Buku termasuk salah satu sarana edukasi yang diberikan orangtua kepada anak-anak, namun tak jarang ada konten buku yang kurang sesuai dengan usia anak. Padahal paparan konten negatif yang bersumber pada buku dapat membuat pikiran anak menjadi rusak.
Di Indonesia terdapat beberapa kasus buku anak yang mengandung konten negatif. Pada tahun 2017, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendapat laporan dari masyarakat soal buku belajar membaca balita yang diduga memuat konten Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
Sebuah buku berjudul Balita Langsung Lancar Membaca dengan metode BSB (Bermain Sambil belajar) menjadi kontroversi saat itu.
Perhatian utama terhadap kasus buku ini terdapat pada kalimat bertuliskan, "Opa bisa jadi waria", "Fafa merasa dia wanita" dan "Ada waria suka wanita". KPAI bahkan sampai melayangkan surat kepada penerbit buku untuk hadir mengklarifikasikan permasalahan tersebut.
Selain itu, buku berjudul Aku Berani Tidur Sendiri - Aku Belajar Mengendalikan Diri sempat menjadi kontroversi di dunia maya pada tahun 2017 lalu. Di salah satu halaman dalam cerita buku ini seolah memperlihatkan ilustrasi seorang anak laki-laki melakukan aktivitas seksual.
Bahkan konten buku ini sempat viral karena isi kontennya sangat berbahaya saat dibaca oleh anak-anak.
Terkait permasalahan konten yang kurang mendidik di dalam buku anak-anak dan sebelum banyak kasus terulang kembali, kali ini Popmama.com telah merangkumnya beberapa tips yang bisa diterapkan orangtua agar lebih bijak memilih buku untuk anak-anaknya.
Demi perkembangan anak lebih baik, simak tipsnya agar lebih berhati-hati sebelum membeli buku tertentu!
