Pentingnya Mengenalkan Toleransi Keberagaman pada Generasi Alpha

Konsep keberagaman dapat diperkenalkan pada anak sejak dini dengan cara yang mudah

20 Oktober 2022

Penting Mengenalkan Toleransi Keberagaman Generasi Alpha
Unsplash/Ben Wicks

Setiap negara mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, bahkan pada setiap kota di negara tersebut. Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki beragam suku dan budaya dalam jumlah yang sangat banyak.

Sebagai warga Indonesia, mengetahui dan memahami adanya keberagaman menjadi hal penting. Dengan menyadari keberagaman yang ada di sekitarnya, maka sikap toleransi juga akan tumbuh di dalam diri.

Nah, konsep toleransi keberagaman ini perlu diperkenalkan kepada anak, terutama pada mereka yang berada di generasi alpha. Di usianya yang masih belia, anak perlu menyadari adanya keberagaman sebagai bagian dari dalam hidupnya.

Dalam acara Media Session yang diadakan Sampoerna Academy pada Rabu (19/10/2022), Alia MD Noh dan Anastasia Satriyo, M. Psi. membahas pentingnya toleransi keberagaman pada anak generasi alpha dalam rangka memperingati United Nation Day pada 24 Oktober mendatang.

Untuk mengetahui informasi selengkapnya, berikut Popmama.com telah merangkum terkait konsep toleransi keberagaman untuk generasi alpha yang perlu Mama kenalkan pada anak. Yuk, mari simak bersama!

1. Memahami karakter anak generasi alpha

1. Memahami karakter anak generasi alpha
Unsplash/Edi Libedinsky

Sebelum memperkenalkan konsep keberagaman dan toleransi kepada anak, Mama perlu mengetahui bagaimana karakter anak mama terlebih dahulu, khususnya jika anak termasuk dalam generasi alpha yang lahir dari tahun 2010 ke atas.

Menurut Anastasia Satriyo, M. Psi., seorang psikolog anak dan remaja sekaligus founder Relasi Diri, anak generasi alpha sudah dikelilingi dengan teknologi yang maju sejak lahir, sehingga membuat mereka lebih peka dan update tentang penggunaan teknologi, misalnya smartphone.

Akan tetapi, Anastasia juga menemukan fakta bahwa rata-rata anak generasi alpha kurang memiliki kemampuan bersosialisasi. Hal ini berdampak pada mereka yang terkadang sulit berinteraksi dengan teman seusianya atau orang lain.

Supaya kemampuan bersosialisasi pada anak kembali meningkat, maka harus diajarkan cara berinteraksi mulai dari keluarga dan teman sebayanya. “Kita penting untuk menyeimbangkan antara penggunaan teknologi untuk belajar anak-anak maupun dengan pengalaman langsung berinteraksi sosial dengan teman-teman seusianya,” jelas Anastasia.

Editors' Pick

2. Konsep keberagaman yang harus dikenalkan sejak dini

2. Konsep keberagaman harus dikenalkan sejak dini
Dok. Sampoerna Academy

Setelah memahami karakteristik dari anak generasi alpha, maka waktunya untuk memperkenalkan apa itu keberagaman pada mereka. Keberagaman berarti segala sesuatu yang berbeda jenis atau ragam.

Ternyata, konsep keberagaman ini penting untuk dikenalkan dan diajarkan kepada anak sejak dini, loh! Meskipun konsep ini sifatnya abstrak, tetapi ada berbagai cara agar anak dapat mengetahui keberagaman, tentunya dengan cara yang disesuaikan pada usianya.

Menurut Anastasia, otak anak bisa memahami sesuatu secara konkret melalui pengalaman langsung pada indra atau sensoriknya. Kalau untuk konsep keberagaman, maka bisa diperkenalkan melalui hal-hal yang bisa dilihat, dirasakan, disentuh, dan didengar oleh indra anak.

Alia MD Noh, selaku representatif dari Sampoerna Academy, menambahkan bahwa keberagaman dapat dikenalkan dengan cara yang relate dengan anak. Misalnya, bercerita dengan teman atau orang terdekat, membaca buku tentang budaya dan negara lain, mencoba makanan dari daerah yang berbeda, dan lain-lain.

