Tantangan Industri Fashion agar Tetap Bertahan di Tengah Pandemi

Industri fashion lebih dari sekadar baju tertutup, tapi juga gaya hidup, Ma!

14 Desember 2021

Tantangan Industri Fashion agar Tetap Bertahan Tengah Pandemi
Pexels/Godisable Jacob

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang luar biasa untuk semua industri, salah satunya fashion. Di kondisi pandemi, banyak industri fashion dan para desainer tidak mampu mengatasi tantangan pandemi agar tetap bertahan. 

Sehingga tidak sedikit beberapa brand fashion merangkap bisnisnya ke bidang lain atau justru mengubah haluan seperti industri F&B, penyedia penunjang kesehatan (masker atau APD) dan masih banyak lagi. 

Beberapa juga mungkin memutuskan untuk gulung tikar alias menutup bisnisnya. Tentu pandemi menjadi tantangan terberat yang harus dihadapi. 

Itulah sebabnya #MARKAMARI sebagai salah satu anggregator modest fashion di Asia menggandeng Council of Modest Fashion untuk menggelar event Together(E)- International Virtual Modest Fashion Summit. 

Sebenarnya apa saja sih tantangan industri fashion di tengah pandemi ini? Apa yang dilakukan untuk dapat membangkitkan lagi industri tersebut? Untuk tahu jawabannya, yuk langsung simak rangkuman dari Popmama.com di bawah ini. 

1. Tantangan industri fashion agar tetap bertahan 

1. Tantangan industri fashion agar tetap bertahan 
Pexels/Cottonbro

Selama pandemi, tentunya tidak mungkin untuk mengadakan event secara online seperti yang sudah dilakukan sebelumnya. Kondisi tersebut pelan-pelan menjadikan industri fashion sekaan-akan tenggelam karena keterbatasan kondisi untuk melakukan acara offline

Beberapa pihak ternyata melihat kondisi tidak menguntungkan ini, oleh karenanya dibuatlah sebuah event virtual dalam bentuk 3D yang penuh dengan fashion show dan juga talkshow

Sebuah event yang pesertanya tidak perlu khawatir akan fee partisipasi karena semua diberika secara gratis. #MARKAMARI sebagai salah satu anggregator modest fashion di Asia menggandeng Council of Modest Fashion untuk menggelar event Together(E)- International Virtual Modest Fashion Summit.

Event non-profit ini bertujuan untuk mendukung brand dan desainer modest fashion untuk menghubungkan link yang terputus karena dampak pandemi agar tetap bisa terhubugn dan melakukan kolaborasi antar negara. 

Editors' Pick

2. Kolaborasi diharapkan dapat membantu pegiat usaha di Indonesia

2. Kolaborasi diharapkan dapat membantu pegiat usaha Indonesia
Pexels/freestocks.org

Berada di situasi yang sulit, tentunya tidak munafik sesama pelaku usaha membutuhkan bantuan untuk dapat bertahan, seperti kolaborasi brand. Nah, itu juga yang dibutuhkan untuk pelaku bisnis fashion. 

Kolaborasi yang dilakukan bisa secara online maupun offline. Kolaborasi semata-mata bukan hanya mendatangkan keuntungan untuk salah satu pihak, tapi juga untuk emmulihkan ekonomi Indonesia lewat indsutri fashion. 

Mengingat peran signifikan dari para pelaku UMKM terhadap PBD Indonesia cukup menakjubkan, yaitu sebesar lebih dari 60 persen. Untuk kolaborasi, saat ini sudah banyak platform e-commerce yang membantu para pegiat usaha UMKM. 

Salah satunya yaitu Tokopedia yang selalu berupaya untuk mendorong produk UMKM lokal menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. Itu juga yang menjadi alasann Tokopedia memutuskan berkolaborasi dengan Together(E). 

3. Kolaborasi pembayaran digital untuk memudahkan pembelian produk fashion selama pandemi

3. Kolaborasi pembayaran digital memudahkan pembelian produk fashion selama pandemi
Pexels/Karolina Grabowska

Mama yang memiliki hobi belanja online mungkin sudah tahu ya, Ma bahwa ada dompet digital atau e-wallet. Memudahkan transaksi tanpa harus keluar rumah dan sistem pembayaran yang mudah. 

Dalam membangkitkan lagi industri fashion, Layanan Syariah LinkAja ikut berpartisipasi sebagai wujud dukungan terhadap kreativitas generasi muda dalam mengembangkan industri fashion muslim di Indonesia. 

Dengan begitu, kolaborasi tersebut diharapkan dapat membantu memperkuat digitalisasi bisnis fashion lokal di kancah global. Dalam kolaborasinya, layanan ini tidak hanya sebagai sarana pembayaran untuk belanja fashion, tapi juga kebutuhan esensial lainnya. 

Misalnya saja Mama bisa gunakan untuk membayar zakat, infak, sedekah dan wakaf.  

4. Industri fashion lebih dari sekadar baju tertutup

4. Industri fashion lebih dari sekadar baju tertutup
Pexels/Estoymhrb

Mungkin Mama belum mengetahui bahwa industri fashion dibangun karena dukungan komunitas dan nilai-nilai kebaikan di dalamnya. Dalam arti bukan hanya menjual baju untuk dikenakan, namun terdapat beberapa nilai yang bisa diterapkan. 

Oleh karenanya, meskipun kondisi pandemi, industri fashion diharapkan tetap bisa bertahan. Modest fashion bisa dibilang gaya hidup yang percaya bahwa melalui fashion, kita bisa berbuat baik. 

Pihak-pihak yang ikut berperan dalam membantu industri fashion lewat acara virtual ini berharap modest fashion bisa dikenal secara luas karena saat kini sudah menjadi tren. Tetap membangkitkan kembali nilai-nilai yang ada pada modest fashion sehingga tidak melupakan identitas. 

Itulah tadi informasi mengenai tantangan yang dihadapi industri fashion di tengah pandemi. Semoga pandemi cepat selesai dan kita dapat menyaksikan event offline industri fashion lagi ya, Ma. 

Baca juga: 

The Latest