Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
9 Tanda Anak Minta Perhatian
Freepik

Anak yang masih dalam tahap mengembangkan kosakata seringkali kesulitan untuk mengekspresikan ungkapan seperti “aku mau lebih lama bersama Mama.”

Hal tersebut akhirnya diwujudkan dengan tindakan yang seringkali disebut dengan ‘caper’ atau cari perhatian.

Dilansir dari Novak Djokovic Foundation, tindakan mencari perhatian adalah bagian dari insting bertahan hidup anak.

Anak mama butuh untuk merasa disayang, dihargai dan terhubung dengan orangtua untuk mengembangkan rasa percaya diri dan tumbuh dengan optimal.

Para ahli juga menyatakan bahwa anak yang kurang mendapat perhatian responsif dalam pola asuhnya cenderung untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang haus perhatian.

Jadi, jika si Kecil menunjukkan tindakan caper yang mengganggu Mama, bisa jadi tindakan tersebut adalah cara si Anak untuk mengungkapkan “aku butuh Mama.”

Di artikel ini, Popmama.com telah merangkum 9 tanda anak minta perhatian. Agar Mama bisa menyikapi kebutuhan anak dengan tepat.

1. Bicara terus dan diulang-ulang

Freepik/stockking

Ketika si Kecil terus berbicara tanpa henti atau mengulang-ulang kalimat yang sama, hal tersebut bisa jadi tanda bahwa ia ingin memastikan Mama benar-benar mendengar dan memperhatikannya.

Anak yang belum mampu mengungkapkan kebutuhan emosionalnya secara kompleks, akan mengulang kata-kata mereka sebagai caramencari validasi.

Misalnya, si Kecil bisa terus-menerus memanggil “Mama, lihat!” meski Mama sudah menoleh. Meskipun terdengar mengganggu, hal ini merupakan cara anak memastikan dirinya diakui.

Pada situasi seperti ini, memberikan perhatian penuh beberapa menit, seperti kontak mata dan respons hangat, bisa membantu memenuhi kebutuhannya sehingga ia merasa cukup diperhatikan.

2. Membantah atau menantang

Freepik

Anak yang sering membantah atau sengaja menantang aturan kadang bukan semata-mata ingin melawan, melainkan ingin menguji batasan dan mencari perhatian Mama.

Bentuknya bisa berupa berkata “nggak mau” pada hampir semua instruksi, atau sengaja melakukan hal yang dilarang.

Perilaku ini bisa menjadi cara anak untuk memastikan apakah Mama benar-benar hadir dan peduli dengan apa yang ia lakukan.

Ketika menghadapi situasi ini, penting bagi Mama untuk tetap tenang, konsisten, dan tidak terbawa emosi.

Memberikan perhatian positif pada perilaku baiknya dan tetap menetapkan batasan yang jelas dapat membantu anak merasa diperhatikan tanpa harus menggunakan cara-cara negatif.

3. Melanggar aturan dengan sengaja

Freepik

Saat anak sengaja melanggar aturan seringkali penyebabnya bukanlah karena anak mama tidak tahu aturan, melainkan karena ingin menarik perhatian.

Seperti mewarnai dinding, mengambil barang tanpa izin, atau mengganggu adik/kakaknya.

Anak memahami bahwa dengan melanggar batas, ia akan mendapatkan respons dari Mama, bahkan jika berupa teguran.

Meski terlihat seperti kenakalan, sebenarnya hal tersebut adalah cara si Kecil mengomunikasikan kebutuhannya terhadap interaksi.

Jika anak kerap melanggar aturan, daripada hanya menghukum, cobalah berikan perhatian positif ketika ia melakukan sesuatu yang benar.

Memberikan pujian atau waktu berkualitas saat si Kecil bersikap baik bisa mengurangi perilaku mencari perhatian dengan cara negatif.

4. Tidak mau ditinggal orangtua

Freepik

Anak yang menolak berpisah dari Mama sebenarnya sedang menunjukkan kebutuhan emosional untuk merasa aman dan terhubung. Misalnya dengan terus mengikuti ke mana pun orangtua pergi dan menangis saat Mama pamit pergi.

Sikap clingy ini umum terjadi, terutama pada anak yang masih belajar tentang kemandirian. Namun, jika si Kecil tampak sangat rewel saat Mama pergi sebentar saja, bisa jadi ini cara dia meminta lebih banyak kehadiran orangtua.

Memberikan waktu khusus untuk bermain bersama, bahkan hanya 15–30 menit sehari tanpa gangguan gadget atau interupsi lain dapat membantu mengisi tangki emosionalnya.

