Usai kejadian tersebut, Kapolsek Margahayu, Kompol Agus Wahidin diketahui sempat mendatangkan INAFIS Polres Bandung, namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan penyelidikan.
"Keluarga keberatan untuk diambil gambar juga. Karena sudah menyatakan sebagai musibah. Takdir dari Allah dan menolak untuk diautopsi," jelasnya.
Hingga saat ini pernyataan musibah dari pihak keluarga masih terus diproses. Sementara terkait penyebab luka yang dialami korban, pihak Kapolsek mengaku tidak mengetahuinya karena pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi.
Kasatreskrim Polres Bandung, AKP Firman Taufik juga mengatakan berdasarkan pantauan CCTV, kejadian terjepitnya bocah di gerbang sekolah merupakan musibah.
"Hasil pantauan CCTV itu bukan menjadi sebuah kesalahan, tapi menjadi musibah," ujarnya.
Gerbang otomatis itu berada di antara PGRA dan MI serta bisa menghubungkan ke Mts. Gerbang berwarna krem tersebut memiliki tinggi sekitar tiga meter dan panjang sekitar empat meter.
Sedangkan tombol gerbang otomatis itu terletak di sekitar MTs dan MA. Dikabarkan gerbang tersebut baru dipasang pihak sekolah.
Sementara itu pihak Kementrian Agama Kabupaten Bandung kini tengah mencari informasi terkait kronologi kejadian tersebut.
"Kami cari informasi dulu, kami kan berjenjang infomasinya, kami ke Ketua Forumnya dulu (Forum PGRA Kabupaten Bandung). Kami cari kronologi dulu," ujar Humas Kementerian Agama Kabupaten Bandung Ahmad Suhaeri.