5 Isi Hati Anak Pertama yang Perlu Mama Ketahui

Curhatan tulus dari hati

21 Desember 2019

5 Isi Hati Anak Pertama Perlu Mama Ketahui
Freepik/katemangostar

Memiliki anak lebih dari satu, tentu membuat Mama lebih repot, ya.

Terlebih, jika usia si Adik terbilang masih bayi yang tentu menyita lebih banyak perhatian.

Di situasi seperti ini, Mama pasti berharap anak sulung Mama bisa lebih mandiri, bijaksana, dewasa, pengertian, dan bisa menjadi contoh kakak yang baik.

“Kak, adiknya sedang rewel, nih. Kakak harus bisa mandiri, dong! Masa apa-apa minta tolong Mama terus, sih.”

Mungkin kalimat seperti itu sering terucap oleh Mama yang memiliki anak lebih dari 1 ya.

Wajar saja, mengurus 2 anak atau bahkan lebih memang tidak mudah, apalagi jika semuanya masih balita.

Berharap si Sulung bisa bersikap manis memang tidak salah, namun tidakkah Mama sadari kalau si Sulung juga masih anak-anak?

Bermain riang di dalam rumah (walau terkadang mengganggu tidur nyenyak adiknya) adalah hal normal yang dilakukan semua anak seusianya.

Tanpa Mama sadari, kalimat seperti di atas dapat membuat si Sulung sedih lho, Ma. Andai saja Mama bisa mengerti apa isi hati si Kakak, Mama pasti akan lebih menghargai pendapatnya.

Jika bisa ia ungkapkan, kira-kira hal apa saja ya yang ingin disampaikan si Sulung pada Mama? Ketaui isi hati si Sulung yuk, Ma.

1. Kakak juga boleh minta bantuan

1. Kakak juga boleh minta bantuan
Freepik/bearfotos

Memiliki beberapa adik, menjadikan kakak sosok yang harus siap siaga membantu adik-adiknya.

Mulai dari membantu mengambilkan popok, menjaganya tidur, hingga membantu adik belajar jika mereka sudah sekolah.

Kalau semua hal harus dibantu Kakak, lalu kepada siapa Kakak boleh meminta bantuan? Sedangkan setiap Kakak minta tolong ini dan itu, Mama langsung bilang, “Duh, Kakak kok enggak mandiri, ya.”

Kalau begitu jawaban Mama, pasti anak pertama Mama berharap seorang kakak juga boleh minta bantuan. Ingat, kemandirian pun ada tahapannya dan tidak tumbuh dengan sendirinya begitu saja lho, Ma.

Editors' Pick

2. Kakak juga boleh menangis

2. Kakak juga boleh menangis
Freepik/Jcomp

Ketika si Bayi menangis, Mama langsung menggendongnya, mendekapnya dengan erat, dan menenangkannya sampai bayi tertidur lagi.

Namun apa yang Mama lakukan jika si kakak menangis? “Katanya jagoan, jatuh sedikit saja kok nangis?” atau bahkan “Ssst! Jangan nangis dong kak, nanti adiknya bangun.”

Perhatian Mama seperti terpusat pada si Adik, dan tiba-tiba status kakak berubah menjadi superhero yang harus selalu kuat dan pantang menangis.

Padahal seperti anak lain pada umumnya, kakak juga hanya anak-anak yang bisa menangis.

Jangan sampai sikap orangtua yang seperti ini menjadi awal mula terciptanya sibling rivalry lho, Ma.

3. Prestasi kakak-adik bukan kompetisi

3. Prestasi kakak-adik bukan kompetisi
Freepik

Kakak yang pertama lahir, pertama masuk sekolah, pertama ikut les matematika, dan banyak hal lainnya dibanding si adik (tentu saja).

Tak jarang ini membuat kakak menjadi contoh yang baik bagi adik-adiknya, sosok kakak yang dibanggakan dan jejaknya perlu diikuti.

Ketika performa si Adik tidak sebaik kakak, maka tak jarang orangtua mulai membanding-bandingkan prestasi kakak-adik ini. “Setelah ikut kursus, kakak bisa dapat peringkat 1 di kelas. Kenapa adik enggak bisa? Kan sudah ikut kursus juga.”

Tahukah Mama, pernyataan seperti itu tidak hanya membuat si Adik patah semangat, namun juga membuat si Sulung tidak nyaman.

Sikap seperti itu justru akan memicu sibling rivalry, dan membuat hidup mereka penuh kompetisi hanya demi mencuri kasih sayang Mama.

4. Kakak butuh diajari cara menghadapi si Adik

4. Kakak butuh diajari cara menghadapi si Adik
Freepik/bearfotos

Adik yang nakal, iseng, atau bahkan galak, sepertinya menjadi cobaan tersendiri untuk si Kakak.

Sekali-sekali adik menggoda kakak, dan kakak mungkin masih diam saja.

Ketika keisengan si Adik sudah kelewatan, kakak marah, dan justru si Adik yang menangis karena dimarahi kakak. Familiar dengan kejadian seperti ini?

Lucunya, banyak orangtua yang tidak mau tahu penyebab si adik menangis. “Kakak! Kamu apain adiknya sampai nangis gini? Dipukul ya?” Semoga Mama bukan salah satu dari orangtua yang seperti ini, ya.

Agar ini tidak terjadi terus menerus, sebaiknya Mama beri jurus pada si kakak dalam menghadapi keusilan si adik.

Mama tentu adalah sosok yang paling mengerti sikap dan sifat anak-anak Mama, maka bekali kakak juru-jurus jitu menghadapi adik.

“Kak, lain kali kalau diusilin adik, nasihati saja dia untuk tidak ganggu karena kakak sedang belajar. Nanti adik akan mengerti kok kalau dinasihati baik-baik sama kakak tersayangnya.”

5. Maaf, Ma! Kakak akan selalu melindungi adik

5. Maaf, Ma Kakak akan selalu melindungi adik
Freepik/pressfoto

Saking sayangnya dengan si adik, kakak akan selalu melindungi adiknya (walau itu artinya harus melindungi adik dari Mama yang sedang marah). 

Mama mungkin sering mengalami, ingin marah dengan si Adik, namun kakaknya justru aktif membela si Adik dari hadapan Mama.

“Mama enggak boleh marahin adik! Dia cuma salah sedikit aja, kenapa harus dimarahin?” tegas si Kakak dengan pose bela diri yang menggemaskan. Berita baiknya: sikap seperti ini membuat kakak-adik ini kompak.

Jauh di lubuk hati si Kakak, ia juga tidak ingin melawan Mama, namun ia hanya ingin menenangkan adiknya agar tidak takut, karena kakak akan selalu ada kala suka dan duka.

Semoga kini Mama bisa lebih mengerti isi hati si Sulung, ya.

The Latest