Secara perlahan, si Kecil akan merasa lebih aman dan mampu menghabiskan waktu tanpa selalu menempel pada Mama.

5. Minta bermain terus

Freepik

Jika si Kecil terus-menerus mengajak bermain, bahkan ketika Mama sedang sibuk, itu menunjukkan bahwa ia ingin berinteraksi lebih banyak.

Bagi anak, bermain adalah bahasa cinta sekaligus cara untuk merasa dekat dengan orangtuanya.

Mengabaikan ajakan ini secara terus-menerus bisa membuat anak mencari perhatian dengan cara lain yang mungkin lebih mengganggu.

Mama tidak perlu selalu menuruti permintaan bermain, tetapi bisa menjadwalkan waktu khusus untuk bermain bersama, misalnya 20 menit sebelum tidur atau setelah makan malam.

Saat bermain, berikan perhatian penuh tanpa distraksi, sehingga anak merasa benar-benar diperhatikan dan kebutuhan koneksi emosionalnya terpenuhi.

6. Overreacting

Freepik

Overreacting atau bereaksi berlebihan terhadap hal kecil adalah tanda bahwa anak sedang membutuhkan perhatian ekstra. Misalnya menangis keras hanya karena mainan jatuh.

Reaksi yang tampak dramatis dan mengganggu ini sebenarnya merupakan cara mereka mengomunikasikan bahwa ada kebutuhan emosional yang belum terpenuhi.

Anak mama belum sepenuhnya mampu mengatur emosi, sehingga mereka menggunakan cara yang paling efektif menurut mereka untuk mendapatkan respons dari orang dewasa.

Saat menghadapi ini, Mama bisa mengajarkan anak cara mengekspresikan perasaan dengan kata-kata, sambil tetap menunjukkan empati.

Memberi validasi terhadap emosi si Kecil dan mendampinginya sampai tenang akan membantu anak merasa dimengerti tanpa perlu terus-menerus bereaksi berlebihan.

7. Membanting barang

Freepik

Membanting barang adalah salah satu bentuk perilaku ekstrem yang dilakukan anak ketika merasa frustrasi atau ingin mendapatkan perhatian secepatnya.

Meskipun terlihat seperti amarah, tindakan ini seringkali merupakan sinyal bahwa anak tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan kebutuhannya secara tepat.

Daripada hanya menghukum, Mama bisa mencoba pahami pemicunya, bisa jadi si Kecil sedang merasa diabaikan, kesal, atau lelah.

Setelah itu, bantu si Kecil untuk mengenali emosinya lebih dalam dan ajarkan cara menyalurkannya, seperti dengan kata-kata atau aktivitas fisik yang lebih aman seperti meremas bantal.

Dengan perhatian yang tepat, anak bisa belajar bahwa ada cara lain yang lebih sehat untuk mengungkapkan perasaan daripada merusak barang.

8. Tidak mau tidur meskipun sudah mengantuk

Freepik/stockking

Anak yang menolak tidur padahal sudah terlihat lelah bisa jadi sedang berusaha memperpanjang waktu bersama Mama.

Penolakan ini sering muncul karena si Kecil merasa kehilangan momen kedekatan jika ia harus tidur lebih cepat.

Selain itu, hal ini juga bisa menjadi bentuk protes atau cara untuk mendapatkan interaksi tambahan. Mengubah rutinitas tidur menjadi waktu bonding, seperti membacakan cerita, atau berbicara ringan sebelum tidur, bisa membuat anak merasa diperhatikan.

Dengan demikian, si Kecil dapat lebih mudah menerima waktu tidur sebagai momen aman dan menyenangkan, bukan sebagai perpisahan dari orangtuanya.

9. Tantrum tanpa alasan yang jelas

Freepik

Tantrum sering dianggap sekadar ledakan emosi, tetapi sering kali ini adalah bentuk komunikasi nonverbal anak untuk mengatakan, “Aku butuh diperhatikan.”

Saat anak mengeluarkan tantrum tanpa alasan yang jelas, bisa jadi ia merasa lelah, bosan, atau terabaikan. Alih-alih hanya menenangkan secara fisik, coba luangkan waktu setelah tantrum mereda untuk berbicara dengan anak, mengakui perasaannya, dan memberikan pelukan hangat.

Dengan demikian, anak belajar bahwa kebutuhannya bisa dipenuhi tanpa perlu ledakan emosi yang ekstrem.

Itulah 9 tanda anak minta perhatian. Mulai lebih peka dengan tanda-tandanya, ya, Ma! Agar anak bisa tumbuh dengan kebutuhan emosional yang terpenuhi

Editorial Team