3. Peran penting orangtua dalam mengajarkan keberagaman

3. Peran penting orangtua dalam mengajarkan keberagaman
Pexels/August de Richelieu

Menurut Alia, dalam memperkenalkan dan mengajarkan konsep keberagaman serta toleransi pada anak, orangtua dan guru di sekolah mempunyai peran yang sangat penting.

Hal serupa juga dinyatakan oleh Anastasia, yang mana anak di usia kecilnya mempelajari sesuatu melalui pengalaman dan hubungan sehingga orangtua berperan untuk membangun hubungan yang baik dan memberikan pengalaman nyata pada anaknya.

Maka itu, diperlukan pengaturan bersama antara orangtua dan anak dalam membantu pembelajaran konsep toleransi keberagaman. Menurut Anastasia, cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pengalaman dan hubungan yang hangat serta responsif.

Cara lain yang bisa diterapkan adalah menciptakan lingkungan yang terstruktur dan konsisten, karena rata-rata anak dapat lebih memahami sesuatu yang sifatnya berurutan dan terstruktur, serta mengajarkan kemampuan regulasi diri terutama pada emosi anak.

4. Toleransi keberagaman untuk mencegah aksi bullying

4. Toleransi keberagaman mencegah aksi bullying
Pexels/Mikhail Nilov

Keberagaman penting untuk diajarkan pada anak sejak kecil sebagai bentuk pencegahan aksi bullying. Hal ini diungkapkan oleh Anastasia, yang mana dengan mengenalkan konsep keberagaman kepada anak, maka aksi bullying dan diskriminasi pada anak bisa diminimalisir.

Alia juga mengutarakan bahwa wajar bagi setiap orang untuk menjadi berbeda. Adanya perbedaan ini seharusnya dapat mendorong sikap toleransi pada anak, bukannya malah melakukan bullying kepada satu sama lain.

“Semua hal itu balik lagi pada menciptakan kesadaran (awareness), menciptakan kesadaran bahwa tidak apa-apa bagi orang untuk menjadi berbeda, karena sebagai manusia kita semua terlahir di dunia ini dengan perbedaan,” tutur Alia.

5. Cara mengajarkan toleransi keberagaman pada anak

5. Cara mengajarkan toleransi keberagaman anak
Pexels/Karolina Grabowska

Usai memahami betapa pentingnya konsep keberagaman dan toleransi, saatnya bagi Mama untuk memperkenalkan dan mengajarkan konsep ini kepada anak mama.

Berikut beberapa cara untuk mengajarkan toleransi keberagaman kepada anak, khususnya generasi alpha, sebagai bentuk pencegahan aksi bullying dan diskriminasi menurut Alia dan Anastasia:

  • Menyampaikan konsep keberagaman dan toleransi melalui contoh mudah, misalnya dari mainan yang berbeda warna dan bentuk, saling berkenalan dengan menyebut asal kota atau daerah tempat tinggal, menyapa anggota keluarga setiap pagi, dan lain-lain.
  • Memberikan pengalaman terhadap sensorik anak, hal ini bisa dilakukan secara sederhana dengan mengajak anak melihat warna atau jenis pakaian yang berbeda, memasak bersama sambil mengenalkan beragam bahan makanan yang ada, dan lain sebagainya.
  • Membaca buku cerita sambil tanya jawab, selain dengan membacakan dongeng atau buku yang membahas budaya atau negara lain, Mama bisa menanyakan perasaan atau hal-hal lain yang berkaitan dengan isi cerita tersebut.
  • Menyadari bahwa bullying berasal dari emosi negatif, jika anak mama melakukan atau mengalami bullying dan diskriminasi bahkan dalam hal kecil, Mama dapat membantu anak untuk menenangkan diri serta menyadari kalau itu adalah bentuk emosi negatif yang ada dalam diri.

Itu dia informasi seputar konsep toleransi keberagaman untuk generasi alpha yang perlu diperkenalkan sejak anak masih dini.

Yuk, Ma, saatnya menanamkan toleransi keberagaman pada anak-anak!

Baca juga:

The Latest