dan agresi yang menunjukkan masalah emosional, agar anak dapat menjalani kehidupan sosial yang lebih baik.
Mama juga dapat mengambil meminta bantuan manajemen atau terapi kemarahan untuk evaluasi perilaku anak dari sumber kemarahan dan perasaan sekitarnya.