Buku anak berbeda dengan buku pada umumnya. Buku untuk anak biasanya memiliki jumlah kata yang terbatas, bahasa yang sederhana dan mudah dipahami sesuai dengan tingkat umurnya, serta makna yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu, ilustrasi dalam buku anak pun harus disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak, dengan warna yang tidak terlalu mencolok agar tidak menyebabkan overstimulasi, serta ilustrasi yang sederhana dan dapat mendukung cerita secara simultan. Karena itulah, membuat buku anak bukanlah hal yang mudah.
Terlebih lagi jika buku tersebut ditujukan sebagai bahan ajar. Tantangannya tentu jauh lebih kompleks. Oleh karena itu, karya salah satu anak bangsa berikut ini patut mendapat sorotan.
Waitatiri, mahasiswa program S2 di Harvard University yang berasal dari Jakarta, berhasil menciptakan sebuah buku anak berjudul The Missing Colors sebagai bagian dari tugas akhir untuk mata kuliah Education in Uncertainty.
Usahanya tidak hanya membuahkan hasil akademis, tetapi juga berdampak luas: buku ini kini digunakan sebagai model kurikulum K3 (Kindergarten to Grade 3) di Harvard dan telah diunggah di platform Harvard REACH agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar oleh pendidik di seluruh dunia.
Keren banget, ya, Ma! Di artikel ini, Popmama.com akan membahas lebih lanjut tentang sosok Waitatiri, penulis buku anak berbakat asal Indonesia. Yuk, simak ceritanya sampai selesai!
